Happy reading.
"Anara? Apa keperluan lo, datang ke rumah gue..?"
Anara masih tak bergeming, hingga Wildan yang harus menggoyangkan tangannya ke kanan dan kekiri, tepat di depan muka anara.
"Nar..?" Panggil Wildan.
"E-eh, iya kenapa..?" Tanya anara gelagapan sendiri.
"Apa keperluan lo, datang ke rumah gue..?" Bukannya menjawab Wildan malah melontarkan pertanyaan juga.
Setelah tersadar, Anara melirik kearah bungkusan yang iya bawa, lalu membungkukkan pandangannya lagi.
"Oh iya. maaf, aku lupa, ini pesanan kue kamu.." ucap anara sambil menyodorkan bungkusan di tangannya.
"Tunggu.. kapa-" ucapan Wildan Terpotong, lantaran suara cempreng sang bibi mengagetkan dirinnya.
"Eh. nak anara, dah sampai toh..!!?" Teriak bik muti sambil membuka pintu.
"Hehe. maaf den, ini pesenan bibik." Ucap bik muti sambil mengambil bungkusan dari tangan anara.
"Nih, uangnya nak." Ujar bik muti. Kemudian memberikan uang kepada anara.
"Kalau begitu. saya permisi yah Tante, W-wildan.." pamit anara sambil membungkuk sedikit sopan.
"Lo, gak mau masuk dulu nar..?" Tanya Wildan.
"Makasih, tapi gak usah Wildan. masih banyak pesanan lain, yang mau aku antar." Tolak anara halus.
Anara sudah mau melangkahkan kakinya, tetapi panggilan dari Wildan menghentikan pergerakannya.
"T-tunggu nar, ada yang mau gue omongin ke Lo." Tahan Wildan.
'baru kali ini Aden ngomongnya banyak banyak. saya tahu, saya tahu..!!' batin bik muti senyum senyum.
Anara membalikkan badannya memaksakan senyuman.
"Kenapa, Wildan..?" Tanya anara jengah.
"Ada yang mau gue omongin ke Lo dan bukan di sini, kita ngomongnya di dalam." Pinta Wildan.
'saya bantu pdktnya den, tambahin gaji saya yah..' batin bik muti.
"Tapi-" ucapan anara kembali terpotong oleh Wildan yang langsung menggas poll ucapannya.
"Ini tentang pekerjaan, dan gajinya juga lumayan banyak.." ucap Wildan.
"Hah..?" Ucap anara bingung.
Wildan menghela napas kasar, mengapa calon istrinya ini, sangat lemot.
"Gue mau kasih tau Lo, tentang pekerjaan dan gajinya juga lumayan." ucap Wildan sedetail mungkin agar gadis itu paham.
Anara ingin melayangkan alasan lagi, tetapi bik muti yang langsung memegang tangannya lalu bersabda.
"Nak, ikuti ajah Aden biasanya keras kepala.." bantu bik muti, sambil melirik lirik kearah Wildan.
Anara menghela napas, menyerah akhirnya mengangguk.
"Baiklah, tapi bibik ikut yah. masuk kedalam, di samping Nara..." Pasrah anara.
"Iyalah nak, bibik mau tinggal dimana, kalau bukan di sini." Balas bik muti meyakinkan, lalu menggandeng tangan anara masuk ke dalam apartemen.
Sedangkan Wildan yang masih di luar menyunggingkan senyuman tipis yang manis, Akhirnya luluh juga.
Wildan melangkahkan kakinya menyusul mereka berdua.
'wah, subhanallah, masyaallah..' batin anara.
Di sisi anara. yang di gandeng oleh bik muti, dia hanya diam, sambil berdecak kagum di sepanjang jalan menuju ruang tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ajari Aku. Mencintai Kamu Dalam Islam
Teen FictionHay 🐣 selamat membaca kalau kalian suka. ini karya pertama akuu karya aku sendiri. Jadi kalau jelek singkat ajah yah hehe, kalau aku suka! Aku suka! Bantu vote Assalamu'alaikum wr wb 💐 Salam saudara perempuanku... ****** "Ajari aku mencintai t...