Proses bersih-bersih dan mengatur kamar baru selesai jam 9 malam. Kakashi pamit karena tidak ada tempat menginap. Padahal Kakashi pengen nginep huhuhu. Pengen dipeluk Minato-nii sambil cerita-cerita seperti dulu. -heleh. Si uban mau modus-
Naruto sebenarnya ingin bertanya soal Kakashi pada tou-sannya. Tapi Minato sudah terlalu lelah untuk bicara. Naruto jadi menahan rasa penasaran. Tadi saat mereka berdua belanja, pertanyaan Naruto pada Kakashi hanya dijawab "tanyakan saja pada tou-sanmu". Naruto jadi yakin, ada sesuatu yang tou-san tutupi. Naruto juga yakin kalau kaa-san sudah tahu semua.
Esoknya, pagi-pagi sekali, Kakashi muncul sambil membawa beberapa bungkus makanan untuk Naruto. Kakashi berniat mengajak Minato sarapan di luar saja sekaligus mendengar penjelasan Minato mengenai semua hal. Naruto ditinggal saja. Biar sarapan sendiri di rumah.
Naruto hanya bisa mendengus. Apa sih rahasia yang tou-san simpan? Naruto kepo, tapi juga tidak berani bertanya. Takut tou-sannya merasa sedih. Ya sudahlah. Selama tou-san bukan pelaku kriminal, Naruto tidak peduli.
Minato pulang sesaat sebelum jam 1. Naruto melirik saja. Sambil memasang tampang bersalah, Minato mengulurkan sebungkus ramen sebagai permintaan maaf.
"Ramen? Biasanya aku dilarang makan ramen. Kok tumben dibelikan?" Naruto membuka bungkusnya. Uhmmm. Wangi sekali. Liurnya sudah mengalir hanya dengan mencium baunya. Wiiih. Topingnya banyak. Pasti enak nih.
"Kan tou-san bilang boleh, asal tidak setiap hari dan bukan ramen instan. Naru-chan sih, hobi makan ramen cup. Sudah tahu itu makanan tidak sehat," omel Minato yang tidak didengarkan oleh Naruto.
Bocah itu asik dengan ramennya. Sangat enak. Ini ramen terlezat yang pernah Naruto makan. Lebih sedap dari ramen buatan kaa-san. Dimana lokasi warungnya ya. Naruto mau beli lagi mumpung belum tinggal di asrama.
Minato hanya bisa menatap malas pada ekspresi anaknya yang sampai merem-merem saking merasakan enaknya ramen. Naru-chan ini. Hanya ramen kok senangnya macam dapat harta karun. Bahagianya Naru-chan itu ternyata sederhana ya.
"Tou-san. Ini dari Ichiraku yang tou-san ceritakan kemarin ya? Enak banget," tanya Naruto saat ramennya sudah habis sekuah-kuahnya sambil mengelus perutnya yang penuh.
"Enak kan? Ramen paman Teuchi memang yang terbaik. Dulu, tou-san sering makan disana saat masih sekolah. Rasanya tidak ada yang berubah meski puluhan tahun sudah berlalu," Minato malah bernostalgia. Ingatannya berputar ke masa lalu saat first date bareng orang itu. Minato sedikit geli ketika ingat tuan muda yang biasa makan di five stars hotel ataupun restoran berbintang Michelin, diajak makan ramen rakyat jelata. Tampangnya curiga seolah tidak percaya semangkuk makanan berminyak itu bisa dimakan. Tapi setelahnya, tuan muda muka datar itu ketagihan makan ramen. Mereka jadi sering nge-date di Ichiraku.
"Tou-san ngapain senyum-senyum gitu? Tou-san sering ngajak kaa-san makan disana ya? Jangan-jangan juga sering pacaran di warung ramen?" celetuk Naruto melihat tou-sannya melamun sambil nyengir sendiri.
"Ya gitu deh. Dia jadi suka makan ramen sih. Tapi kata Kushi-chan, dia bukan suka ramennya tapi suka saat makan berdua dengan tou-san tanpa gangguan. Hanya di Ichiraku kami bisa bebas tanpa ada yang mengawasi," Minato yang masih tersesat di masa lalu tanpa sadar menjawab perkataan Naruto. Dengan jawaban yang membuat Naruto shock. Dia laki-laki? Dan kaa-sannya juga tahu? Tou-san benar-benar pernah pacaran dengan cowok?
"Dia siapa?" tanya Naruto. Suaranya agak meninggi.
"Fu eh apa? Naru-chan tanya apa?" Minato mendadak tersadar dari acara mengenang masa lalu. Ditatapnya Naruto yang sedang pasang muka menuntut jawaban.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kiiroi Senko
Fiksi PenggemarSurat tawaran beasiswa dari Konoha untuk Naruto, membuat Minato kembali mengingat kenangan menyakitkan yang dia tinggalkan disana. Minato jadi galau. Kalau beasiswa itu diterima, Minato harus balik Konoha, tapi takut dengan masa lalu yang menghantu...