Bagian 3

4.2K 463 51
                                    

Tandain typo ya guys!

.

Fiony segera menggendong Angel setelah tadi anak itu sempat hilang dari jangkauannya. Rasa khawatirnya belum hilang apalagi saat melihat mata sembab Angel ditambah benjolan di kepalanya.

"Dedek darimana aja?! Aku sama kak Zee cariin dari tadi! Jangan pergi-pergi kayak gini, dek! Nanti aku dimarahin maminya dedek! Ini kenapa bisa benjol coba kepalanya?" Fiony mengusap kepala Angel dengan raut wajah khawatirnya.

"Angel nakal! Nanti ai laporin mami kalo tadi Angel pergi-pergi sendiri!" Zee berdecak membuat Angel memanyunkan bibirnya karena takut dengan ancaman dari kakaknya.

"Maapin Angel kak Zee, ce Pio. Tadi Angel ngejar kupu-kupu yang caaantik banget! Tapi kupu-kupu nya ilang. Terus waktu Angel mau kesini, kepala Angel kena bola, sakit." Adu Angel sembari mengusap kepalanya.

"Astaga! Kok bisa kena bola?! Siapa yang udah bikin kepala dedek begini, hmm?" Tanya Fiony.

"Kakak ganteng. Tapi ndak papa, sakitnya udah ilang." Jawab Angel dengan wajah polosnya.

Walaupun Angel baik-baik saja dengan kejadian itu, tetapi menurut Zee si pelaku yang sudah membuat adiknya terluka dan menangis itu harus diberi pelajaran.

"Yang mana orangnya, Njel? Sini, biar ai kasih pelajaran! Bisa-bisanya bikin kepala Angel benjol!" Seru Zee tak terima.

"Tadi Angel ketemu di lapangan basket sana." Tunjuk Angel pada area lapangan basket yang tidak jauh dari Playground, tempat mereka bermain tadi.

"Ya udah, kita kesana sekarang! Ayok, ce Pio! Kita balas kakak yang udah bikin Angel begini!" Zee menarik tangan Fiony namun gadis itu menolak dengan cepat. Hari sudah sangat gelap, ia harus membawa si kembar pulang sebelum sang mami mencari mereka.

"No, kakak. Kita pulang sekarang. Mami pasti nyariin kalian. Emang mau mami marah-marah lagi?"

"Iya, kak. Angel juga mau sama mami. Besok aja kita ketemu kakaknya." Bujuk Angel yang akhirnya membuat Zee mengangguk setuju.

"Iya deh, kita pulang aja. Tapi ai tetap mau ketemu kakaknya besok! Ai masih dendam! Ayok, ce!" Zee menarik tangan Fiony hingga akhirnya mereka pergi meninggalkan area Playground. Jarak rumah mereka memang tidak jauh dari tempat bermain itu.

****

Selama beberapa tahun ini, belum pernah Gracia rasakan kehangatan dan kebahagiaan hanya dengan sebuah percakapan ringan bersama sahabat-sahabatnya. Gracia bersyukur karena sampai saat ini ketiga orang yang tengah duduk berhadapan dengannya itu tak pernah berubah sekalipun mereka sudah sukses dengan jalan masing-masing.

Gracia merasa mereka masih seperti dulu, empat sekawan biang rusuh. Bahkan rumahnya yang tenang dan damai itu seketika berubah riuh sejak kedatangan mereka.

"Gue masih inget banget waktu Ara mau ngelamar Chika, celananya sampe kebalik gegara gugup! Sumpah, itu momen paling kocak yang pernah gue liat!" Olla si chef handal kembali menggoreng Ara atas kejadian beberapa tahun yang lalu.

Tawa mereka kembali pecah, bahkan Ara sekalipun. Ia merasa momen itu cukup memalukan sekaligus receh yang pernah ia alami.

"Ada ada aja. Emang paling kocak dah! Tapi gue senang karna lo semua udah pada sukses dan bahagia dengan pasangan masing-masing." Ucap Gracia membuat semua orang terdiam. Mereka yakin Gracia merasa iri dengan kesuksesan hubungan percintaan ketiganya.

Bagaimana pun lamanya mereka berpisah, mereka tetap tahu bagaimana perasaan Gracia selama ini.

Oniel tersenyum tipis lalu merangkul pundak Gracia.

Way Back Home (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang