"lo ngapain bawa gw kesini ri , gw harus cari aqeela dia dalam bahaya" Rey terus memberontak dalam ringkusan Ari
Dengan tangan gemetar Rey terus berusaha lepas dari Ari .
"Ri Lo liat kan tadi ada pistol dia mau nembak aqeela gw harus selamatin , Lo ga boleh jadi jahat ri"
"Kalo ada apa2 sama aqeela lo orang pertama yg gw habisin ri"
Teriak Rey terus memberontak, Ari yg kewalahan berusaha meminta bantuan kepada orang sekitar. Dan kebetulan ada seseorang pria yg seumuran sama mereka keluar dari mobil
"Maaf sebelumnya, apa kamu butuh bantuan? Tanya pria itu , Ari melihat nya dan langsung mengiyakan
"Tolong bantuin saya , ke alamat ini" ujar Ari memberikan secarik kertas kepada pria itu
Pria itu yg membaca secarik kertas diberikan Ari langsung kaget & reflek melihat keduanya , sadar akan hal itu Ari pun langsung mengangguk tanda ia mengerti apa yg ada dipikiran pria itu
"Nanti akan saya ceritakan , tapi tolong pegang dulu saudara saya , saya akan memberikan suntikan obat biar dia sedikit tenang"
Setelah melakukan hal itu , tidak lama kemudian fisik Rey mulai melemah dan tidak memberontak seperti tadi tapi dibibirnya masih bergumam bahwa ia harus menyelamatkan aqeela dari pistol itu.
Hanya butuh satu jam ,Ari dan teman baru nya berhasil membawa Rey ke rumah sakit jiwa. Iyaaa rumah sakit jiwa.
"Ri gw ga gila , kenapa Lo bawa gw kesini " tanya Rey dgn tenaga yg sudah habis.
Tidak lama kemudian dokter psikiater yg biasa merawat Rey datang, sendari tadi mereka mencari-cari Rey yg kabur
"Maaf dok tadi saya beri Rey suntikan bius karena rey terus memberontak dan itu di luar kendali saya.
"Tidak apa-apa, saya akan terus lanjut memeriksa keadaan Rey " ujar dokter
Dokter dan Rey pun berlalu pergi meninggalkan Ari dan temannya yang masih mematung.
Ari menghela nafasnya lalu terduduk frustrasi, dia orang kedua setelah kedua orang tua Rey yg sedih melihat keadaan Rey sekarang. tepukan pundak Ari yg menyadari Ari dari lamunannya. Ari menoleh kebelakang dan terdapat pria itu tersenyum iba lalu Ari pun langsung berdiri
"Sorry gw lupa sama keberadaan lo disini , btw thanks Lo udah bantuin gw tadi kalo Lo ga bantuin tadi gatau gimana kelanjutannya." Ujar Ari mengulurkan tangannya pria itu membalas uluran tgn Ari
"Sama-sama, senang bisa bantuin lo ,kenalin nama gw RASSYA.",
"Kalo boleh tau kenapa saudara Lo sampe kayak ini , sesedih itu kah rasa trauma pada dirinya"? Tanya Rassya penasaran
"Cerita nya panjang , kita lanjut ngobrol di sana aja" jawab Ari yg langsung mengajak Rassya duduk di sebuah bangku taman yg ada di sana.
.....
"Ya begitulah ceritanya" ujar Ari setelah menceritakan semua nya pada Rassya
"ya gimana saudara Lo harusnya cari tau kebenaran terlebih dulu baru bertindak, tapi gw jg ngga nyalahin saudara Lo sepenuhnya" ujar Rassya
"Nama nya Rey , panggil aja dia Rey"
"Kalo begitu Lo harus cari perempuan itu , dgn begitu Rey pasti cepat sembuh"
"Ngga segampang itu sya , itu perempuan udah diluar negeri"
"Lo yg sabar ya temani terus rey dalam keadaan apapun , pelan2 pasti Rey cepat pulih asal semua kenangan yg berkaitan dgn perempuan itu harus di hapus , barang2 dari nya atau apa yg bersangkutan dgnnya harus hilang dari hadapan Rey , dan juga sering2 ajak Rey ikut kegiatan biar dia cepat lupa. "