Seperti peribahasa 'Sudah jatuh, tertimpa tangga' benar adanya. Setelah mengulik fakta tentang dirinya, Sarada menjadi linglung hingga sebuah kecelakaan menimpanya, sejak saat itu pula berakhir kehidupan tentang dia.
Uzumaki Boruto, Tuan Muda dari k...
Jangan lupa komennya, dan menerima feedback dengan cukup terbuka.
Selamat membaca para enthusiastnya Lowblackyel, hihii ..... ..
_______________
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
________ *****
17. TERBURUK
Seorang gadis berlari dalam kegelapan.
Cahaya pada matanya pun perlahan memudar. Pada situasi ini, kakinya hanya mampu berlari. Tidak peduli sebanyak apa luka yang dia dapat. Bersama guntur menyala dan deras hujan, ia menerobos semua itu sendirian.
Dibeberapa kesempatan kepalanya menoleh ke belakang. Sudah tidak ada lagi orang yang mengikutinya sejauh ini. Barulah ia berhenti setelah memastikan keamanannya sendiri.
Gadis bersurai hitam itu mengatur napas, dia telah berlari hampir satu jam tiada henti. Setelah apa yang di hadapinya, luka-luka yang dia dapat kembali terasa jauh lebih menyakitkan dari sebelumnya.
Punggungnya pun bersender pada pohon di dekatnya, ia kelelahan dan meneduh sementara waktu.
Terdengar suara geraman tertahan dari gadis itu. Ia menahan semua rasa sakitnya. Terutama rasa sakit di kepalnya. Darah terus keluar dari pelipisnya. Sarada, gadis itu menangis sejenak.
Ia menangis karena rasa sakit pada tubuhnya. Ia menangis pada nasib yang membawanya entah kemana.
Empat jam yang lalu, Sarada nekat menyelinap masuk ke dalam penjara bawah tanah milik Ereki. Tempat di mana Bibi Karinnya di sekap. Namun, tidak sampai satu jam ia berbicara dengan Karin. Kehadirannya sudah diketahui oleh Ereki. Pria tua itu membawanya dengan paksa.
Sebelum ia tertangkap oleh Ereki. Sarada mengajak Bibinya untuk pergi, mencari panti asuhan tempat mereka tinggal sebelumnya dan hidup menjauh dari Ereki. Tapi, jawaban Karin saat itu berhasil membuat Sarada tercengang.
"Panti asuhan itu sudah musnah menjadi abu. Ereki, membakar semuanya. Ereki, melenyapkan semua saksi. Dia membunuh orang-orang yang mengenalmu.-
-Teman-teman pantimu, ibu pantimu, dan para pengurus, mereka terjebak dalam kebakaran itu."
"Mati, terbakar hidup-hidup."
Sarada meremas kaca mata yang berada di genggaman tangannya saat teringat kalimat terakhir yang Karin ucapkan. Matanya terpejam kuat. Kesalahan mereka hanya karena mengenal dirinya.
Sekilah kenangan masa kecilnya terlintas. Bagaimana di menikmati hari-hari berbahagia di panti asuhan. Bermain bersama anak-anak lain. Dan bagaimana para orang dewasa di panti itu menyapa Sarada dengan hangat.