one

6.4K 315 4
                                    

a/n: lowercase till the end.

brak!

sunghoon membanting kuat seorang lelaki yang lebih tua darinya itu. semua siswa maupun siswi yang berlalu lalang hanya menatapnya sekilas, melihat si ketua osis ini berekspresi pasrah.

"balikin hape gue." pekik sunghoon tepat di depan muka seorang lee heeseung. lelaki itu kini hanya tersenyum tipis, kemudian hanya mengangkat kedua bahunya dengan wajah yang remeh.

"emang ada apanya sih? kok keliatannya takut banget kalo di cek? jangan-jangan lo nyimpen film biru ya?" ucap heeseung curiga.

"lo mau cek hape gue? itu privasi tolol, lo sebagai ketua osis juga harusnya ngerti, terlebih lagi lo itu kakel." sunghoon semakin emosi, sedari tadi wajah heeseung seolah mengundang untuk dipukul.

"yang cek bukan gue, tapi kepala sekolah. ya lo protes aja sana, gue kan cuma babunya."

brak!

tangan sunghoon memukul loker tepat di sebelah wajah heeseung. sunghoon tahu pasti lelaki itu tampak ketakutan setelah ia melakukan hal itu, sunghoon pun menyeringai.

"balikin ga?"

heeseung mengangkat dagunya sedikit. "emangnya kalo gak gue balikin, lo mau apain gue hah?"

"oh nantang?"

"udahlah males gue berurusan sama lo, kalo mau ambil hape lo ke kepsek aja sana. jangan sama gue." titah heeseung. lelaki itu menghempas lengan sunghoon yang sedari tadi mengunci pergerakannya.

kedua alis sunghoon bertaut, menatap heran pemuda yang tak ada tanggung jawab itu. lalu menendang loker di depannya itu dengan kuat, berulang kali mengumpati nama heeseung sekeras mungkin, masa bodoh ada guru yang mendengarnya.

lagipula, sunghoon juga sering masuk ruang bimbingan konseling hanya karena berbicara kotor, dan juga sering mencari masalah dengan sekolah lain, tentunya dengan teman-teman sekelasnya yang sama rusuhnya itu.

"liat aja lo, lee heeseung." gumam sunghoon.

setelah jam istirahat tiba, sunghoon pun langsung berkumpul dengan temannya di kantin seperti biasa. dengan sedikit kejailan menganggu orang-orang yang lewat disana.

"gue kesel anjing sama si ketos itu, masa iya hape gue gak dibalikin?" ucap sunghoon penuh emosi, tangan satunya digunakan untuk memukul meja di sebelahnya.

"lah gimana bisa hape lo ada sama dia?" tanya jake sambil menyangga kepalanya, menatap sunghoon dengan penuh rasa ingin tahu.

"alah si heeseung mah aslinya penakut kok, gampang aja, gak usah ambil pusing." sahut jay tiba-tiba.

sementara itu sunghoon dan juga jake menoleh secara bersamaan, keduanya saling bertatapan satu sama lain sekilas, kemudian beralih pada jay. penasaran dengan ucapannya barusan.

"maksud lo?" tanya sunghoon.

"lo gak ngerti apa maksud gue?" tanya jay balik.

sunghoon pun menggeleng sebagai jawaban.

"hajar aja, dijamin bakalan tunduk." cicit jay.

"duh ya jangan lah, anak orang anjir." sahut jake.

kini malah sunghoon yang bingung, antara ingin menuruti ucapan jay atau jake, dua pernyataan dari temannya itu seimbang.

"gue nurut lo, jay." ucap sunghoon memastikan pilihannya.

si pemilik ide pun hanya tertawa pelan, sedangkan jake hanya ikut-ikut setuju saja dengan pendapat teman-temannya ini. tak lama setelah itu, yang dibicarakan pun datang, kali ini si ketua osis itu berjalan sendirian.

"gue itung dulu ya baru lo kesana," jay menoleh ke samping, tapi orang yang ia ajak bicara itu sudah tidak ada di tempatnya. jake langsung mengarahkan dengan dagunya. "et dah si curut."

di sisi lain, sunghoon mulai menghampiri heeseung yang duduk di meja kantin sendirian, dengan nampan makanan di tangannya. dengan rasa tidak bersalah, sunghoon menendang apa yang dibawa oleh lelaki itu.

heeseung sangat terkejut, begitu juga dengan seluruh penjuru kantin, namun mereka sudah biasa dengan kelakuan sunghoon, jadi mereka hanya acuh-acuh saja.

"lo gak sopan banget." protes heeseung.

"oh gue gak sopan ya? yaudah sini ikut, biar gue bersihin." jawab sunghoon dengan entengnya lalu menarik kerah seragam heeseung kasar dan membawanya pergi dari sana.

jay dan juga jake terdiam melihat ulah temannya ini, mereka sedari tadi hanya menontoninya saja dan jay merasa jika pendapatnya salah.

"frontal banget itu bocah." ucap jake pelan.

"kalo si heeseung mati gegara sunghoon gimana anjir, itu anak kalo udah berantem bahaya, lo gak inget yang dia pernah ngehajar si ketos lama? yang sekarang masih sekarat di rumah sakit?" jelas jay panjang lebar.

jake berpikir sejenak. "ya gimana lagi, emang karakter anak itu kaku, susah dibilangin."

"biarin dah, bilang aja kita gak ikut-ikutan."

"semoga gak di gorok dah tuh si heeseung."

kakel ; hoonseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang