Gagal?

4 2 0
                                    

||Happy Reading||

Hai...lama gak up...maaf ya banyak halangannya + imajinasi ku lagi mentok jadi butuh refreshing bentaran hehe...

"Sungguh cantik calon menantuku ini, tapi kekuatan dan darahnya lebih menarik perhatian ku" batin raja kaum penyihir itu sambil tersenyum.

***

Di ruangan luas hanya terdapat beberapa lentera disekitar yang menghiasi gelapnya malam itu. Udara yang dingin menerpa kulit seseorang seolah udara dingin itu seperti hembusan angin saja yang tengah mengucapkan mantra.

Mantra demi mantra terucap dari bibir pria itu. Serbuk demi serbuk tercampur dalam kuali besar yang mengandung sebuah racun yang mematikan. Dalam sekejap lentera yang menghiasi menjadi mati saat kuali besar itu mengeluarkan sebuah asap berwarna biru tua yang begitu banyak.

Angin malam yang sangat dingin berhembus kencang membuat suasana disekitar ruangan menjadi tak terkendali. Semua benda berterbangan membentur dinding dengan sangat keras menciptakan suara yang mampu memecahkan gendang telinga.

"Bagus!...bagus! Sekarang tidak sia-sia kerja kerasku selama ini. Hahaha!!." Suara tawa seorang pria menggelar di ruangan tersebut.

"LEON!." Panggil pria itu dengan penuh ketegasan. Dalam sekali kedipan mata seorang pria datang memakai jubah hijau lengkap dengan topi dan sapu layaknya penyihir.

"Ya tuanku, ada apa engkau memanggil hamba." Jawab pria itu sambil bersujud di depannya.

"Apakah anak ku sudah tidur?"

"Sudah tuanku"

"Bagus. Sekarang kamu simpan ini dan berikan racun ini kepada anak pemimpin dunia Vlaous!" Perintahnya dengan kilatan kemarahan terlihat dalam matanya yang bersinar terang dalam kegelapan malam.

"T-Tapi tuan... itu... Itu terlalu beresiko"

"Kamu menolaknya Leon?!" Katanya sambil menatap Leon dengan tatapan kemarahan. Tanpa aba-aba pria itu mencekik leher Leon. Erangan kesakitan dan kepedihan terdengar diseluruh ruangan.

"AKKH!! T-TUAN...MAAFKAN SAYA"

BBRUUGH

Leon terlempar jauh kebelakang dan berakhir tersungkur di lantai sebelum terbentur dinding cukup keras. "Kali ini saya maafkan karena kamu pengasuh anak ku." Dengan isyarat untuk pergi, Leon mengangguk dan melangkah pergi dengan tertatih-tatih.

"Akkh brengsek, energiku tinggal setengah hanya karena terbentur dinding karena tuan ku yang bodoh. Tapi bodoh bodoh begitu dia tetap tuanku. Ishh... Menyebalkan!" Leon meracau saat berjalan menuju sebuah kamar yang sangat istimewa.

Dentang jam berbunyi menandakan tengah malam tiba. Leon dengan tertatih-tatih masuk mengendap-endap kedalam kamar seorang putri bangsawan.

"Astaga... Kamarnya begitu lucu namun nyentrik aku menyukainya. Tapi ada yang hilang dari kamar ini tapi... Apa?." Leon berkeliling kamar putri bangsawan itu dengan senyuman saat melihat perpaduan warna dinding dan dekorasi begitu lucu namun nyentrik.

Terdapat banyak boneka dan benda lucu tertata rapi di seluruh pojok ruangan namun perpaduan warna dinding membuat nya nyentrik, bagaimana tidak nyentrik warna dinding tersebut berwarna hitam, ungu dan merah identik dengan iblis sejati.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ada dan TiadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang