Punya orang dalam memang satu privilege kok. Buktinya, karena ada Kakashi yang membantu, urusan pendaftaran sekolah Naruto cepat kelar. Soal asrama juga bisa mendapat kamar yang hanya diisi 4 orang. Karena biasanya murid beasiswa itu ditempatkan di kamar berisi 10 orang. Kamar isi 2 dan 4 itu untuk siswa reguler. Kamar isi 1 khusus untuk ketua murid, para murid peringkat atas dan siswa yang orangtuanya donatur tetap.
Karena tahun ajaran baru belum dimulai, Naruto masih bisa tinggal di luar asrama. Tapi siswa baru harus masuk seminggu lebih awal untuk masa orientasi.
Setelah selesai mengurus segala sesuatu, Kakashi dengan tidak sabar menarik tangan Minato. Ingin segera dia interogasi.
"Woi! Woi! Kaka-kun. Jangan ditarik-tarik dong. Kasihani balungan tuwek ini," seru Minato. -balungan tuwek = tulang tua-
"Sudah ku bilang kan, nii-san harus menjelaskan semua. Ikut saja. Enggak usah berisik!" sentak Kakashi dingin.
"Aish! Kamu ini ya. Mentang-mentang sudah dewasa terus tidak menghargai nii-san. Oke. Nii-san akan cerita. Tapi tidak sekarang. Biar nii-san istirahat dulu. Tolong antar nii-san ke apato ya," Minato mencoba membujuk bocah besar yang lagi ngambek.
"Oke. Kita pulang," Kakashi masih mencengkeram erat pergelangan tangan Minato. Pokoknya yang kuning kawaii jangan sampai lepas.
"Naru-chan. Ayo," Minato memanggil anaknya yang daritadi terlupakan. Naruto hanya mengangguk dan mengikuti di belakang mereka. Batin Naruto sebenarnya penuh pertanyaan. Siapa paman ini? Yang jelas bukan adik tousannya meski memanggil nii-san pada tousannya. Kalau adik kaasan lebih tidak mungkin lagi. Rata-rata Uzumaki berambut merah cetar. Ada yang agak berbeda seperti paman Yahiko, tapi tetap ada unsur merahnya. Naruto adalah satu-satunya Uzumaki berambut kuning yang kadang membuat darah Uzumakinya diragukan.
Kakashi mengemudi dalam diam. Ingin mengomel ataupun membicarakan kepergian Minato yang mendadak, tapi ada remaja tanggung di kursi belakang. Takutnya bocah itu tidak tahu apa-apa soal ayahnya. Sehingga aneka pertanyaan Kakashi akan membuka semua rahasia. Selain itu Kakashi masih kesal pada Minato. Jadi Kakashi niatnya mau silent treatment saja.
Minato yang tidak peka, malah asyik berceloteh ini-itu pada Naruto. Menunjuk ke berbagai tempat yang dia tahu termasuk menyerukan keheranan melihat perubahan tempat tersebut. Saat mobil hendak keluar kota, Minato berseru menghentikannya.
"Salah jalan Kaka-kun. Bukan keluar kota. Nii-san menyewa apato di distrik Sarutobi," kata Minato.
"Ngapain nii-san nyewa apato di sana? Rumah nii-san di distrik Senju masih ada. Lebih aman kan kalau nii-san tidak mau bertemu dengan Uchiha. Distrik Sarutobi itu dekat dengan distrik pusat. Gedung utama milik Uchiha Grup ada disana. Probabilitas nii-san tidak sengaja bertemu dengan Uchiha lebih tinggi. Sementara distrik Senju dan distrik Uchiha, meski sama-sama di luar kota, tapi berlawanan arah. Jadi kecil kemungkinan bertemunya," sergah Kakashi.
"Nii-san tahu diri Kaka-kun. Nii-san bukan bagian dari mereka. Sudah cukup nii-san merepotkan mereka saat nii-san sekolah dulu. Sekarang, nii-san tidak ingin berhutang budi pada mereka lagi," Minato tersenyum sendu.
"Nii-san," Kakashi mencoba membantah.
"Sudahlah. Antar saja nii-san ke apato. Lihat itu. Naru-chan sudah angler. Kamu enggak kasihan melihat keponakanmu kelelahan begitu?" Minato menunjuk Naruto yang tau-tau terlelap. -angler= nyenyak-
Kakashi menatap Minato tajam selama beberapa saat sebelum akhirnya memutar kemudi menuju distrik Sarutobi. Alamat apato yang Minato sebutkan berada di gang sempit. Kakashi terpaksa parkir di pinggir jalan, karena mobilnya tidak bisa masuk gang. Ah elah! Tau gini tadi pinjam mobil mininya Umino-san. Moga-moga tidak diderek petugas. Tidak ada tanda dilarang parkir sih, tapi bukan berarti boleh parkir disitu juga. Halah! Sebentar saja. Peraturan itu ada untuk dilanggar. -aliran sesat! Jangan dicontoh ya anak-anak-
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiiroi Senko
FanfictionSurat tawaran beasiswa dari Konoha untuk Naruto, membuat Minato kembali mengingat kenangan menyakitkan yang dia tinggalkan disana. Minato jadi galau. Kalau beasiswa itu diterima, Minato harus balik Konoha, tapi takut dengan masa lalu yang menghantu...