Bibi Tsunade

163 10 0
                                        





Naruto heran. Akhir-akhir ini tou-sannya jarang ngajak VC saat weekend. Di-chat juga lama balasannya. Ada yang aneh nih kalau tou-san keluar dari kebiasaannya. Naruto sudah berusaha bertanya pada Asuma sensei ataupun Kurenai sensei kalau ada kesempatan. Tapi negatif. Naruto tidak sudi bertanya pada jones ubanan itu. Jangankan dijawab, Naruto paling malah dapat kalimat sengak.

Awalnya, Naruto juga menganggap biasa saja soal perubahan sang tou-san. Karena mereka berdua sama-sama sibuk jadi Naruto tidak terlalu ambil pusing. Tapi, lama-lama kok makin janggal. Naruto curiga ini ada hubungannya dengan Senju atau Uchiha.

Jangan dikira Naruto tidak punya agen di luar sana ya. Ada yang bisa ditanyai meski informasinya terbatas. Kalau Asuma sensei dan Kurenai sensei tidak mau menjawab pertanyaan Naruto, masih ada Konohamaru. Bocah petakilan yang menganggap Naruto sebagai role model itu, sering menelpon Naruto. Menanyakan hal-hal random yang terlintas di otaknya. Naruto, meski sering dibuat jengkel dengan keceriwisan Konohamaru, merasa terbantu juga. Karena dia bisa dapat info mengenai tou-sannya saat di konbini maupun di kediaman Sarutobi.

Jadi Naruto sudah tahu, kalau Uchiha-sama sering mendatangi konbini untuk menemui tou-sannya. Tidak secara langsung menyebutkan nama Uchiha Fugaku, namun Konohamaru bercerita kalau paman Minato memberikan semua makanan enak yang diperoleh dari paman bertampang seram pada Konohamaru. Siapa lagi paman yang bisa menakut-nakuti bocah selain paman berwajah dingin Uchiha-sama?

Daripada bertanya-tanya dan mengambil kesimpulan sepihak, Naruto berniat menemui tou-sannya saja. Dia sudah mengajukan permohonan untuk keluar asrama Sabtu nanti. Naruto akan langsung ke konbini untuk bertemu sang tou-san sekaligus mengkonfirmasi kalau Uchiha-sama itu beneran sering mendatangi tou-san.

Jadi tidak aneh, kalau Sabtu jam 8 pagi,  Naruto sudah siap cabut dari asrama.

"Ada yang mau nge-date nih," celetuk Chouji, yang masih bau iler tapi sudah ngemil chitata, sambil nonton anime, di atas kasur.

Naruto hanya bisa menggelengkan kepala melihat kebiasaan super buruk Chouji. Untungnya mereka tidak harus berbagi tempat tidur. Naruto bergidik membayangkan dia berbaring di atas remahan kue dan keripik. Berasa mirip kroket yang lagi digulungin di tepung panir.

"Siapa? Naruto nge-date? Emang laku?" ledek Kiba, kepalanya muncul dari balik selimut.

"Tidak laku kok. Cuman lokerku saja yang tiap hari ada surat cinta," ucap Naruto dengan nada songong.

"Kuning sialan! Enggak usah sombong anda. Surat cintamu masih kalah jauh dengan si ekor bebek itu," Kiba nge-gas. Sejujurnya sih dia iri karena tidak pernah dapat surat cinta. Hueeee. Apa kurangnya Kiba yang ganteng ini?

"Lah? Apa urusannya? Tidak mempengaruhi nilai juga. Mau dia dapat sekarung juga enggak bakal membantu dia untuk menang saat tanding olahraga denganku. Nilai si buntut ayam itu juga kebanting dengan nilainya Shika," ujar Naruto tidak peduli.

Shikamaru yang di-mention, hanya membuka mata sejenak, lalu lanjut molor. Surga itu turu. Silahkan pada berantem. Shikamaru sudah kebal dengan suara berisik Naruto dan Kiba yang selalu berdebat soal apa saja. Anggaplah suara mereka berdua adalah duet antara piano dan biola yang sedang memainkan Carol of the Bells ataupun Moonlight Sonata 3rd Movement.

Tiba-tiba terdengar ketukan di pintu. Semua langsung panik termasuk si mager Shikamaru. Waduh. Sidak dari ketua asrama ya? Kamar mereka masih mirip bak sampah. Gedebugan, mereka membereskan semua sampah dan menjejalkannya asal di kantong plastik. Lalu menggelar bed cover demi menutupi apapun yang di atas kasur.

Ketukan masih terdengar. Sepertinya yang mengetuk sudah jengkel karena pintu tidak dibuka juga. Terbukti, ketukan itu makin nyaring.

"Iyaaa. Baru pakai celana," seru Kiba tanpa berpikir. -Hei, puppy. Ucapanmu bisa bikin orang salah paham tauk-

Kiiroi SenkoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang