52. END

2K 178 33
                                    

Song recommendations for this chapter 'sudden shower' by eclipse

___________

Di pagi hari yang cerah, cahaya mentari memancar lembut membelai kamar tidur. Jennie, dengan langkah hati-hati, membawa sarapan roti panggang dan susu hangat di atas nampan. Dengan senyum lembut di wajahnya, dia mengetuk pintu kamar Jisoo. "Jisoo unnie, aku masuk" serunya pelan sambil membawa hidangan sarapan. Jisoo menggeliat perlahan, terbujur dalam selimutnya yang hangat. Jennie berusaha terus menampilkan senyum hangat saat Jisoo akhirnya membuka mata dan melihat sarapan yang dia bawa.

Jennie duduk di pinggir kasur menatap Jisoo dengan penuh kelembutan.
"Unnie, aku membawa sarapan untukmu, roti panggang dan susu" ucap Jennie mempertahankan senyum hangatnya.

"hm, aku tahu..." ucap Jisoo.

"ahh, iya kau melihatnya, makanlah unnie" ucap Jennie memberikan nampan tersebut kepada Jisoo. Jisoo pun menerima tanpa penolakan sama sekali. Jisoo melahap roti dan meminum susu yang Jennie berikan.

"Unnie, besok maukah makan bersama kami?, bersama Lisa dan chaeyoung, kita sudah sangat lama tidak makan bersama" ucap Jennie menatap Jisoo.

Mendengar pertanyaan Jennie, Jisoo menghentikan kegiatan makannya.
"Aku ingin sendiri Jennie-ya, makanlah tanpaku"

"Unnie, kau sudah sendiri di kamar selama sebulan...." Ucap Jennie lirih, namun Jisoo sama sekali tak menanggapinya, Jisoo hanya diam menatap roti dan susu yang ada di depannya.
"Unnie, aku sudah tahu kau mengalami trauma, kau sakit unnie. aku sudah berbicara dengan doktermu, aku hanya ingin kau sembuh, jangan berjuang sendiri, aku, chaeyoung dan Lisa akan bersamamu, jadi aku mohon, mari kita coba bersama eoh" ucap Jennie memohon kepada kakaknya.

"Jennie-ya, aku merasa buruk, aku merasa apa yang kulakukan selama ini sia-sia, aku bekerja keras sepanjang waktu demi adik-adikku, tapi yang mereka ingat hanyalah aku, seorang kakak yang gila kerja, tak peduli dan hanya mengekang mereka" ucap Jisoo menatap mata Jennie.

"Unnie, tidak ada yang sia-sia, kau melakukan yang terbaik yang bisa kau lakukan, adik-adikmu baik-baik saja, kami tidak membencimu unnie, kami menyayangimu"  Jelas Jennie.

"Ani, kau berbohong. Kalian tidak baik-baik saja, aku tahu itu. Kalian tidak menganggapku mampu menjadi kakak, kalian tak pernah mengeluh padaku, kalian tidak pernah meminta sesuatu padaku, kalian selalu berusaha tak merepotkanku, kalian membuatku merasa tak di butuhkan. Hanya Lisa, hanya Lisa yang membuatku benar-benar harus mengurusnya, hanya pada Lisa aku merasa harus menjaganya, hanya pada Lisa aku merasa di anggap sebagai kakak, aku berusaha memenuhi semua kebutuhan dan menjaganya dengan baik, tapi aku juga gagal. Lalu apa lagi yang harus kulakukan sekarang, kedua adikku hidup mandiri dengan lukanya sendiri, dan yang satunya berantakan di bawah pengawasanku, aku tak tahu apa-apa, seolah-olah yang kulakukan selama ini hanya angin lalu yang tak berarti" ucap Jisoo merasa kecewa pada dirinya sendiri, selama sebulan Jisoo merenung memikirkan segalanya, menyatukan memori-memori yang ia lewati, memahami segala sesuatu yang terjadi, memfokuskan pikirannya pada ketiga adiknya, dimana sebelumnya ia tak begitu memikirkannya.

"Unnie....., maafkan aku. Aku juga bersalah karena tak memahamimu, aku hanya mementingkan diriku sendiri, maafkan aku. Karena itu berhentilah mengurung diri aku mohon. Mari perbaiki hubungan kita bersama-sama" ucap Jennie lirih.

"Jennie-ya, aku akan melakukannya jika sudah siap. Jadi jangan memaksaku, keluarlah dari kamarku" Ucap Jisoo membaringkan tubuhnya dan memejamkan mata, menutup tubuhnya dengan selimut.

Sementara itu di depan pintu kamar, ada Rosé dan Lisa sedang menempelkan telinga mereka pada pintu.

"Apa kau mendengar sesuatu?" bisik Lisa pada Rosé.

SHIELDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang