Urusan sekolah Naru-chan sudah selesai. Tinggal menunggu waktu untuk masuk asrama. Sekarang saatnya Minato mencari pekerjaan. Kemarin sudah ditawari Kakashi untuk mengajar di TK Yayasan Pendidikan Konoha, yayasan yang juga menaungi Konoha International High School. Tapi Minato menolak. Yayasan Pendidikan Konoha dimiliki oleh Senju. Minato kan menghindari bertemu keluarga itu juga. Melamar kerja di Yayasan Pendidikan Konoha sama saja masuk kandang singa.
Dari paman Teuchi, Minato mendapat tawaran pekerjaan sebagai sales satu brand kosmetik di mall. Katanya, muka imut Minato bisa diadu dengan anak-anak muda. Minato jelas tidak mau. Bukan meremehkan pekerjaan tersebut. Tapi pengalaman buruk sebelumnya. Dulu, saat masih sekolah dan sedang liburan musim panas, Minato pernah iseng part time jadi sales parfum di mall. Hasilnya, Minato dikerumuni dan dicolek-colek oleh para tante-tante berdempul tebal. Minato trauma. Dia langsung resign hari itu juga.
Minato sudah berkata pada paman Teuchi, dia mending part time di Ichiraku saja daripada jadi sales di mall. Cuci piring juga Minato tidak keberatan. Saat masih mencari info lowongan pekerjaan di koran, Asuma Sarutobi mengajak bertemu.
Asuma merupakan salah satu teman dekat Minato juga, yang nomor telepon rumahnya paling Minato ingat selain nomor telepon rumah utama Senju dan Uchiha. Saat pindah Uzu, Minato kehilangan semua nomor telepon teman-temannya gara-gara hal konyol. Minato si ceroboh itu terpeleset di dermaga Uzu dan jatuh ke air. Ranselnya tidak waterproof sehingga seluruh benda di dalam ransel basah semua. Baju masih bisa dijemur. Tapi notes bertuliskan nomor telepon luntur tintanya. Untung, semua ijazah dan surat-surat penting sudah diplastik.
Kemarin, ketika Kakashi mengajak Naruto belanja, Kakashi sekalian membelikan hape untuk Minato. Meski sempat menolak, Kakashi memaksa dengan alasan, nanti kalau Naruto sudah masuk sekolah, orangtua siswa akan mendapat info rutin mengenai perkembangan belajar siswa. Kakashi menghabiskan waktu se-jam penuh untuk mengajari Minato mengoperasikan sistem ios. Saking gapteknya, Minato sampai merasa IQnya turun hingga setengah. Kakashi setres sendiri dibuatnya. Akhirnya, demi kewarasan, Minato dan Naruto bertukar hape. Punya Naruto yang dari sekolah kan android, lebih mudah dipahami. Kakashi jadi menyesal membelikan hape apel cuil itu.
Setelah bisa menggunakan hape, Minato menelpon nomor rumah Asuma. Pembicaraan mereka berlangsung searah, alias Minato dimarahi Asuma habis-habisan selama lebih dari setengah jam. Asuma baru berhenti marah setelah mendengar getaran di suara Minato. Seperti hendak menangis.
Di hape Minato sekarang selain nomor hape Naruto dan Kakashi, juga ada nomor hape Asuma. Tentu saja ada nomor telpon rumah utama Sarutobi, nomor Ichiraku dan sekolah.
Disinilah sekarang. Di depan gerbang rumah utama Sarutobi. Minato yang sudah datang dari 10 menit yang lalu masih mondar-mandir gelisah. Ingin segera memencet bel, tapi masih gugup. Masih ingat betapa marahnya Asuma semalam. Bukan karena benci tapi kuatir. Keluarga Sarutobi itu baik pada Minato. Rumah Sarutobi selalu terbuka dan menyambut kedatangan Minato. Waktu Minato pergi dari Konoha, dia tidak pamit pada siapapun. Termasuk paman Hiruzen dan keluarganya. Meski Minato ingat nomor telepon rumah utama Sarutobi, dia tidak punya nyali untuk menghubungi selama di Uzu.
Naruto yang hari ini diajak juga, merasa jengah melihat tou-sannya gugup begitu. Macam anak gadis mau bertemu mertua untuk pertama kalinya. Naruto yang kepanasan dengan jengkel menekan bel tanpa sepengetahuan tou-sannya yang sedang asik menggigiti kuku. Ben wae. Panas nih. Mending segera masuk dan menyelesaikan semua.
Minato terlonjak saat gerbang tiba-tiba terbuka, dan dia disapa, "Mina-kun?"
"Bbbbibi Biwako. Selamat siang," Minato baru setengah membungkuk ketika dia dipeluk oleh seorang perempuan tua yang kini terisak. Minato kelabakan. Tangannya bergerak menepuk-nepuk punggung Biwako.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kiiroi Senko
Hayran KurguSurat tawaran beasiswa dari Konoha untuk Naruto, membuat Minato kembali mengingat kenangan menyakitkan yang dia tinggalkan disana. Minato jadi galau. Kalau beasiswa itu diterima, Minato harus balik Konoha, tapi takut dengan masa lalu yang menghantu...