| MLV - 16

1.3K 109 126
                                    

16

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

16. NAMAMU SARADA

Mata kecil yang terpejam itu mengerjap saat mendengar suara bising dari orang-orang yang berbicara disekitarnya. Anak perempuan berusia lima itu terbangun di atas sofa, tempat yang ia lihat terlihat asing, terutama pada perempuan berambut merah tengah berdebat dengan ibunya. Sarada yang masih berumur lima tahun itu memilih menggapai boneka beruang di sampingnya, memeluk boneka itu dengan pandangan lurus ke depan.

"Sakura setidaknya ceritakan padaku apa yang terjadi? Kemana saja kau menghilang selama beberapa tahun ini?" Wanita dengan surai merah itu menarik kasar lengan ibunya.

"Karin, mengertilah, aku mohon! Tolong bawa putriku ke Tokyo, ke tempat panti asuhan kita dulu." Wanita yang gadis kecil itu kenal sebagai ibunya memberikan sebuah kartu pada perempuan di depannya. "Ini adalah tabungan ku selama ini, pakai ini untuk keperluannya selama aku pergi."

"Sakura ...." Karin menggeleng.

Sakura menyentuh kedua bahu Karin. "Aku pergi untuk mendatangi Ayah putriku, meminta bantuannya dan secepatnya akan menjemput putriku. Percayalah, aku yakin dia aman di sisimu."

Karin nampak gelisah, ia bingung dengan situasi yang sedang Sakura hadapi saat ini. Namun sesuatu berbahaya mengincar keduanya. Karin tidak memiliki pilihan lain untuk sekedar bertanya-tanya.

"Kau sudah menyiapkan semua yang kukatakan di telepon?"

Wanita itu mengangguk. Sakura menyuruhnya bersiap-siap, dia pun berjalan ke sebuah ruangan.

"Mama, apa kita akan pergi lagi?"

Wajah cantik itu menoleh pada putri kecilnya yang terduduk di sofa panjang sambil memeluk boneka kesayangannya. Sakura tidak tega dengan situasi putrinya sendiri. Ia adalah orang paling bersalah di sini. Sakura seharusnya mendengarkan perintah Sasuke untuk menggugurkan kandungannya saat itu. Jika saja ia menurut dan tidak kabur, gadis kecil itu tidak akan hidup dalam incaran pembunuh bayaran.

Sakura salah di sini, tapi apa perlu dia menyesal telah mempertahankan bayinya saat itu? Pemikiran sesaat itu begitu mempengaruhinya, Sakura tidak tega untuk mengakui jika ia menyesal.

Putrinya harus hidup bagaimana pun caranya.

Sakura berlutut di hadapan putrinya, menggenggam tangan kecil itu. "Minami sayang. Mulai saat ini namamu berubah menjadi Sarada."

"Sarada? Kenapa nama Minami harus diganti?"

Sakura tersenyum, ia mengelus rambut putrinya. "Sebenarnya itu adalah nama yang Papa mu berikan dulu. Ia sangat menyukai nama Sarada."

Senyum gadis kecil itu terbit sampai matanya memerah karena bahagia. "Apakah Papa akan kembali jika Minami memakai nama pemberian Papa?"

Sakura terisak mendengar pertanyaan putrinya. Ia tidak tega melihat harapan itu kembali muncul. "Ya, sayang."

My Lady VoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang