Bagian 13

4.1K 449 27
                                    

"Pi.. katanya punya rumah deket sini? Kok nggak pernah bawa kita kesana?" Shani bertanya sembari mengambilkan makanan untuk Gracia.

"Emang ci Shan mau? Kalo mau, kita kesana malam ini sekalian nginap." Jawab Gracia yang menerima sepiring makanan dari Shani.

"Mau banget! Iya, kita sekalian nginap aja. Kak Zee sama dek Angel juga penasaran tuh, sama rumah papinya. Iya kan, nak?" Shani beralih pada kedua anaknya yang tengah sibuk mengunyah. Dengan mulut yang penuh makanan, baik Zee dan Angel sama-sama mengangguk.

"Iya, deh. Selesai makan kita kesana."

Tidak butuh waktu lama untuk mereka menyelesaikan ritual makan malam. Sebelum mereka pergi ke rumah Gracia, Shani menyiapkan keperluan anak-anaknya terlebih dahulu.

Setelah selesai bersiap, barulah mereka menuju ke rumah Gracia dengan mobil pribadi Shani.

"Mi..kakak kangen ce Pio. Kapan ya, ce Pio pulang? Lama banget liburannya!" Keluh Zee yang tengah bersandar di jendela mobil.

"Angel juga kangen! Ce Pio ninggalin kita lamaaaa banget!" Tambah Angel.

"Ce Pio siapa, ci?" Tanya Gracia penasaran sementara ia masih fokus mengemudi.

"Yang jagain anak-anak. Dia yang selama ini ngerawat kakak sama dedek kalo aku lagi sibuk di kantor." Jawab Shani lalu menoleh ke arah si kembar. "Bentar lagi ce Pio pulang kok. Ce Pio kan juga butuh refreshing. Masa harus jagain kakak sama dedek terus?" Lanjutnya.

"Tapi kakak kangen. Mau main bareng lagi sama ce Pio."

"Sabar ya, kak. Ce Pio pasti pulang."

Zee hanya memanyunkan bibirnya lalu menatap kosong ke luar jendela. Antara sedih dan kesal namun Shani hanya membiarkan anak sulungnya itu. Karena mau bagaimana pun ia menjelaskan, Zee tidak akan pernah mengerti situasi yang terjadi.

"Ce Pio itu cewek yang gendong Angel waktu di lapangan basket bukan?" Gracia melirik Angel sebentar lalu kembali fokus ke jalan.

"Yup! Cantik, kan? Ce Pio juga lucu, kayak Angel!"

Gracia terkekeh mendengar ucapan si bungsu.

"Iya, dek. Tapi kayaknya lebih cantik dan lucuan Angel." Goda Gracia membuat Angel salah tingkah.

"Ih..adek pipinya merah! Masa digodain gitu aja salting?" Shani juga ikut-ikutan membuat Angel semakin salah tingkah.

"Habisnya papi liatin Angel mulu sih! Malu tau!" Angel menutup wajahnya mengundang gelak tawa dari kedua orang tuanya yang nampak puas menggoda si bungsu.

Beberapa saat kemudian mereka pun tiba di tempat tujuan. Shani dan si kembar nampak senang saat pertama kali menginjakkan kaki di rumah Gracia yang tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil itu.

"Rumah aku nggak sebagus rumah cici, tapi aku jamin cici sama anak-anak nyaman." Ucap Gracia yang telah membuka pintu rumahnya dengan lebar agar Shani dan si kembar dapat masuk ke dalam.

"Semua rumah pasti nyaman kalo ada kamu, Ge." Balas Shani dengan tulus membuat Gracia tersenyum simpul.

"Cici bisa aja! Kalo gitu kita masuk, yuk! Udah malam banget soalnya."

Malam ini tanpa direncanakan, keluarga kecil yang sedang berbahagia itu berkumpul di rumah Gracia yang selama beberapa hari ini selalu kosong dan sepi. Namun lihatlah bagaimana kehangatan dan kebersamaan mereka membuat rumah itu menjadi hidup dan terdengar ramai dengan tawa anak-anak di dalamnya.

****

Shani yang bangun terlebih dahulu untuk memasak tiba-tiba mendengar suara pintu terketuk. Buru-buru ia mematikan kompor dan merapihkan penampilannya yang sedikit berantakan untuk membukakan pintu pada si tamu.

Way Back Home (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang