Bagian 6

4.4K 450 38
                                    

Shani memperhatikan Gracia yang terlihat sibuk dengan gawainya yang sedari tadi berbunyi, pun dengan jemarinya yang terlihat begitu cepat mengetik di papan keyboard.

"Nge-chat siapa sih dari tadi? Ini kita jadi pergi apa nggak?" Shani mulai jengah. Pasalnya mereka sudah berganti pakaian dan berencana untuk pergi ke kantor Gracia, tetapi sampai sekarang belum ada tanda-tanda mereka akan berangkat.

"Nggak jadi, ci. Bos aku lagi ada urusan di luar. Jadinya diundur malam ini di resto dekat kantor, sekalian dinner bareng."

Shani memicingkan matanya. Radarnya mengatakan bahwa ada sesuatu yang mengganjal dibalik ajakan dinner itu. ia sangat paham bagaimana seorang wanita bersikap pada lawan jenis yang mereka idamkan. Ada berbagai cara yang akan mereka lakukan untuk bisa menghabiskan waktu berdua dengan lawan jenisnya.

Apalagi contoh kasusnya seperti ini. Kerja berkedok dinner? Shani yakin itu hanya akal-akalan si Michelle untuk mengambil kesempatan menghabiskan waktu berdua bersama Gracia. Dan bodohnya lagi si paling tidak peka itu menerima tawarannya.

"Dinner? Kamu sama Michelle gitu?"

Gracia mengangguk dengan polosnya membuat hati Shani memanas.

"Nggak boleh! Cici juga harus ikut! Enak aja kamu ninggalin cici sendiri di sini sementara kamu makan-makan sama si Michelle!"

Dan itu adalah mutlak dimana Gracia tidak boleh menolak. Enak saja mereka berdua menghabiskan waktu sementara di sini Shani melarat dan menahan api cemburu.

"Y-ya udah, nggak usah marah-marah juga."

Shani mendengus kesal. Agak benci dikit karena Gegenya nggak peka. Seharusnya ia berteriak di depan wajah Gracia bahwa saat ini, detik ini, ia merasa cemburu.

"Siniin hp kamu!" Shani mengulurkan tangannya dan merebut hp Gracia. Dengan sedikit perasaan dongkol ia mendudukkan dirinya di sofa sementara Gracia nampak panik setelah Shani merebut hp nya dengan paksa.

"Cici mau ngapain?!"

Bersyukurlah Shani karena hp Gracia sama sekali tidak diberikan pengamanan alias password saat ingin membukanya. Dengan lancang ia mengecek semua media sosial lengkap dengan percakapan yang ada di dalamnya.

"Stefi siapa? Kok dia ngirimin kamu pesan terus? Mana pake emot love lagi!"

"Ini juga si Aya! Ngapain sih, replay replay story kamu?!"

Mulut Gracia terbuka hendak mengatakan sesuatu namun tiba-tiba saja terkatup kembali saat Shani memblokir akun-akun yang mengirimkannya banyak sekali pesan lewat DM.

"Wah..ini isinya cewek semua! Sejak kapan kamu nernak cewek-cewek cakep sama seksi-seksi gini, hm?!" Shani melemparkan lirikan tajam pada Gracia yang saat ini nampak pasrah saat puluhan akun wanita yang mengirimnya pesan diblokir oleh Shani.

"Aku loh nggak pernah balas DM mereka. Kenapa aku di marahin juga?" Gracia menekuk wajahnya membuat Shani gemas sendiri.

"Makanya jangan ganjen! Pasti kamu suka tebar-tebar pesona, makanya mereka DM kamu terus! Awas aja kalo sampe kamu buka blokirnya! Cici sita hp kamu!"

Shani mode posesif begini emang no counter. Gracia sampe takut dan nggak berani ngelawan.

Belum selesai di media sosial, Shani kembali mengecek kontak Gracia yang dimana rata-rata berisi nama wanita yang lagi-lagi membuat tangan Shani gatal untuk menghapus dan memusnahkan bibit-bibit pelakor dari muka bumi ini.

"Ci..kok, kontaknya dihapus? Itu semua teman-teman aku di kantor tau! Nanti kalo aku mau hubungin mereka gimana?" Gracia merengek sementara Shani hanya bermasa bodoh.

Way Back Home (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang