Di malam yang gelap, Naomi berdiri tegak di atas tong berapi. Matanya terpaku pada gaun Ratu yang tercemar oleh bercak darah. Dalam genggaman tangannya, ia memegang korek api yang berapi-api, sementara air mata berlinang di pipinya. Dalam keheningan yang mencekam, ia menatap gaun itu dengan perasaan campur aduk.
Dalam keputusasaan yang mendalam, Naomi menyalakan korek api dan membiarkan api itu menyala terang. Cahaya api memantulkan kilauan di matanya yang penuh kesedihan. Namun, tiba-tiba, ia melepaskan korek api itu dan dengan hati-hati memasukkan gaun Ratu yang terbakar ke dalam api yang membara.
"Semoga kau bahagia, anakku. Semoga kau menemukan kedamaian yang kau cari setelah semua ini. Aku akan menghilangkan jejak bukti ini, agar kau bisa hidup bebas dari bayang-bayang masa lalu." ucap Naomi dalam doa penuh harapan.
Melalui jendela yang terbuka, Eliza memperhatikan dengan seksama adegan yang terjadi di luar. Hatinya berdesir saat melihat Naomi membakar barang-barang yang seharusnya menjadi bukti dalam kasus pembunuhan Queen. Wajahnya terpancar senyuman jahat yang penuh kepuasan. Dalam hati, Eliza bersumpah untuk tidak membiarkannya begitu saja.
"Tidak, Naomi! Aku tidak akan membiarkanmu lolos begitu saja! Kau dan Queen harus bertanggung jawab atas perbuatan kalian!" ucap lirih Eliza.
Dengan tekad yang bulat, Eliza berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia akan melakukan segala yang ia bisa untuk memenjarakan Naomi dan Queen. Ia tidak akan membiarkan mereka menghilangkan barang bukti dan melarikan diri dari keadilan.
Saat sedang dalam perjalanan menuju Hotel, tiba-tiba mobil Ratu mengalami kerusakan mesin yang membuatnya mogok di tengah jalan yang sepi. Dalam keadaan yang cemas, Ratu keluar dari mobilnya, menyadari bahwa ia berada di tempat yang sepi dan tidak ada orang lain di sekitarnya. Namun, rasa khawatir yang melanda dirinya membuatnya mengambil keputusan yang cepat.
"Aku harus segera sampai ke Hotel. Tidak ada waktu untuk menunggu bantuan. Aku harus berlari!" kata Ratu dalam kepanikan.
Dengan hati yang berdebar kencang, Ratu memutuskan untuk berlari menuju Hotel. Namun, tiba-tiba, sebuah lampu mobil menyala dari belakangnya. Sebelum Ratu bisa bereaksi, mobil itu dengan cepat melaju mendekati Ratu dan menabraknya dengan keras. Tubuh Ratu terpental ke belakang mobil, meninggalkan kejutan dan ketidakpercayaan di udara.
"Siapa yang melakukannya?" ucap Ratu dengan suara hampir tak terdengar sebelum akhirnya pingsan.
Di dalam ruang meeting, Queen dan para pemain lainnya duduk mengelilingi meja, sambil membaca skrip drama yang akan mereka pentaskan. Mereka tengah mempersiapkan diri untuk menghidupkan karakter-karakter dalam cerita yang mereka bawakan.
Queen membaca skrip dengan serius, "Lift? Bagaimana ini sangat mirip dengan kenyataan?" tanya Queen didalam hatinya.
Saat Queen membaca bagian tersebut, wajahnya berubah menjadi serius. Matanya terfokus pada kata-kata di depannya, namun pikirannya melayang ke masa lalu, mengingat kembali momen yang tak terlupakan di dalam lift.
Queen membaca kalimat tersebut, "Elsa perlahan-lahan meraih tangan Zahra dan menancapkan ujung medali itu ke tangan Zahra hingga terluka dan berdar..."
Finka, dengan tatapan diam-diamnya, melirik Queen yang terlihat ketakutan. Di matanya terpancar kecerdikan dan rencana yang tersembunyi. Tanpa diketahui oleh siapapun, Finka memiliki ide brilian untuk mengalihkan perhatian semua orang di dalam ruangan.
"Hei, teman-teman! Bagaimana kalau kita meminta Queen untuk membacakan narasi di bagian lift itu dengan keras?" tanya Finka dengan suara lantang.
Semua orang di ruangan itu terkejut mendengar usulan Finka. Mereka saling pandang, penasaran dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
What's Up BITCH? [END]
Misteri / ThrillerWhat's Up BITCH?:Welcome To My Hell SINOPSIS: Sekelompok anak-anak dan orang dewasa yang berbeda memiliki satu kesamaan: mereka semua terlibat dalam kasus misterius tentang kematian seorang gadis di sebuah SMA bergengsi. Saat mereka berusaha melarik...