Awan Diandra Fidelya, merupakan seorang perempuan yang ditakdirkan untuk menunggu. Seperti sekarang, dia menunggu kepercayaan dan kepastian dari seseorang yang pernah berjanji untuk melamarnya. Laki-laki itu adalah sahabatnya sendiri, Biru Abimanyu...
Assalamualaikum semuanya. Gimana harinya? Semoga sehat ya. Jangan lupa bersyukur hari ini. Aku mau ucapin terimakasih banyak-banyak karena udah singgah ke cerita aku. Selamat membaca. Jangan lupa tinggalin vote sama comment ya!
شكرًاجزيلا
Pengingat untuk hari ini : "Nasibmu telah ditulis oleh tinta cinta-Nya. Kemudian disegel dengan rahmat-Nya. Jadi tak perlu takut, percayakanlah dirimu kepada-Nya dan berharaplah pada segala ketetapan-Nya," - Gems of Jannah.
Sebelum membaca jangan lupa Shalawat Nabi Muhammad dulu: "Allahummasholli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad."
☽
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
. .
"Barangkali Allah nggihgadhah dalankanggo kito ketemu. Kulo nggih harus percoyo sampean takdir sing perlu kuloterimo."
-RagnalaHayyan El-Faruq-
☽ .
Hari minggu kemarin merupakan waktu bagi Nala untuk bertemu dengan anak-anak didiknya. Memang setiap dua minggu sekali yaitu hari jum'at dan minggu, Nala memiliki jadwal untuk mengajar mengaji.
Semuanya berawal ketika ia mendapati beberapa anak yang terlihat membaca Al-Qur'an di dalam masjid yang tidak jauh dari kampus. Dia yang penasaran akhirnya memilih untuk mendekat.
Yang dia tahu setelahnya, mereka memang tidak terlalu lancar dalam membaca Al-Qur'an tapi yang Nala sukai adalah keinginan mereka yang mau untuk mengamalkan Al-Qur'an. Mungkin banyak anak yang lebih memilih untuk bermain daripada untuk membaca Al-Qur'an. Tapi mereka terlihat lebih menyukai berdekatan dengan Al-Qur'an.
Sekitar 6 bulan yang lalu. Dia melangkahkan kaki memasuki sebuah Masjid. Langkahnya mendekat ke arah anak-anak yang kedua tangannya tengah memegang Al-Qur'an.
Berhubung jadwalnya mengajar di kampus sudah selesai. Dia memilih untuk berdiam lama di dalam Masjid.
Nala duduk dibelakang anak-anak itu. Mendengarkan mereka mengaji. Dan sesekali membenarkan bacaan mereka dari dalam hati.
"Assalamualaikum," ucapnya ketika melihat anak-anak itu baru saja selesai dengan kegiatan mengajinya. Mereka terlihat bingung ketika Nala tiba-tiba mengajak mereka bicara.