"Jika boleh menyesal maka aku sangat menyesal, tapi ku tahu sekedar menyesal takkan mengembalikan kondisi tubuhku." Arunika Senja
* * *
Kemoterapi merupakan pengobatan kanker dan tumor yang efektif menyelamatkan jutaan jiwa. Namun, dibalik itu kemoterapi juga memiliki efek samping yang beragam.
Efek kemoterapi bisa berbeda-beda pada setiap orang, termasuk tingkat keparahan nya. Efek samping ini muncul karena obat-obatan tersebut memiliki tidak memiliki kemampuan untuk membedakan sel kanker dan sel sehat.
Senja membuka matanya perlahan. Dia melihat langit-langit kamar yang terasa tak asing di matanya. Gadis itu menyapu seluruh ruangan dengan tatapan mata kosong, tak ada siapa-siapa selain dirinya dan suara air infus yang keluar lalu mengalir melalui aliran darahnya.
Gadis itu mengumpulkan nyawanya yang terasa menghilang. Sejenak dia gerakkan kakinya. Gadis itu tampak heran, kenapa sekarang kakinya tak lagi sakit.
"Apa aku sudah bisa jalan?!" serunya dengan wajah sumringah.
Gadis itu menyimak selimut yang menutupi tubuhnya. Lalu turun dengan pelan-pelan, tak lupa dia berpegangan pada tiang infuse sebagai penyangga.
"Aku bisa jalan!" Gadis itu menutup mulutnya tak percaya. Tanpa sadar air matanya menetes Karena bahagia.
Lalu dia melangkah pelan sembari menjadikan tiang infuse itu sebagai tongkatnya.
Senja terus melangkah dengan pelan dan hati-hati karena memang beberapa Minggu terakhir kakinya tiba-tiba saja seperti lumpuh dan mati rasa.
"Terima kasih, Tuhan," ungkapnya.
Senja berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci wajahnya. Selama tak bisa berjalan dia terus bergantung pada kakak dan ibunya. Sekarang, Senja ingin mandiri dan tak mau merepotkan orang lain.
"Semoga setelah ini aku bisa pulang," ucapnya penuh harap.
Gadis itu membeku di depan cermin, ketika melihat kondisi wajahnya.
"Lah, ini kenapa merah-merah?" Terdapat bintik-bintik merah di bagian area wajah. Senja menggaruk-garuk wajahnya yang terasa gatal hingga sedikit terkelupas karena kukunya yang sudah memajang.
"Aduh ini kenapa gatal sekali?!" Gadis itu panik dan terus menggaruk bagian wajah dan tangan, hingga aliran infuse di tangannya mengeluarkan darah. "Mataku kenapa? Kenapa seperti zombie?" Lagi-lagi dia panik melihat area matanya yang tampak membiru seperti terkena pukulan.
Tangis Senja pecah karena ketakutan saat melihat kondisi wajahnya yang menyeramkan. Gadis itu kembali terkejut ketika tak sengaja rambutnya berjatuhan di bahu baju pasien yang dia pakai.
"Aaaaaaaaa!"
Brak!
"Senja!"
Tampak Sam, Langit dan Bintang mendobrak pintu kamar mandi.
"Senja," panggil Sam.
"Kakak!" Air mata Senja berjatuhan.
"Ada apa?" tanya Sam, raut wajah pria tampan itu tampak cemas dan panik. Tadi tidak sengaja dia mendengar teriakan Senja dari arah kamar mandi.
"Kakak, kenapa wajah Senja seperti ini?"
"Senja!"
Sam merengkuh tubuh adiknya. Sementara darah keluar dari tangan Senja karena tanpa sadar dia mencabut jarum infusnya sendiri.
"Kakak wajah Senja..." Gadis itu menangis ketakutan. Wajahnya terlihat menyeramkan seperti zombie. Mata membengkak berwarna kebiruan dengan bintik-bintik merah di bagian wajah dan tangan serta rambut rontok yang mungkin sebentar lagi akan botak.
![](https://img.wattpad.com/cover/363421111-288-k442968.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Go From Away Mr. Cancer (END)
RomanceArunika Senja, gadis berusia 22 tahun. Dia salah satu karyawan di perusahaan produk kecantikan yang berharap memiliki kehidupan serupa teman-teman lainnya. Namun, sayang satu kenyataan meruntuhkan tembok pertahanan Senja, ketika dirinya divonis mend...