DUKUNG PAKET KUMCER DEWASA 2
HANYA 150K BUAT 20 CERPEN
CERPEN KE-21 SAMPAI 40Irresistable Thalia
Kumpulan Cerpen Dewasa dari cerita Teman Tapi Bercinta
By Tamara Aruna
Jantungku berdebar. Resah.
Aku mengenakan rok pendek seperti ketentuan di kantor ini. Pegawai perempuan harus terlihat representatif, katanya. Perusahaan ini menerjemahkannya dengan berpenampilan seksi. Pernah satu kali aku datang ke kantor mengenakan celana panjang dan manajer menegurku. Jujur, aku tidak nyaman. Namun, aku membutuhkannya supaya bisa lulus.
Pahaku berkeringat, aku berhenti menyilangkannya, lalu menggesekkannya satu sama lain. Kuawasi sekitar. Sunyi. Kubuka pahaku sedikit supaya angin bisa menyejukkannya. Napasku terembus lega. Aneh sekali. Biasanya, ruangan ini sangat dingin. Kenapa sekarang gerah? Apa pendingin ruangannya nggak berfungsi? Apa karena jam kantor sudah berakhir sehingga mereka mematikannya?
Keresahanku meningkat menjadi gelisah menyadari berapa lama aku diminta menunggu di dalam ruang yang cukup panas. Seharusnya aku sudah pulang satu jam lalu, tapi manajer menahanku. Dua kali Arsen menelepon, menanyakan kapan dia bisa menjemput. Kukatakan, aku belum bisa pulang sekarang dan akan segera mengabarinya. Sepertinya dia agak marah.
Sejak menjemputku di acara kantor dua minggu lalu, Arsen jadi sangat pencemburu. Hampir tiap malam dia melampiaskannya dengan meniduriku. Tidak memberiku waktu untuk beristirahat. Itu hanya salah paham. CEO perusahaan yang mengizinkanku magang di sana sedang berbincang denganku saat Arsen datang. Menurut Arsen, pandangan pria itu terhadapku seperti menelanjangiku. Aku menyangkal dan mengatainya konyol, meski jujur... dalam hati aku tidak bisa mengingkarinya. Jika kami hanya berbincang berdua, tatapannya padaku terkesan penuh makna. Aku tak ingin besar kepala. Tentunya dia dikelilingi banyak wanita. Akan tetapi sebagai perempuan, aku bisa merasakan ketertarikannya padaku. Aku tidak pernah menceritakannya pada siapapun, tidak pada Arsen, atau rekan kerjaku. Bukan hanya satu atau dua kali Sang CEO mengajakku makan malam bersama. Dia memang masih lajang, muda, dan tampan.