Desember 2014
Los Angeles, Universitas Lympus
Hugo membawakan aku 10 paperbag hadiah ketika kembali. Lima di antaranya adalah pakaian, sementara dua darinya adalah heels dan tiga darinya produk kecantikan. Aku tidak akan bertanya darimana dia mendapatkan uang untuk membeli, karena dia benar-benar kaya. Dia memiliki 2 kartu kredit tanpa limit. Dia bilang dia hanya melakukan penelitian untuk menghasilkan uang di dalamnya, tetapi aku terkadang ingin tahu penelitian besar apa yang membuatnya menghasilkan uang sebanyak itu. Tetap saja aku tidak bertanya. Aku akan terlihat kurang ajar, padahal aku hanya perlu menikmati pemberiannya."Aku tidak tahu kau akan kembali secepat ini. Jadi aku belum menyiapkan hadiah."
"Tidak masalah asalkan kau juga belum menyiapkan untuk Mendez sialan itu."
"Aku sudah membelikannya dasi, karena aku pikir dia memiliki sedikit dasi."
"Astaga, aku benar-benar sakit hati mendengarnya."
"Aku bercanda. Aku juga sudah memiliki hadiah untukmu."
Hugo meletakkan barang belanjaannya. "Sekarang aku ingin tahu dimana hadiahku."
"Aku tidak tahu apa yang kau inginkan. Jadi, ya, aku memberikanmu dua permintaan. Tidak ada sex atau sejenisnya, oke!" Aku memberikannya peringatan.
"Baiklah, aku akan menyimpan baik-baik dua permintaan tersebut. Kau pasti akan mengabulkannya, kan?"
"Tentu saja, tapi kau tahu kemampuanku, Walter."
"Aku tidak akan membebanimu."
Bel berbunyi. Hugo menemuinya, kemudian kembali dengan sebuket besar mawar berwarna merah muda. Pipi dan hatiku terasa hangat di saat yang sama. Aku tidak pernah mendapatkan buket bunga. Hanya Hugo yang pernah melakukannya. Kali ini buket ketiga dan terbesar seolah menunjukkan betapa dia sangat menyayangi diriku.
"Kau boleh memelukku jika mau."
"Siapa yang ingin memelukmu!"
"Itu tertulis di wajahmu."
Aku tertawa, lalu memeluknya. Tubuhnya senyaman yang biasanya. "Terima kasih."
"Kau juga boleh mencium dan mengajakku tidur bersama."
"Itu terlalu jauh."
Hugo mencium dahiku. "Maaf, aku membuatmu sendirian selama bulan Desember ini. Aku harap kau baik-baik saja."
"Aku memang baik-baik saja."
"Itu sangat melegakan, meskipun aku tetap saja merasa bersalah."
"Apakah penelitianmu sudah selesai?"
Aku duduk. Bermaksud mengambil foto bersama bunga, tetapi Hugo mengikuti. Diambilnya ponselku sehingga aku mulai berpose.
"Sudah."
"Kapan aku bisa melihatnya?"
"Pertengahan Januari. Aku akan mempublikasikannya."
Aku membuat pose lagi. Hugo mengambilnya foto banyak kali, lalu ikut duduk di sampingku. Kami mengambil beberapa selfi. Tidak ada kecanggungan sama sekali. Hugo memeluk dan menciumku, sementara aku tersenyum, karena terbiasa bersentuhan dengannya.
"Kita akan mengirimkannya pada Mendez. Biar dia tahu bahwa kau lebih mencintaiku daripada dirinya."
"Dia bahkan tidak peduli."
"Mungkin saja dia peduli. Kau tahu, laki-laki itu bisa terlihat membenci seseorang dan di saat bersamaan juga mencintainya."
"Itu pasti bukan aku orangnya."

KAMU SEDANG MEMBACA
Desire |18+ END
RomanceJoana Richard seharusnya tidak jatuh cinta kepada Kaigan Wilson. Pria itu tidak segan menenggelamkan kepala Joana di kloset toilet yang kotor, karena tidak menyukai kehadirannya. Kaigan adalah laki-laki yang selalu mendapat apapun yang ia inginkan...