Nge-date

50 3 0
                                    



Mari kita memutar waktu dan kembali ke hari Sabtu, saat dua om-om paruh baya bertemu.

Sebenarnya, Minato tidak ada rencana ketemu dengan Fugaku. Kalau Naruto sudah kembali ke asrama, Minato mending quality time dengan Naruto. Sayang, Naruto masih di Suna. Sebenarnya ada beberapa ajakan untuk bersosialisasi dari para relasi. Tapi semua ditolak Minato dengan alasan sibuk. Alasan jujur sih, Minato malas harus meladeni para penjilat.

Maka, untuk mengistirahatkan otaknya, Minato memutuskan untuk mengunjungi salah satu kafe buku langganannya dulu saat masih kuliah. Tempatnya nyaman dan koleksi bukunya banyak. Sangat cocok untuk mengerjakan tugas. Belum lagi makanannya enak dan terjangkau untuk kantong mahasiswa. Kata asistennya, tempat itu masih buka.

Minato inginnya sih pergi sendiri. Tapi karena statusnya, Minato diharuskan membawa paling tidak dua orang pengawal dan harus diantar sopir sesuai aturan.

Dengan mengenakan t-shirt, celana kargo, sweater dan sneakers, Minato masih mirip anak kuliahan. Apalagi ditunjang wajah yang awet muda. Siapapun tidak bakal mengira kalau Minato sudah punya anak yang hampir dewasa. Minato tidak menutupi rambut kuningnya tapi dia memakai masker. Rambutnya memang mencolok tapi kan di Konoha banyak yang punya rambut seperti miliknya. Sudah banyak orang asing menetap di Konoha.

Bangunan kafe sudah terlihat. Minato tersenyum penuh nostalgia. Ingat saat kerja kelompok hingga berdebat seru di lantai atas. Lalu memori ketika Kushi-chan mengikutinya namun berakhir ngorok di karpet. Mabok buku katanya. Kemudian, Fugaku. Tuan muda itu menunggui Minato yang sedang dikejar deadline. Niatnya memberi semangat dan kalau bisa membantu. Tapi malah ngisruh. Habisnya Fugaku malah ndusel terus membuat Minato tidak konsentrasi.

Minato masuk kafe sendiri. Pengawal dan sopirnya menunggu di luar. Hei. Tempat itu kelas rakyat jelata. Kalau pengawalnya ikut, Minato akan jadi pusat perhatian. Udah berusaha tampil sederhana, malah ada dua orang berbodi beruang, berwajah kaku dan memakai jas mengikuti. Bisa dikira artis kesasar.

Minato memilih membaca di luar ruangan. Di salah satu meja berpayung yang tersedia. Toh niatnya ingin santai. Mumpung hari cerah tapi tidak panas. Lagian, yang indoor sudah lumayan penuh oleh bocah-bocah bertampang frustasi. Sepoci teh lemon dan sepiring soft cookies tersedia di depannya. Buku yang dia pilih pun sengaja yang ringan bukan tema berat. Yaitu Kobo-chan. Jangan ngeledek. Sudah Minato bilang kan, kalau dia ingin mendinginkan otak yang beberapa hari ini kemebul? -kemebul = berasap-

Sambil menggerogoti soft cookies, Minato nyengir sendiri oleh polah lucu nan polos Kobo-chan, hingga tidak menyadari kalau tingkah menggemaskannya itu diperhatikan oleh seseorang.

Seorang mantan yang ngebet pengen balikan hingga mengutus orang untuk mengikuti Minato kemanapun dia pergi. Kalau hanya ke kantor, Fugaku akan membiarkannya. Tapi jika hari libur dan Minato terlihat meninggalkan distrik Senju, orang itu akan segera melaporkannya. Dan Fugaku akan langsung bergerak ke jalan raya terdekat. Maka tidak heran kalau kedatangan mereka di tempat itu hanya selisih 15 menit.

Dua pengawal Minato yang di luar, benar-benar tidak menyadari kalau orang yang memakai celana chinos, jaket bomber, topi dan sneakers itu Uchiha-sama. Padahal Minato sudah berpesan, kalau melihat Fugaku harus melapor biar Minato bisa secepatnya kabur. Pengalaman saat nge-date dengan Naru-chan. Kalau tidak waspada kan tahu-tahu orang itu muncul bak siluman.

Lagian siapa yang bakal menduga kalau Fugaku saja datang pakai sepeda lipat? Mobilnya diparkir rada jauh agar Minato tidak melihatnya. Udah gitu bawa backpack gede, mirip penampilan para bocah yang memasuki tempat itu. Seniat itu Fugaku ingin mengejar Minato.

Minato yang sedang asyik dengan dunianya sendiri, mendadak merasakan rasa soft cookies jadi beda. Eh? Kok jadi crunchy? Minato mengangkat pandangannya dari buku, melihat mejanya sekarang ada seporsi brownies kering. Soft cookies tinggal piringnya. Saat menatap ke depan, Minato nyaris terjatuh dari kursi.

Kiiroi SenkoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang