"chapter 2"

24 5 0
                                    

"Aku tak pernah membenci seorangpun hingga orang itulah yg mendorongku untuk membencinya layaknya pohon yg tak akan goyang tanpa adanya angin."

-Arshaka Wildan Aqwalna Sanjaya

Happy reading.

"Ngapain Lo disini?"

Pria tua tesebut menyeringai, lalu menampilkan wajah sedih yg di buat buat.

"Apakah salah, seorang ayah pergi menemui anaknya?" Ujarnya dengan nada mengejek.

"Aku bukan anakmu, tuan andrian Sanjaya..!!" Balas Wildan dengan menekan kata 'bukan anakmu'.

Yah lelaki paruh baya tersebut bernama Andrian Sanjaya ayah kandung dari Wildan. memiliki sifat arogan dan tak punya hati.

"Marga belakang namamu saja sama denganku, masih tak mengakui aku boy?" Balasnya dengan gesit.

Wildan mengeraskan rahangnya hingga urat urat lehernya terlihat.

"ITU KARENA PERINTAH DARI BUNDAKU!!" Teriaknya dengan lantang.

"Seandainya Bunda tak menyuruhku menghapus marga itu, sudah dari dulu ku hapus marga keluargamu" sambungnya dengan mata merah padam menahan emosi.

Andrian tertegun sesaat lalu kembali menetralkan wajahnya.

"Hahaha lucu Sekali, si jalang erina itu sudah meninggal bodoh..!!" Ucap adrian di sertai tawa menjengkelkan.

Wildan merasakan hatinya yg bagai di remas, mendengar wanita yg sangat iya ratukan Erina nataya Sanjaya wanita cantik dan anggun ibu kandungnya.

malah di rendahkan oleh orang yang pernah menjadi lelaki yg Wildan kagumi dan Wildan bangga banggakan kepada temannya dulu.

Wildan tak akan sanggup menahan rasa kecewa dan amarahnya lagi. akhirnya mendekatkan dirinya dengan andrian lalu...

Bugh
Bugh

Dua kali kepalan tangan milik Wildan mendarat mulus ke pipi Andrian.

Andrian yg mendapatkan serangan tiba tiba dari sang putra pertamanya, itu tertoleh ke kanan, Andrian mendongak. menatap sang putra dengan tatapan tak percaya nya.

"Berani kamu sama ayah Idan?" Lirihnya

"Jangan hina bunda gue bangsat..!! Namanya ajah, Lo udah gak pantes buat nyebut..!!". Bentaknya di depan muka Andrian.

Andrian yang mendengar bentakan sang putra sekali lagi menatap widan dengan tatapan tak percaya.

"Pergi.. sebelum gue lakukan hal lebih dari ini.." lirih Wildan dengan tangan terkepal erat.

Andrian tak bergeming hingga menyulut kembali amarah Wildan yg sempat tertahan.

"PERGI SIALAN..!!?" Teriak Wildan dengan marah.

Bugh

Memberikan satu tinjuan kepada Andrian, Wildan langsung membalikkan badannya, memasuki rumah dan mengunci pintunya.

Diluar, terlihat Andrian yg meneteskan air mata lantaran tak percaya dengan kelakuan putranya.

"Maafkan ayah dan.. ayah egois karena mencintai Tante Sarah, sepupu bundamu.. hingga meninggalkan kalian berdua, ayah sungguh menyesal.."lirihnya pelan

Setelah mengatakan hal tersebut Andrian langsung pergi meninggalkan apartemen sang anak dengan mood yg campur aduk.

Sedangkan di dalam apartemen terlihat Wildan, yg mengusap wajahnya dengan kasar lalu meluruhkan tubuhnya bersandar pada pintu.

"Nda, Idan capek pingin ikut bunda ajah.." lirihnya dengan pilu.

Wildan kembali beranjak berjalan ke arah kamar lalu merebahkan dirinya kekasur dengan kasar.

Wildan kembali teringat dengan tasbih pemberian gadis bercadar dengan mata biru yg indah, merogohnya di saku jaket lalu mengangkatnya ke langit langit kamar.

Wildan memperhatikan tasbih tersebut hingga tak sengaja matanya melirik nama di ujung tasbih putih itu.

"Kavana anara khauzia Al Hatzah.."bisiknya pelan Wildan tersenyum miring.

"Kata Lo.. tuhan itu gak akan ngasih cobaan di luar kemampuan hambanya.. tapi kenapa tuhan gak pernah kasih gue kebahagiaan, dia ambil satu satunya orang yang gue punya.. KENAPAA..?" Ujarnya sambil berteriak di akhir kata.

Wildan yang lelah akhirnya menutup matanya.

"Kalau Tuhan memang ada gue cuma mohon, kasih gue seseorang yg membawa banyak kebahagiaan di hidup gue.."bisiknya yg terakhir, hingga benar benar memasuki alam mimpi.

Tasbih yang masih dalam genggamannya jatuh kedadanya seolah memeluknya dengan erat memberikan ketenangan dalam tidurnya.

   ******

Di tempat lain terlihat gadis bermata biru yg sedang mencium kening sang ibu lama.

"Mimpi indah dunianya Nara.. Nara sayang ibu karena Allah"

Dia anara, setelah mengaji anara melihat Hafizah yg telah terdidur dengan nyenyak. Akhirnya beranjak memperbaiki selimut sang ibu dengan sayang lalu pergi ke kamar mandi mengambil air wudhu.

melaksanakan sholat isya dengan tenang dan damai.

   ******

Setelah sholat, anara membereskan peralatan sholatnya lalu beranjak tidur di samping ibunya dengan tangan yg menggenggam lembut tangan sang ibu

"Selamat tidur ibu.. doaku menjagamu" doanya sambil mencium tangan sang ibu dengan sayang

Lalu mulai memejamkan mata, rumah sakit itu di penuhi hawa hangat dan suara dengkuran yg halus.

   ******
Kasian banget sama Idan....
Tunggu seseorang dalam doamu
Allah menyayangimu...
T

uhan gak pernah tidur Idan..


ssalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatu.
Jangan lupa tinggalin jejak yah 🐣
Lope buat kalian...🖤🖤

Ajari Aku. Mencintai Kamu Dalam IslamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang