14. X Castle

30 4 0
                                    

Pertanyaan itu terlalu mendadak dan membuat Chorong tidak bisa membuka suaranya sedikit pun. Dia juga tidak ingin berkata jujur pada Luhan yang mungkin akan berusaha membuka ingatannya lagi mengenai banyak hal, termasuk kebohongannya pada lupa ingatannya ini. 

"Yang Mulia....... Bagaimana bisa kau membawa perasaanmu sejauh itu? Kau hanya seorang penyihir yang menjadi sandera di sini, bukan dijadikan istri layaknya kisah kerajaan romantis lainnya"

Wanita itu semakin enggan untuk memberikan tanggapan. 
"Keluarlah. Aku ingin beristirahat sekarang"

Luhan terdiam sejenak lalu tersenyum kecil dari tempatnya berdiri. 
"Apa kau berusaha menggoda Raja untuk mengambil alih kerajaan ini?"

"Apa?"

"Aku tidak tahu rencanamu yang sebenarnya, Yang Mulia. Tapi kurasa ingatanmu yang muncul tadi menjawab rasa khawatirmu pada Raja sekarang. Apa kau merasa telah dicintai juga olehnya? Perasaan Raja justru tidak akan berpengaruh apapun pada kekuasaannya"

"Aku sama sekali tidak melihatnya sebagai Raja, melainkan hanya sebagai sosok Suho suamiku"

"Jangan bercanda. Berhentilah untuk merubah sikapmu, Yang Mulia. Kau sama sekali tidak akan mendapatkan yang kau inginkan di sini"

Chorong terlihat kesal dan tidak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang. 

Saat itu juga muncul suara langkah kaki yang terburu-buru diikuti dengan suara panggilan terhadap Raja. Tidak berapa lama kemudian, pintu kamar sana terbuka lebar. Chorong dan Luhan sangat terkejut melihat siapa yang sudah datang mendekat itu. 

"Ya-yang Mulia...." Luhan segera memberikan rasa hormatnya kepada Suho. 

Sementara sang Raja langsung mengarah ke Chorong dan memberikan pelukan erat padanya. 
"Aku bermimpi buruk dan melihatmu mati di depanku"

"A-apa?" Wanita itu masih dalam keadaan terkejut. 

"Aku sangat takut saat tidak mendapati keberadaanmu di dekatku. Jangan menghilang secara tiba-tiba, Chorong. Aku tidak ingin kehilanganmu"

Sang Ratu tidak bisa berbuat apapun dalam dekapan suaminya. Pemandangan itu selalu mencuri perhatian para tenaga medis yang sempat mengikuti Raja tadi ke sana. Mereka sedikit tersenyum kepada satu sama lain karena merasa lega dengan kesadaran pemimpin kerajaan yang sudah kembali lagi. 

"Yang Mulia...." Kris datang dari arah pintu dan langsung masuk ke dalam. 
"Dengan segala hormat, kau harus kembali beristirahat, Yang Mulia" Dia langsung menundukkan pandangan setelah melihat apa yang sedang di lakukan oleh Suho di sana. 

Sang Raja menghela nafasnya beberapa kali dan terdengar jelas oleh Chorong. Dia pun melepaskan pelukan secara perlahan lalu menatap wajah sang istri yang sangat dirindukannya ini. Bahkan Suho harus menyentuh sebelah pipi Chorong tanpa memperdulikan orang-orang di sekitarnya. 

"Apa kau mengkhawatirkanku?"

Kedua mata pasangan kerajaan ini selalu bertemu. Chorong menganggukkan kepalanya pelan dan mulai tersenyum kecil sekarang. 
"Syukurlah kau bisa tersadar dengan cepat"

Suho ikut senang dan kembali memeluk Chorong di sana. 

"Apa yang terjadi?" Kris berbicara kepada Luhan tanpa membuka mulutnya sedikitpun. 

"Kurasa kau tidak akan bisa menggunakan Ratu lagi sebagai senjatamu, Kris. Mereka berdua sudah tidak terpisahkan sekarang" Luhan memberikan jawaban dengan cara yang sama. 

"Kau tidak tahu kalau aku sudah merubah rencana? Kau terlalu sibuk mendekati Ratu sampai tidak ingin mendengarkanku lagi. Kita akan menunggu kedatangan para pengkhianat itu ke sini dan meracuninya dengan anak panah yang kugunakan pada Raja kemarin. Dengan begitu, kita bisa mendapatkan kepercayaan Raja kembali dan akan dengan mudah mengambil alih kerajaan ini nantinya"

The Cruel King and The Beautiful WitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang