| MLV - 08

1K 92 136
                                    


--🎵Djo - Ending of Beginning🎵--


______________

08. DUA PASANG OMBAK

Sarada menatap bosan pada tayangan televisi di depannya sambil mengunyah buah semangka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sarada menatap bosan pada tayangan televisi di depannya sambil mengunyah buah semangka. Ini sudah hari ke-5 Sarada sadar dari masa kritisnya. Ruangan bernuansa putih ini menampilkan dirinya seorang, begitu membosankan. Tidak ada yang menyenangkan di sini, tidak ada yang bisa ia ajak berbicara, dan tidak ada yang bisa ia lakukan.

Gadis itu tidak bisa pergi kemana-mana, kakinya masih lemas usai kecelakaan yang menimpanya. Mengenai kecelakaan itu, seorang ajudan dari pria yang menabraknya mengatakan jika ia akan datang kembali, kalau tidak salah namanya Iwabe Yuino. Namun, pria itu tidak kunjung datang. Apakah mereka melepaskan tanggung jawabnya? Menyebalkan sekali.

Ya, tidak sepenuhnya salah pengendara itu. Ia yang ceroboh menerobos jalanan yang sedang di terpa hujan lebat sampai tidak melihat sekitar. Sarada kembali termenung mengingat malam sebelum ia tertabrak. Gadis itu menggeleng, dirinya harus berhenti memikirkan hal itu, tapi tanpa sadar air mata menetes dari ujung matanya.

Sarada tertawa remeh, melihat keadaannya sekarang yang sungguh menyedihkan. Sarada mengusap air matanya. "Princess, don't cry."

Gadis itu menekan tombol untuk memanggil perawat. Tidak lama kemudian seorang perawat berjenis kelamin perempuan datang dengan senyuman.

"Selamat pagi, Nona Sarada."

Sarada membalasnya, "Selamat pagi juga."

"Anda membutuhkan sesuatu?"

"Aku ingin berjalan-jalan keluar memakai kursi roda, apakah boleh?" Ia melihat ada kursi roda di sudut ruangan ini.

"Tentu saja boleh, anda pasti merasa sangat bosan. Sebentar, saya persiapkan dulu."

Perawat itu mengambil kursi roda tersebut dan membawanya pada Sarada. Setelah memindahkan kantung cairan infus pada tiang di kursi roda, perawat tersebut memapah Sarada untuk duduk di kursi roda.

"Aku bisa melakukannya sendiri. Kau pasti sibuk mengurus pekerjaan atau pasien lain."

"Tidak masalah Nona Sarada."

"Jangan paksakan dirimu, aku memegang ponsel. Jika terjadi sesuatu aku pasti akan menelepon." Sarada menunjukkan ponsel pemberian Iwabe karena ponselnya hilang. "Aku juga sedang ingin sendiri."

Perawat itu tersenyum, ia paham apa yang sedang Sarada butuhkan. "Baiklah, kalau begitu saya akan mengantar anda sampai ke depan lift saja."

Sarada menyetujui hal itu. Perawat tersebut membawa Sarada sampai pada lift. Ia mengucapkan terimakasihnya sebelum pintu lift tertutup. Sarada baru mengetahui jika rumah sakit ini terdiri dari 14 lantai dan kamar yang ia tempati berada di lantai 7.

My Lady VoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang