| MLV - 18

951 82 97
                                    

🎵Amy Winehouse - Back To Black🎵

/music that plays
in this part/

◇.◇.◇
_________________________

18. HURT ME AGAIN!

 HURT ME AGAIN!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kacau.

Kata yang terlintas dalam benak Ereki saat masuk ke dalam kamar atau lebih tepatnya ruangan tempat Sarada di tahan.

Sarapan gadis itu berceceran di lantai. Seorang pelayan yang biasanya melayani Sarada tengah membereskan ke kacauan itu. Sedangkan Sarada justru berselimut sampai lehernya, membelakangi Ereki. Hanya kepalanya saja yang terlihat, namun Ereki tahu raut wajah Sarada kesal dengan tangan terkepal di balik selimutnya.

"Keluar, siapkan sarapan baru!" Ereki berucap dengan tegas tanpa melihat pelayan.

Ada bekas cakaran di wajah pelayan itu dan rambut yang terlihat kusut, tentu Sarada sebagai pelaku penyerangan terhadap pelayan tersebut sebelumnya.

"Siap, Tuan Besar."

Setelah pelayan itu ke luar, Ereki menarik satu kursi untuk duduk di dekat ranjang.

"Kau tidak ingin melihat Paman mu, Sarada?"

"..." Sarada hanya diam, enggan menjawab.

Dua orang itu hanya diam selama beberapa saat. Pada situasi yang hanya ada dirinya dan Ereki di ruangan ini bisa menjadi kesempatan Sarada untuk menghajarnya jika belum bisa membunuh pria tua itu. Setidaknya ada sepuluh pukulan yang mendarat di wajah Ereki.

Ereki juga mengira Sarada akan menyerangnya begitu dia datang. Namun gadis itu justru seperti berusaha menghindarinya sekarang. Meskipun Sarada sudah bersama Ereki dari sejak gadis itu berusia sepuluh tahun, Ereki masih saja sulit memahami isi pikiran Sarada.

"Jangan menyerang pelayan itu lagi, karena percuma saja kau menunjukkan perlawanan bagaimana pun itu. Situasimu saat ini mengharuskanmu untuk berpasrah diri. Bahkan pria Uzumaki itu pun tidak akan bisa membawamu lagi."

Kepalan tangan Sarada yang berada di balik selimut bergetar. Ia mendengarkan ucapan Ereki, bahkan helaan napas pria tua itu pun terdengar oleh Sarada. Di banding memikirkan Uzumaki Gila itu, Sarada berharap sewaktu-waktu bajingan Ereki itu tidak memiliki kesempatan untuk sekedar bernapas kembali.

Sarada mendengar suara kursi yang bergeser, menandakan jika Ereki telah bangun dari duduknya. "Denki akan datang malam ini dan beberapa pelayan akan menemanimu berhias. Jadi jangan membuat ke kacauan lagi atau aku akan menjadi lebih kasar lagi, Sarada."

Tidak ada balasan apa pun, Sarada masih begitu tenang. Ereki cukup menyayangkan. "Andai kau bisa berbicara kembali."

Ereki sedikit membungkukkan tubuhnya, meletakkan tangannya di atas rambut Sarada dan mengelusnya dengan lembut. "Tenang saja Sarada, setelah kalian berdua menikah, kau memiliki sebuah keluarga, seorang putra dan suami yang menjagamu. Jadi lupakan masa lalu, maka kebahagianmu datang saat itu juga."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Lady VoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang