10. Memang Dia Orangnya

131 66 87
                                    

Assalamualaikum semuanya.
Gimana harinya? Semoga sehat ya.
Jangan lupa bersyukur hari ini.
Aku mau ucapin terimakasih banyak-banyak karena udah singgah ke cerita aku.
Selamat membaca.
Jangan lupa tinggalin vote sama comment ya!

شكرًاجزيلا

Pengingat untuk hari ini :
"Yang terpenting itu bukanlah kapan kamu menikah, namun dengan siapa pasanganmu ketika menikah kelak"

Sebelum membaca jangan lupa

Shalawat Nabi Muhammad dulu:
"Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad."

.
.
.

"Terkadang, kita tidak boleh menilai seseorang hanya dengan penampilannya, hanya dengan rupa dan juga sikap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terkadang, kita tidak boleh menilai seseorang hanya dengan penampilannya, hanya dengan rupa dan juga sikap. Kita tidak boleh menghakimi seseorang hanya karna dia tiba-tiba berubah. Karena sebenarnya masalahnya ada di kita. Maka dari itu kenali seseorang. Buat dirimu tahu tentangnya. Agar jika dia tiba-tiba mengalami perubahan sikap, kita tahu apa penyebabnya."

-Mbak Bulan-


.

"Mbak, sampean seneng ta baca novel?" tanya Alesha. Keduanya kini sedang menunggu anak-anak panti bermain.

Awan tersenyum. "Suka," ucapnya. "Kamu juga baca novel?" Alesha mengangguk.

"Suka baca Novel tentang apa?" Alesha langsung menjawab, "Romance. Soalnya bikin salting deh." Awan terkekeh mendengar penuturan Alesha.

"Kalo Mbak suka baca genre apa?" Awan terlihat berfikir. Dia bisa membaca semua genre tapi selain sejarah. "Em... Horor mungkin," ucapnya.

Alesha malah menatap bingung ke arah Awan. "Tak kira romance juga. Terus waktu itu kok bawa novel kesukaanku?"

Kening Awan mengernyit bingung. "Novel yang mana Sha?"

"Novel Assalamu'alaikum Calon Imam. Penulisnya kak Ima." Awan mencoba mengingat-ingat. 

"Oh, itu punya Adik Mbak." Awan teringat, Itu bukan novel miliknya. Novel punya Bulan tepatnya.

Mendengar perkataan Awan barusan membuat Alesha menjadi antusias bertanya. "Mbak punya adik?" tanyanya penasaran. "Punya."

"Siapa namanya?"

"Adik Mbak dua loh. Kamu mau tanya yang mana? Yang punya novel?" Alesha mengangguk. Yeayyy bakalan dapet teman baru, batinnya.

"Yang punya novel," ungkapnya dengan senyuman yang terus mengembang.

Payung Untuk Awan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang