Hari ini gue mengadakan syukuran kecil-kecilan atas kelulusan gue dalam mencapai gelar magister dan usaha ATK gue yang udah buka cabang. Nggak ngundang banyak orang. Hanya tetangga sama sahabat terbaik gue, Jeje dan suaminya.
"Selamat ya Miki. Semoga kedepannya lebih baik lagi. Makin sholehah. Usahanya maju terus." Perempuan dengan perut buncit itu memberi cipika cipiki sama gue. Ia masih sama seperti dulu. Tinggi. Gue malas mengakuinya.
"Makasi ya udah datang ke acara syukuran gue. Semoga lahiran lu juga lancar ya Je." Kandungannya sudah menginjak usia 8 bulan. Bentar lagi lahiran. Dan gue punya ponakan. Hihi jadi tante.
"Dan semoga tahun ini melepas lajang juga. Umur lu udah 25 asal lu tau."
Iya tauu. Hampir tiap hari papa mama gue ingetin umur udah tua. Padahal 25 masih masuk kategori muda. Ntahlah orang tua gue make perhitungan abad berapa. Kuno banget.
"Jodoh nggak akan kemana. Duduk dulu sana. Bumil nggak boleh berdiri lama-lama. Oh iya, Orka mana? Nggak ikut?" Kami memilih duduk di karpet yang udah gue gelar untuk menyambut tamu. Tamu-tamu memang belum berdatangan. Jeje datang terlalu cepat. Katanya mau bantu-bantu, padahalkan lagi hamil. Bisa bantu apa coba?
"Lagi jemput temennya di bandara. Ntar juga ke sini."
"Hai Miki."
Jadi ini temen Orka yang Jeje maksud? Ngapain dia di sini? Bertahun-tahun hilang tanpa kabar,kek, ditelan bumi dan sekarang muncul dengan seikat bungamawar merah digenggaman.
Laki-laki itu tersenyum begitu lebar. Masih sama seperti bertahun-tahun lalu. Senyum yang sama yang membuat gue nggak bisa tidur karena kepikiran begitu manisnya. Ah apaan sih. Kok ingat itu lagi. Kan gue udah belajar move on. Nggak ada orang baru, bukan berarti gue masih menyimpan rasa untuknya."Selamat ya."
Apaan, kok ngasih bunga mawar. Kata selamat aja cukup kok.
"Terima dong Ki." Jeje menyadarkan gue untuk mengambil seikat mawar merah yang disodorkan. Ada sepucuk surat menyempil di antaranya.
Laki laki itu masih tersenyum lebar mengamati semua pergerakkan gue. Gue mengambil surat itu lalu membacanya. Isinya pendek aja. Ditulis tangan dengan tinta hitam.
[Will you merry me?]
"Maukan jadi istri gue?" Arif menyodorkan sebuah kotak merah dan membukanya. Sepasang cicin dengan mata ditengahnya.
Dia ... ngelamar gue?
Udara, mana udara?
Telinga gue berasa mau pecah karena saking cepatnya jantung ini berdetak.
Dan semuanya mengelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aturan Ketika Jatuh Cinta ala Mikita (Tamat)
Teen FictionApa jadinya ketika kamu ingin hijrah, melupakan cinta monyetmu, tapi tiba-tiba crush ngasih kode ngukapin rasa. Ditolak apa diterima? Ini hanyalah kumpulan strategi seorang gadis yang berupaya agar tidak jatuh cinta terlalu dalam hingga membuatnya t...