Kedatangan Pria Kue

15 4 0
                                    

||Happy Reading||

"Itu panggilan mu. Mulai detik ini aku akan memanggil mu dengan sebutan 'mon amour' jadi suka tau tidak aku akan tetap memanggil mu dengan sebutan itu" kata Dominic sambil berjalan pergi dengan senyuman manis namun juga licik saat dirinya melihat wajah kebingungan Lynne terlihat jelas.

***

"Eih!!? Lynne kemana? Kenapa hilang?" Kata Lata panik saat dirinya dan Daizy kembali ke kelas mereka membawa air putih seperti permintaan Lynne.

"Aku tidak tau, kalau kamu tanya aku, aku tanya siapa huh?. Sudahlah jangan khawatir kan Lynne, lebih baik kita cari pria tampan" Ajak Daizy kepada Lata sambil duduk di bangku.

"Oh iya boleh juga ide mu, eh wait! Kita cari nya dimana?" Kata Lata sambil mengikuti Daizy.

"Dasar idiot, di media sosial lah!" Daizy membuat gerakan seperti hendak ingin memakan Lata karena sudah terlalu kesal akan pertanyaan Lata yang tidak penting. Sedangkan Lata hanya ber oh-riang diikuti kekehan nya.

Akhirnya mereka berdua pun mencari cogan alias cowok ganteng di media sosial untuk menghilangkan kebosanan mereka. Setelah beberapa menit akhirnya Daizy mendapatkan apa yang ia inginkan.

"HOORREE!!!!!~" Teriak Daizy sambil meloncat kegirangan. Sedangkan Lata yang duduk di sampingnya ikut berteriak, bukan ikut berteriak senang namun berteriak ketakutan mendengar teriakan Daizy.

"HAAAAAAA!!! HANTU!!!" Pekik Lata sambil berlari keluar kelas tanpa memperdulikan Daizy maupun orang yang ada di kelas nya. "Lohh!? Lat!! Kamu mau kemana?!!" Daizy yang sadar jika Lata berlari keluar kelas pun bertanya dengan suara yang menggelegar namun sayangnya Lata tidak menghiraukan teriakan Daizy.

***

"Hei patung menara Eiffel! Tunggu aku!!" Teriak Lynne sambil berlari ke arah Dominic yang sedang berjalan santai di lorong.

Dominic berhenti melangkah dan menolehkan kepalanya ke belakang dengan pelan dan matanya bertemu dengan mata indah Lynne. Terlihat dari kejauhan Lynne bisa melihat satu alis Dominic naik menandakan kebingungan nya.

Lynne yang sudah sampai di depan Dominic pun langsung berkacak pinggang meski dirinya terengah-engah. "Hei menara Eiffel! Kenapa kamu tidak berhenti saat aku terus berteriak memanggil mu!" Lynne mengerucutkan bibirnya tanda dirinya kesal.

"Huh? Kamu memanggil ku? Aku tidak mendengar nya, maaf suara mu kecil seperti anak kucing kamu tau?" Dominic tidak bisa menahan senyuman nya saat melihat Lynne terengah-engah dan dalam keadaan kesal.

"Tunggu, apa maksudmu suara ku seperti anak kucing huh!!?" Lynne mulai maju selangkah menutup jarak diantara keduanya. Dominic yang melihat pergerakan Lynne hanya bisa mengulas senyumannya yang begitu menakutkan namun juga lembut di saat bersamaan.

"Aku mau mengajukan pertanyaan penting untuk mu dan kamu harus menjawab dengan jujur dan detail!" Kata Lynne seraya memicingkan matanya menatap mata tajam Dominic.

"Baiklah, baiklah aku akan menjawab dengan jujur dan sangat detail, apa pertanyaan mu?"

"Kenapa kamu memanggil ku dengan sebutan 'mon amour'? Aku tidak memiliki nama aneh itu kamu tau, apakan kamu buta? Sudah jelas jelas di seragam ku tertera namaku. Ini lihat!" Lynne menunjuk samping kiri seragamnya yang tertulis jelas namanya.

Dominic menggelengkan kepalanya sebagai jawaban singkat nya. "Aku tidak peduli. Apapun nama mu, itu palsu! Nama asli mu itu-"

"Dominic!" Suara yang begitu tegas dan dingin terdengar disepanjang lorong, tak lama seorang pria yang begitu tampan mendekati mereka berdua dengan langkah nya yang begitu berat.

Dominic dan Lynne yang mendengar suara itu langsung kompak menoleh ke sumber suara. Mata Dominic melebar saat melihat pria asing itu, sedangkan Lynne hanya diam mematung di tempatnya karena terpanah melihat ketampanan pria asing tersebut.

"Hi lady, bisakah saya bicara empat mata dengan Dominic?" Kata pria asing itu sambil memberikan usapan lembut di kepala Lynne tak lupa tatapan lembut penuh kasih dari pria asing itu.

Mulut Lynne terbuka sedikit merasakan sentuhan lembut dari pria asing itu serta tatapan nya yang mampu membuat kaum hawa kehabisan nafas. Lynne hanya bisa mengangguk kan kepalanya pelan dan melangkah pergi sambil mencuri pandang ke belakang untuk menatap pria asing itu.

Pria asing itu terkekeh melihat tingkah Lynne yang masih mencuri pandang pada dirinya. "Lihat Dominic dia masih bisa mencuri pandang padaku, itu berarti aku tampan bukan?" Dengan membusungkan dadanya dan berdiri tegak dengan wibawa layaknya para pemimpin kerajaan.

"hmm, ada apa kamu kesini? apakah ada masalah?" Tanya Dominic to the point.

"Brengsek! Kamu tadi hampir membongkar semua tepat di depannya!" Kini pria asing itu berbicara dengan nada tegas, tatapan nya tak kalah tajam dari Dominic.

Seketika Dominic bertekuk lutut dihadapan pria asing itu sambil meminta ampun. "Maaf, saya tidak bermaksud seperti itu yang mulia. Saya berjanji tidak akan mengulangi kebodohan saya, mohon ampun-".

Belum sempat berbicara pria asing itu langsung memegang kedua bahu Dominic, meminta nya untuk berdiri. "Jangan memanggilku dengan sebutan bodoh itu, ingat kita di dunia yang keji ini".

Dominic berdiri tegak menatap pria asing itu. Dominic merasa bingung dengan perkataan pria yang berada di depan nya. Dominic diam-diam memikirkan perkataan pria yang sudah ia anggap sebagai kakak kandungnya sendiri. 'kita di dunia yang keji? Memang nya bumi ini sekeji itu? Aku merasa tidak lebih keji neraka ini yang bodoh aku atau dia ya?'.

"Apa katamu Dominic?! Kamu berpikir aku bodoh begitu? Mentang-mentang kamu pintar jadi kamu mengira aku bodoh? Aku bisa membaca isi hati dan pikiran mu silly". Kata pria itu sambil melangkah pergi dengan gaya sombongnya.

***

"pria itu tadi siapa ya? Kenapa tampan? Ah Lynne, ayolah jangan menjadi seperti playgirl, harga dirimu sangat mahal seperti berlian seratus triliun karat! Tapi sungguh demi tuhan pria itu tampan!" Lynne terus bergumam kepada dirinya sendiri memikirkan wajah tampan pria asing tadi.

"Woii Lynne! Kemana saja kamu? Kamu mencari mu, sampai Lata kena sindrom akibat kegembiraan ku" kata Daizy sambil berkacak pinggang siap memarahi Lynne. Sedangkan Lata hanya diam karena tadi Daizy menjitak kepalanya untuk menyadarkan dirinya jika tidak ada hantu.

Lynne tertawa keras mendengar seluruh cerita Daizy saat Leta ketakutan akan teriakan Daizy. "Oh baiklah baiklah aku paham, maaf tadi aku ada masalah sedikit dengan menara Eiffel dan..."

"Dan...?" Kedua teman Lynne bertanya dengan kompak dan penasaran yang begitu tinggi.

"Dan...d-dan pria kue" kata Lynne dengan rona merah di pipinya mulai terlihat. Astaga! Bahkan kini Lynne menjuluki pria asing itu dengan sebutan 'pria kue'.

Kedua teman Lynne pun secara bersamaan menepuk jidat mereka masing-masing merasa frustasi akan julukan yang Lynne berikan kepada seseorang lagi.

Tanpa Lynne dan kedua teman nya sadari 'pria kue' itu melihat dan mendengar semua perkataan mereka secara diam-diam. Bahkan kini pria kue itu tidak bisa menahan senyumannya saat melihat Lynne mulai tersipu, rasa hangat mulai menjalar ke seluruh tubuh nya. "Ah... rasanya begitu nyaman, aku merindukan rasa nyaman ini".

~||V.V.H||~

Terimakasih sudah membaca
See you next time and love you all~
terimakasih banyak yang sudah membaca sejauh ini luv banyak banyak untuk kalian~
Salam hangat dan cinta V!

Ada dan TiadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang