"chapter 9"

28 4 0
                                    

"maaf kan aku tuhan... Aku hanya seseorang yang ingin meminta ampunanmu dan tidak tau bagaimana kamu menerima doaku.."

-arshaka Wildan Aqwalna Sanjaya.

Happy reading.

Sekarang anara sedang mengendarai motor metik miliknya dengan terburu buru. Karena waktu kerjanya yang sedikit terlambat,sambil berdoa dalam hati semoga bosnya tak memecatnya.

Sesampainya di rumah. melepaskan sepatunya, anara langsung masuk dan bersiap siap.

'ya Allah, berikanlah hamba keringanan semoga bos hamba berbaik hati memaafkan keterlambatan hamba.. pekerjaan ini, sangat penting untuk hamba..'doa anara dalam hati

******

Sesampainya di kafe. Anara memarkirkan motornya lalu masuk kedalam kafe, didalam anara dapat melihat hanya sedikit pengunjung,anara menghela napas lega.

Lalu berjalan membantu teman nya yang sedang melayani pembeli.

"Akhirnya Lo datang juga nar.. tapi, gak papa deh, Lo juga gak perlu khawatir bos lagi pergi ke kampungnya."ucap Nita teman anara.

"Oke, nit. Makasih yah.."ujar anara berterima kasih.

"Sama sama, Nar.."balas Nita dengan senyuman lembut, yang di balas oleh Nara dengan senyuman yang lembut pula.

"Kalau gitu. Kamu istirahat ajah, ini giliran aku."

"Emang, gakpapa nar..?"tanya Nita.

"Iyah, istirahat ih." Balas anara sambil menggerakkan tangannya.

Nitapun mengangguk, dan melangkah menuju ruang istirahat.

Setelah Nita prgi anara melayani pembeli dengan syukur yang tiada huntinya dalam hati.

"Makasih tuhan ... Kau mengabulkan doaku."

******

Di sisi lain Wildan sedang berada di apartemen miliknya. tadi siang, Dia sudah berusaha membujuk anara untuk Wildan antar ke rumahnya tapi penjelasan anara kembali membuat Wildan tak berkutik.

Sebenarnya Wildan iri dengan Rion karena dekat dengan Islam dan tuhan. akhirnya, wildan mencari di google apa apa saja yang dilakukan umat Islam.

Wildan akhirnya mengetehui tentang sholat Wildan menghapal semua niatnya lalu mempraktekannya.

Wildan mengambil kain karena memang belum ada sajadah yang iya beli.

"Allahuakbar.." widan mengangkat kedua tangannya sampai telinga lalu melipatnya ke depan dada.

Wildan memejamkan mata sambil membaca niat dan surah surah pendek yang iya hapal tadi, sesekali membuka mata melihat apa yang iya tidak hapal.

Pembantu yang bekerja di apartemen Wildan yang bernama bik muti, sedang mati Matian menahan tawanya agar tak keluar melihat kelakuan tuannya, bagaimana tidak kalau wajah yang selalu datar kini menunjukkan banyak mimik wajah.

'ya Allah. Aden, ngapalnya dulu aja jangan langsung di praktekan atuh. Saya jadi ingat kekasih saya nuaiman hihi.'ucap bik muti dalam hati sambil terkekeh.

Ajari Aku. Mencintai Kamu Dalam IslamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang