Bagian 4

3.7K 418 34
                                    

Kali kedua Angel melihat sosok keren yang sedang bermain basket sendirian di lapangan. Angel tidak sendiri, ia ditemani oleh Fiony yang sedari tadi menggenggam tangan mungilnya agar ia tidak lagi berkeliaran kemana-mana.

Jangan lupakan sang kakak yang sejak tadi menatap tajam seseorang yang berhasil menarik perhatian Angel.

Zee tidak suka saat adiknya terus memuji orang lain ketimbang dirinya. Apalagi itu orang asing. Belum pernah Angel setertarik itu dengan orang yang baru saja ia temui.

"He's so cool, right? I like him, kak."

Wajah Zee semakin menekuk masam saat Angel begitu bersemangat memperhatikan lelaki yang katanya ganteng melebihi Jefri Nichol itu.

"Tapi dia udah nyakitin kamu, Njel! Aku nggak suka!" Bentak Zee membuat wajah Angel murung.

"Kak, nggak boleh bentak adeknya. Nanti Angel nangis." Fiony mengambil Angel dan menggendongnya, lalu mengusap punggung anak itu agar tidak rewel setelah dibentak oleh kakaknya sendiri.

"Emang kenapa kak? Dia juga nggak sengaja benjolin kepala Angel." Dibalik gendongan Fiony, Angel bergumam lirih.

"Angel nggak ingat pesan mami? Don't be nice with new people or someone! Angel jangan liat mukanya aja!"

Angel menyembunyikan wajahnya di balik leher Fiony, bukan karena ucapan Zee barusan, tetapi karena sosok yang ia dambakan tiba-tiba saja mendekati mereka.

"Boy, boleh lempar bolanya ke sini?" Pinta Gracia pada Zee yang dimana sedang memegang bola basketnya. Sebelumnya ia melempar bola terlalu keras hingga terlempar keluar lapangan tepat ke arah Zee.

"Njel, ini yang kamu bilang ganteng? B aja kok! Gantengan aku dimana-mana!" Sewot Zee membuat Gracia mengernyit bingung.

"Kak Zee kasih bolanya sama kakak itu!" Pinta Angel dengan ekspresi memelas.

"Loh, kamu yang waktu itu kan? Kepalanya udah mendingan? Maaf banget ya, kemarin kakak nggak sengaja lempar bolanya." Gracia mendekati Fiony dan Angel untuk memastikan gadis kecil yang menjadi korban bolanya baik-baik saja.

"Ini adeknya ya, kak? Kemarin saya nggak sengaja lempar bola, terus kena kepalanya deh. Maaf banget ya?" Ucap Gracia pada Fiony.

"I-iya, kak. Nggak papa kok." Gumam Fiony gugup saat berhadapan langsung dengan Gracia yang menurutnya sangat menawan ketika dilihat dari jarak sedekat ini.

"Kepalanya udah mendingan?" Gracia tiba-tiba saja mengusap kepala Angel membuat anak itu salah tingkah dan mengangguk malu-malu.

"Don't touch my Angel!!" Zee mendorong tubuh Gracia agar menjauh dari sang adik.

"Kak!" Ujar Angel dan Fiony secara bersamaan.

"U jangan sok asik! Gara-gara u Angel nangis, kepalanya sampe benjol! Jangan deket-deket sama Angel lagi!" Zee membentak Gracia dengan kedua tangan berkacak pinggang.

Serem juga nih bocah!

Gracia hanya diam saat Zee mengomel selayaknya orang dewasa. Dan anehnya lagi Gracia hanya menunduk seperti anak kecil yang dimarahi oleh orang tuanya.

"Ayok kak, pulang! Jangan biarin Angel deket-deket sama dia!" Zee menarik tangan Fiony untuk meninggalkan area lapangan basket.

"Bye bye, kak. And i'm sorry." Angel melambai pelan ke arah Gracia dan hanya dibalas anggukan olehnya.

"Sumpah, anak siapa sih itu galak banget?! Mana semuanya aneh, nggak jelas! Kok bisa gue ketemu terus sama mereka?!"

****

Way Back Home (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang