"permulaan"

45 7 2
                                    

Assalamu'alaikum wr wb.
Hay semua maaf yah kalau ceritanya jelek.. karena memang baru pemula hehe.

"Hidup ini hanya sekali. masalah berkali   kali maka hadapi, jangan membuat
Dirimu di kalahkan oleh masalahmu sendiri, masalah dunia itu kecil, tapi masalah akhirat itu menyakitkan..."

-kavana Anara Khauzia Al Hatzah

happy reading.

Disebuah tempat yg di penuhi rumput yg hijau dan bunga bunga yg bermekaran, terlihat seorang gadis cantik dengan alqur'an yg berada di tengah tengah telapak tangannya.

Gadis tersebut, sedang melantunkan ayat suci Al-Quran dengan suara yg merdu.

gadis itu bernama Kavana Anara khauzia Al Hatzah gadis bercadar dengan mata biru yg indah.

Ditengah lantunannya. Anara tersentak lantaran suara Isak tangis seorang pria terdengar di Indra pendengarannya, menolehkan kepala ke kanan dan kekiri anara tak mendapatkan sosok tersebut. memilih abai, suara tangis itu kembali terdengar.

"Ma-mama... Hiks" ucap pria tersebut dengan pilu.

Anara tak tahan lagi. akhirnya, beranjak dari bangku yg iya duduki lalu pergi kesisi kanan taman, di belakang air mancur kota. anara melihat di bawah pohon mangga yg lebat terlihat seorang pria tampan. dgn silet di tangan kanannya, sedang menggores tangan kirinya.

Srek
Srek

Darah bercucuran membasahi rumput dibawahnya.

Anara membulatkan matanya dengan langkah yg tergasa gesa. sesampainya di depan sang pria, anara langsung menepis tangan kanan yg memegang silet tersebut hingga jatuh ke tanah.

"KAMU NGAPAIN!?" Pekiknya dengan mata yg bergetar melihat keadaan sang pria tersebut.

Pria tersebut tersentak mata yg masih bergerai air mata itu melihat anara dengan mata yg tajam.

Memilih Abai dengan tatapan pria tersebut.

"Kenapa....?"lirih anara.

Wildan hanya diam tak menyahut.

Anara memejamkan matanya, lalu membukanya kembali dan membuka mulut.

"kamu tau gak? hidup ini hanya sekali. jangan jadikan masalahmu itu mengalahkan dirimu, karna sesungguhnya Allah tak akan memberikan cobaan yg melalui batas kemampuan hambanya." Ucapnya dengan nada lembut.

Pria itu kembali menunduk seraya berucap dengan pelan "Lo tau apa..?"

Anara kembali menarik napas, lalu kembali berucap dengan tegas.

"aku memang gak tau apa masalah kamu. tapi di setiap masala itu ada jalannya, di setiap manusia pasti memiliki musibah yang berat bukan hanya kamu." Ucapan anara tercekat.

"hingga ada manusia yg ingin lari dari musibah itu dgn melukai atau bahkan menghilangkan nyawanya sendiri..." Lanjutnya pelan.

Pria itu masih setia mendengarkan, walau hatinya sedikit menghangat 'tuhan..'

Anara kembali menarik napas panjang, lalu berucap kembali dengan nada yang kian tegas.

"tapi ketahuilah. jika kamu menghilangkan nyawamu dengan sengaja, itu berarti kamu tak menghargai hidup dan takdir yg di berikan oleh Allah. Bagaimana jika cinta Allah hilang hanya karena perbuatanmu? Masalah di dunia  itu kecil, tapi masala akhirat itu menyakitkan." Ucapnya yang mulai jengah.

Pria itu tak bergeming hingga anara kesal di buatnya

"Udah ya? Terserah kamu aku sudah melarang." Ujar anara dengan ketus

'allah..?' batin sang pria.

Pria itu kembali mendongak, hingga anara melirik tangannya yg terdapat tasbih putih yg melingkar, lalu kembali melirik pria tersebut.

"Ambil tasbih ini. beristighfarlah, dan mohon ampun kepada tuhanmu" ucap anara sembari meletakkan tasbih tersebut ketanah.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatu." Anara membalikkan badannya lalu melangkahkan kakinya menjauh dari pria itu.

"Waalaikummussalam terima kasih." Ucapnya dengan lirih

Namun anara tak mendengarnya lagi, karena sudah menjauh.

Pria itu beranjak mengambil tasbih tersebut, lalu duduk kembali dgn kepala yg bersandar ke pohon lalu tersenyum pahit.

"Tapi.. ildan kan sa-kit, emang gak boleh. tidur ajah, kayak mama..?"

"Idan bodoh ya, mama? Ta-tapi.. kenapa harus mama yg pergi? Kenapa tidak si tua Bangka itu saja.. Idan, sedirian ma.. kalau memang Tuhan itu ada. kenapa Tuhan i-itu jahat banget sama Idan...?" Rancaunya pelan

"Tuhan, lihat Wildan sakit kan?, Tuhan gak tidurkan..?" Sambung Wildan bertanya dengan suara bergetar.

Tak terasa, air mata kembali jatuh ke pelupuk mata bak elang sang pria.

Hiks
Hiks

Kembali menunduk, melipat kedua tangan  lalu menenggelamkan wajahnya, sembari menggenggam tasbih pemberian Anara dengan kuat.

Pria tersebut bernama, Arshaka Wildan Aqwalna Sanjaya. pria tampan yg tegas dan kejam.

Semua orang tak tahu. jika pria tersebut adalah seorang pria yg lemah, dengan kesepian yg selalu menemaninya. selepas kehilangan satu satunya keluarga dalam hidupnya, bundanya yg sangat iya sayangi.

   ******

Hehe Giman? Kalau gak suka singkat ajah tapi kalau suka suka mohon bantuannya yah tekan bintang supaya semangat ngetiknyaa ♡🐣

Lope buat kalian🖤

Ajari Aku. Mencintai Kamu Dalam IslamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang