"chapter 1"

29 5 0
                                    

"jika aku kesepian maka kamulah obat yg Ampuh menghilangkan kesepian dalam hati ini"💐

-kavana Anara Khauzia Al Hatzah

Happy reading.

Sore telah tiba,
Setelah menenangkan diri, Wildan beranjak dari tempat duduknya. masih dengan tasbih yang berada di tangannya
Wildan melirik sebentar pada tasbih yg menemaninya sedari tadi, lalu menyimpannya.

Wildan tersenyum, senyum yang mampu membuat kaum hawa jungkir balik.

"Makasih. buat nasehat Lo, gue harus kuat. tunggu gue ukhti." ucapnya penuh tekad.

Wildan bertekad akan hijrah, karena selama ini. iya tak pernah mengetahui tentang adanya tuhan, iya hanya fokus dengan kesedihannya.

Wildan juga bertekad akan menemukan wanita yg mengajarkannya arti kehidupan, penyelamatnya.

Dreft
Tin
Tin

Wildan merogoh saku jaketnya mengambil handphone berlogo apel bekas gigitan. Wajahnya datar kembali.

-Reon.

Lo di Mane, dan?
Gue sama yg lain nyariin elo.
Di apartemen lo juga kaga ada.
Kita khawatir sama elo.

                                        Me.

Taman.
Gue jg mau pulang

-Reon.

Owh ok.
Jangan kelamaan Yee?
Hampir malem ini.

Me.

Ok.

Wildan memasukkan kembali hp miliknya ke dalam saku celana, lalu berjalan menuju parkiran untuk mengambil motor sport hitam miliknya.

   ******

Di lain tempat. terlihat seorang gadis cantik dengan mata biru, sedang menyendok kan bubur di tangannya. kedepan mulut wanita paruh baya yang sedang terkurai lemah, di atas tempat tidur rumah sakit

"Ibu, makan dulu yah? Pasti ibu laper.."
Ucapnya lembut seraya mengarahkan sendok kedepan mulut wanita yang sangat ia sayangi.

"Gak usah Nara.. ibu bisa sendiri kamu pasti lelahkan nak?" Ucapnya Sambil tersenyum lembut berusaha mengambil sendok tersebut dari tangan putrinya

Yah, gadis tersebut adalah Anara yang sedang merawat Hafizah ibunya yg sakit.

"Gak ibu.. Nara udah kenyang sekarang giliran ibu, cantiknya Nara pasti laparkan? Ibu buka mulutnya, aaaa..." Bohongnya lalu mengarahkan kembali sendok kedepan mulut Hafizah

Hafizah yang pasrahpun membaca doa lalu membuka mulutnya dan mengunyahnya dengan pelan

"Nara, bagaimana sekolahnya nak?" Tanya Hafizah

"Baik bu." balas anara sembari menyuapkan kembali bubur kedepan mulut sang ibu

"Ini airnya ibu.. pelan pelan." Ucap anara sembari memberikan gelas berisi air putih ke ibunya

Hafizah meminum air yang di berikan oleh Anara lalu kembali merebahkan badannya di bantu anara.

Sudah 7 bulan Hafizah berada di rumah sakit, sejak itu pula anara bekerja paruh waktu di sebuah kafe sepulang sekolah setelahnya anara juga berjualan menjual kue kue butannya di rumah. untuk sekolah anara tak perlu khawatir karena memang iya termasuk siswa berprestasi di sekolahnya hingga Anara mendapatkan biayasiswa.

Hafizah sakit karena penyakit jantung, yg ia punya setelah kepergian suaminya hafidz menuju Allah 6 tahun lalu.

Hafizah banting tulang membiayai pendidikan anara dan kebutuhan lainnya hingga berjalannya waktu anara tumbuh menjadi wanita Sholeha dan berprestasi hingga saat pulang sekolah anara mendapati Hafizah terkurai lemah di lantai, anara sangat panik, berteriak meminta tolong hingga warga berbondong bondong membawa Hafizah ke rumah sakit.

Hati anara bagai di tikam belati takkasat mata mengetahui wanita yang sangat iya sayangi mengidap penyakit jantung di saat itulah anara menggantikan posisi sang ibu menjadi wanita yg harus kuat.

"Nak ibu mau dengar kamu ngaji bolehkan?" Pinta sang ibu

"Ih ibu bolehlah orang anara lagi pegang Al Qur'an juga" balas anara dengan senyum yg tak pernah hilang dari wajahnya.

"Kalau begitu, baca yang keras keras oke.. biar ibu ikut."Hafizah membalas senyum anara dengan manis

lelah seketika hilang jika anara bersama sang ibu melihat ibunya senyum saja sudah membuat anara bersyukur tiada henti

Anara mulai melantunkan ayat suci Al Qur'an dengan merdu di bantu Hafizah

   ******

Brum
Brum

Setelah melalui perjalanan yg cukup jauh, Wildan sampai di apartemen miliknya. memarkirkan motornya di parkiran, melepaskan helm full face nya berjalan ke arah apartemennya.

Wildan tersentak mendengar suara yg sangat iya benci.

"Apa kabar, anak papa.." ujar lalaki paruh baya  di belakangnya.

"Ngapain Lo di sini?" Balasnya dengan ketus, Tampa menoleh ke belakang Wildan sangat malas melihat wajah seseorang yg menjadi penyebab ibunya pergi dari sisinya.

   ******

Hay 🐣 suka gak sama ceritanya? atau b ajah ? Maaf kalau ada yang gak suka yah
Skip ajah kalau yg suka mohon tanda bintang nya yah supaya ana semangat
Nulisnya
Assalamu'alaikum wr wb 💐
Siyuu Lope buat kalian yg baca🖤🖤

Ajari Aku. Mencintai Kamu Dalam IslamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang