"Mana Orka sama Jeje? Lu bilang mereka udah di sini." Setelah memandangi sekeliling, tak gue temukan orang yang katanya pengen banget gue ikutan acara maraton pagi mereka.
"Gue tipu. Kalau nggak gitu lu mana mau ikut."
Laki-laki disebelah gue ini punya beban hidup nggak sih? Kok kayak enteng banget ngomongnya. Seolah-olah gue biasa aja. Nggak liat kalau gue pengen ngeluarin tanduk hah?
"Aduh duh. Sakit." Dia meracau sebab tangan gue baru aja singgah di pinggangnya. Untuk apalagi kalau bukan untuk mencubitnya. Biar hati gue lega.
"Sini lo. Gue hajar." Baru sekali dicubit udah lari. Gue belum puas. Seenaknya menipu. Dia pikir lucu.
"Ayo sini kejar gue. Kita kan mau marathon. Main kejar-kejaran juga gapapa."
Dia melambai-lambaikan tangan dengan senyum jamawa. Meminta dikejar.
Sorry. Gue punya jurus jitu biar dia sendiri yang datang kesini untuk menyerahkan diri.
"Awas lo yaa!"
"Aduh." Pura-pura aja tersandung batu. Biar dikira beneran jangan lupa meng-aduh. Hahaha.
"Kenapa Miki?"
Udah gue duga. Umpan bersambut. Tanpa perlu capek-capek lari gue dapatkan apa yang gue mau.
Tepat ketika ia baru aja hendak berjongkok melihat apa yang terjadi. Gue langsung memegangi tangannya dan menerobos terus ke tulang rusuknya. Dan-
"Awh sakit. Lu nyubitnya sampe ke tulang," keluhnya. Sorry. Gue nggak suka ditipu.
"Siapa suruh nipu gue."
Gue memilih duduk di trotoar jalan. Meluruskan kaki yang baru berlari sekitar sepuluh meter. Bukan maraton namanya, tapi nyari udara segar ini mah. Jakarta kan siang penuh polusi.
"Kalau nggak gitu lu mana mau." Ia mengikuti duduk di samping gue sambil menepuk-nepuk rusuknya yang barusan gue pelintir.
Nggak berapa lama dia duduk, tiba-tiba bahu gue terasa berat. "Yang nyuruh lu nyender siapa?"
"Lu nggak mau nyender sama gue. Yaudah, gue aja."
"Lu apaan sih? Tadi di motor peluk-peluk gue, trus sekarang nyender-nyender. Ntar gue habis sama cewek lo. Fans lo. Jauh-jauh sana ah."
"Lu mau nggak jadi cewek gue?"
Gue langsung berdiri. Apa-apaan dia. Ngomong kok nggak ngotak.
"Aduh."
Bodo amat dia linglung. Senderannya ilang, hampir aja tiduran di trotoar.
"Lu gila!" Gue teriak di mukanya. Paham nggak sih apa yang gue rasain?
"Gue salah apa coba?"
"Pikir aja sendiri."
"Kurang romantis?"
Argh ... bukan! Romantis nggak romantis pasti gue terima. Lu nggak tau kan gue sebahagia apa sekarang? Sekeras apa gue menahan gejolak hati gue yang membuncah ini? Lu nggak tau. Dan nggak akan pernah tau. Karena-
"Tapi lu terima gue ngak? Tatap mata gue kalau mau jawab."
Ia ikut berdiri. Berdiri dihadapan meminta jawaban.
"Nggak." Gue menjawab sambil mengalihkan pandang. Nggak mau bicara banyak. Gue takut suara gue bergetar. Grogi parah.
"Berarti iya."
"Gue bilang nggak!"
"Jangan gitu. Jeje udah bilang kok."
What?! Jeje bilang apa? Gue nggak pernah bilang apapun pada siapapun. Apalagi tentang dia. Apa gelagat gue terlalu kentara?
"Yuk pacaran."
Dia mengacungkan jari kelingkingnya. Seperti bocah meminta janji. Atau minta digandeng? Kok cuman satu jari? Ah gue mikir kemana? Ini terlalu jauh.
Kembali ke prinsip awal Miki. Katakan apa yang lu inginkan.
Dengan jantung yang berdentum keras dan rasa grogi yang membuncah gue memulai untuk mengakhiri ini semua.
"Gue ngk mau sakit hati hanya untuk seorang laki-laki yang bergelar pacar. Kalau lu memang serius, datanglah kembali ketika lu udah mampu menjadikan gue istri."
"Gue anter pulang ya."
Kok pulang?
Eh.
Gue berharap apa?
Kata-kata kayak,"tunggu gue ya Ki?"
Nggak-nggak. Itu sama aja. Lebih baik gini. Nggak ada hubungan dan ikatan apa-apa.
Mungkin dia hanya main-main. Ntar juga pasti nemu cewek baru. Yang jelas gue udah menyelamatkan hati dari rasa patah hati yang lebih parah.
TAMAT
♥️♥️♥️
Cukup sampai disini strategi gue untuk menjauhkan perasaan. Dengan kata-kata itu gue harap dia mundur agar membantu gue move on lebih cepat.Mari lupakan.
-
Mission prosses.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aturan Ketika Jatuh Cinta ala Mikita (Tamat)
Teen FictionApa jadinya ketika kamu ingin hijrah, melupakan cinta monyetmu, tapi tiba-tiba crush ngasih kode ngukapin rasa. Ditolak apa diterima? Ini hanyalah kumpulan strategi seorang gadis yang berupaya agar tidak jatuh cinta terlalu dalam hingga membuatnya t...