Lisa sedang berada di dalam sebuah taxi, dia sedang dalam perjalanan pulang dari rumah sakit, Lisa hanya menyandarkan kepalanya di kursi penumpang, menatap kosong ke luar jendela memandangi lampu jalan yang menjadi penerang di malam hari.
Dengan wajah lelah dan pikiran yang kacau, dia hanya terjebak dalam keheningan bersama supir taksi yang fokus mengemudi. Hari yang benar-benar buruk untuk Lisa.
Sopir taxi yang sedang mengemudi tersebut sesekali melirik Lisa melalui pantulan kaca mobil, memandang prihatin pada wanita muda yang terlihat berantakan dengan pakaian rumah sakit yang masih menempel di tubuhnya, kepala yang di balut perban, dan bekas air mata yang ada di wajahnya, pandangannya pun terlihat kosong menatap ke luar jendela.
"apakah harimu buruk nak?" tanya supir taksi kepada Lisa, mengarahkan pandangannya ke kaca yang tergantung di mobil memeperlihatkan pantulan Lisa.
Lisa hanya terdiam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, dia hanya terus memandang keluar jendela seolah tak mendengar apa yang di ucapkan supir taksi, mungkin karena kepalanya yang terlalu berisik atau mungkin juga ia hanya tak ingin di berbicara.
"Aku tidak tahu apa yang telah kau hadapi, nak. Tapi ingatlah setelah gelap matahari akan selalu terbit" ucap supir taksi tersebut berusaha mengajak Lisa berkomunikasi.
Mendengar ucapan sopir taxi tersebut Lisa tersadar dari lamunannya, kalimat yang supir taxi ucapkan mengingatkannya pada apa yang pernah jisoo ucapkan waktu keluarga mereka berlibur di pantai.
fuck the night, because the sunrise will warm you
Satu kalimat yang pernah di ucapkan Jisoo, pada saat mereka memandang sunset di pinggir pantai. Lisa pada akhirnya memandang dan mengalihkan perhatiannya kepada supir taksi tersebut.
"ahjussi, aku pernah sampai dimana matahari benar-benar menyinari ku, tapi aku harus membayar begitu mahal, sebelumnya aku harus menunggu 10 tahun untuk mendapatkannya, dan aku kehilangan cahayanya bahkan tak sampai setahun, lalu aku kembali pada kegelapan yang tak tahu akan sampai di mana, aku harus menunggu sampai kapan kali ini?" Ucap Lisa, ia tiba-tiba mengungkapkan isi hatinya kepada supir taksi yang tak ia kenal, terkadang berbicara dengan orang yang tak kita kenal lebih mudah di banding dengan orang yang mengenal kita dengan baik.
"kau gadis yang kuat, apakah kau kehilangan seseorang yang kau sayangi nak?"
"yaa, aku kehilangan banyak orang termasuk orang tuaku, dan saudaraku yang ku anggap akan bersamaku selamanya sekarang memandangku dengan pandangan yang buruk, jarak mereka sangat jauh" Lisa menjadi lebih terbuka kepada sopir taksi tersebut, dan sopir taksi tersebut pun menjadi pendengar yang baik untuknya.
"Entah seberapa banyak kau kehilangan semoga kau selalu kuat, ada masa dimana orang lain juga bisa kehilanganmu, begitulah hidup beberapa orang akan datang, singgah dan pergi lalu di gantikan oleh orang baru, hidup adalah perputaran antara kedatangan dan kepergian." Ucap sopir taksi.
"Mungkin aku memang pantas mendapatkannya, pandangan saudara-saudaraku kepadaku seperti memandang seorang kriminal, aku tak mempermasalahkannya, aku memang benar orang yang seperti itu, aku melakukan banyak hal yang tidak baik, masa laluku kelam, dan masa depanku mungkin hanya ada kematian, aku berusaha menerima apa yang terjadi tapi hatiku tetap sakit" ucap Lisa lagi.
"Kau masih sangat mudah nak, perjalananmu masih panjang, Jangan memandang buruk dan rendah dirimu, bahkan sekotor-kotornya sampah masih bisa di daur ulang menjadi kerajinan tangan, bahkan sebusuk-busuknya kotoran sapi masih bisa di jadikan pupuk untuk menyuburkan tanaman. Dirimu sungguh, lebih baik daripada apa yang kau pikirkan" ucap sopir taksi tersebut. Lisa hanya mendengarkan ucapan sopir taksi tersebut yang sedikit membuatnya lebih baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHIELD
Fiksi PenggemarAnak bungsu dari keluarga konglomerat menghilang pada sebuah kecelakaan tenggelamnya sebuah kapal pesiar mewah. Meski dilakukan pencarian hingga bertahun tahun, tidak ada kejelasan mengenai anak tersebut, sampai kemudian setelah 10 tahun lamanya ter...