22. Saudara Kembar Cowok Gue 2

15.8K 44 1
                                    

Saudara Kembar Cowok Gue 2
By Tamara Aruna

Lanjutan cerpen  Saudara Kembar Cowok Gue

Sejak hari itu gue males ngapa-ngapain, terutama siang ini. Di luar panas banget. Gue pengin berenang, tapi kolam di rumah gue lagi dibersihin. Alhasil, gue hanya berbaring di kasur dalam bikini gue, menyesali perbuatan gue sambil nyalain pendingin ruangan sekenceng mungkin.

Pas gue lagi bengong-bengong nggak jelas, tiba-tiba ponsel gue berdenting. Gue cek. Notifikasi pesan di ponsel bikin gue melonjak semangat dan langsung mengenakan pakaian. Raka bilang, dia udah siap membicarakannya dengan gue. Beberapa menit kemudian, gue udah nyampe di rumahnya. Raka membuka pintu. Dia bertelanjang dada. Mukanya murung dan dia menyilakan gue masuk tanpa berkata apa-apa.

"Tunggu di kolam aja," katanya. "Aku bikinin minuman."

"Raka—"

"Kita bicara di belakang," potongnya. Gue hanya bisa mengangguk.

Air di kolam renang rumah Raka begitu jernih dan berkilau ditempa sinar matahari. Panasnya siang itu langsung bikin gue yang mengenakan hoodie sangat gerah. Rasanya, gue ingin menceburkan diri ke sana. Kalau kami nggak lagi dalam kondisi kayak gini, pasti udah gue lakuin, dan kami akan langsung berhubungan intim di dalam air. Gue tahu Raka sangat menyukainya. Gue menoleh ke belakang, Raka akhirnya muncul juga.

Dia meletakkan minuman di meja tempat gue duduk. Setelah dipersilakan, gue mengambil limun dingin itu dan menyesapnya.

Gue mulai bicara, "Raka... aku minta maaf. Aku udah jelasin semuanya ke kamu kemarin, juga lewat chat. Sekarang, aku nggak tahu mau ngomong apa lagi selain minta maaf. Aku nggak akan ngulangin kesalahan itu lagi kalau kamu maafin aku. Aku sadar... kamu cowok terbaik buat aku. Kamu bahkan masih mau nemuin aku meski aku udah bikin kesalahan yang fatal. Kalau kamu mau maafin aku... aku bakal lakuin apapun buat kamu...."

"Apapun?" tanya Raka.

"Apapun."

Ludah gue terteguk. Saat itu, gue tahu, Raka sebenarnya masih marah, tapi dia nggak bisa mengabaikan hasrat dan rasa sayangnya ke gue. Gue masih bisa melihat kilat penuh rasa kecewa itu di matanya saat dia merenggut rahang gue dan mendongakkannya ke atas. Gue masih duduk dan Raka berdiri di depan gue. Muka gue sejajar dengan pinggangnya. Gue pikir, saat itu dia akan menyodorkan kontolnya ke gue dan minta gue menyepongnya buat nunjukkin penyesalan gue. Gue lihat batang itu udah mengeras di balik celana boksernya. Tapi, ternyata Raka malah menunduk dan mencium bibir gue.

Gue bangkit dan memeluk Raka erat-erat.

"Aku mau kamu setia dan nurut sama aku," bisiknya.

Gue mengangguk-angguk, gantian gue yang melumat bibirnya. "Aku janji," ikrar gue. "Aku janji akan jadi cewek paling penurut buat kamu."

Setelah itu, hoodie gue ditanggalkannya. Di balik hoodie itu, gue hanya mengenakan bra bikini yang mengekspos tubuh gue. Tanpa malu-malu, Raka merenggut kedua bola payudara bulat gue yang berkilau keemasan karena sunblock yang ditempa sinar matahari. Gue punsecara refleks menggenggam erat penisnya yang keras di balik bokser. Celana gue dipelorotkan oleh Raka. Gue memekik saat dia menggendong gue dan melempar gue ke air. Raka ikut menceburkan diri. Nggak lama, gue dan dia sudah bercumbu.

Di dalam air, Raka mendekap gue erat. Gue menggelinjang dalam rengkuhan tangannya karena gairah gue mulai memanas. Tangan-tangan Raka menjelajahi tubuh gue, lidah dan bibirnya menciumi pundak, menggigit samar tengkuk dan mengulumi cuping telinga gue. Gue mengambang di dalam air, membelakanginya. Dada gue diremas-remas lembut, puting gue dimainkan. Dicubit dan dibuat semakin keras di balik bra. Bokong gue terus menggesek kemaluan Raka yang sangat keras.

Mature ContentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang