Raa
Sudah satu minggu sejak kejadian di apartemen Aryan, mereka jadi tambah lengket namun akhir-akhir ini Aryan tampak sibuk sebagai ketua OSIS untuk menyiapkan segala keperluan acara yang akan datang
Hal itu membuat Rafa rasanya ingin mencak-mencak namun ditahan nya karena jaga image woii
"Males bangett" Rafa menidurkan kepala nya diatas meja kantin membuat teman-teman nya memandang heran
"Semangat dikit kek fa" Rafa memandang Juan malas, ia tak ada tenaga sama sekali sekarang
Juan yang melihat itu menatap kasian sang sahabat, ia memberi kode kepada Agam untuk membelikan Rafa es krim agar anak itu senang tidak cemberut terus menerus
Rafa memejamkan matanya sejenak namun tiba-tiba saja ia merasakan dingin di pipinya yang sontak membuat dirinya membuka mata
"Eh?"
Tentu diri nya bingung, Agam menyodorkan es krim cone coklat kesukaan nya. Rafa menatap nya berbinar-binar
"Kasian gua muka lu kek orang susah aja"
Sebenarnya bukan itu yang mau diucapkan Agam, ia ingin mengucapkan "nih biar happy lagi"
Agam tersenyum saat Rafa menerima es krim tersebut dengan senyum mengembang, ia turut senang. Mereka sudah berteman sejak awal Rafa masuk ke Sekolah ini, omong-omong Agam dan Juan lebih tua satu tahun dari Rafa
"HUWAAA terharuu hiks" Rafa pura-pura menyeka air matanya membuat dua pemuda didepannya memutar bola mata malas
"Alay bocah" Juan mendengus melihat tingkah Rafa, rasa ingin menabok wajah tengil bocah itu
Rafa mengacuhkan celetukan Juan, ia segera membuka es krim coklat tersebut dan memakan nya dengan lahap
"Kenapa cemberut terus?" Tanya Juan, tak tahan untuk tidak bertanya
Rafa mendongak menatap Juan kemudian menggeleng tanda ia tak mau memberi tau. Juan yang melihat itu berdecak kesal, dasar bocah pikirnya.
Agam mengode Juan agar tak lanjut menanyakan kenapa Rafa kesal dan cemberut terus menerus, dia sudah menebak pasti ada hubungan nya dengan Aryan
Bel tanda jam istirahat berbunyi, omong-omong sejak tadi mereka membolos ke kantin karena bosan, lebih tepatnya Rafa yang mengajak
Rafa dengan cepat menghabiskan es krim nya hendak menyusul Aryan keruang OSIS sebelum itu ia pamit kepada Agam dan Juan
"Titip salam buat Geo ya" ujar Juan, ia sedang mengincar adek kelas nya itu. Mungkin ketularan Rafa yang belok ia jadi menyukai pria manis itu
"Ya ya ya" Rafa melambaikan tangan nya, Agam dan Juan mengangguk dan membalas lambaian tersebut
Rafa berjalan dengan cepat ke ruang OSIS, saat sudah didepan ruang OSIS dengan santainya ia membuka pintu putih didepan nya
"Aryan?" Badan Rafa menegang, rasa nya ia menyesal cepat-cepat kesini. Kejadian didepan nya ini membuat mata serta hatinya panas
Aryan yang mendengar panggilan menoleh dan mendapati Rafa yang mematung didepan pintu, ia dengan cepat mendorong sekretaris OSIS yang saat ini posisi mereka sangat ambigu jika dilihat oleh orang-orang
Vania-sekreraris osis-tersebut tersenyum saat melihat Rafa berdiri diam didepan pintu. Ia memandang mengejek kearah pemuda tersebut
Rafa membalas tatapan mengejek itu dengan tatapan jijik, ia bergerak cepat menuju perempuan tersebut. Ia menarik pergelangan tangan Vania dan segera menariknya untuk keluar dari ruang OSIS tersebut
Aryan yang melihat itu hanya diam menyaksikan apa yang akan Rafa lakukan terhadap perempuan itu ataupun dirinya.
"Perebut" Rafa berbisik ditelinga Vania sebelum menutup pintu ruang OSIS, ia mengunci nya kemudian berbalik menatap Aryan
Aryan diam menatap tingkah Rafa, ia berjalan mendekat kearah pemuda itu yang masih dikuasai amarah
"Rafa, gua cuma milik lu. Jangan percaya perempuan itu" Rafa menatap Aryan jijik, ia menepis tangan Aryan yang ingin menyentuh nya
"Najis, gua gak mau ya disentuh bekas perebut itu" Rafa memilih duduk di kursi yang tersedia disana menghiraukan Aryan yang sedang menahan senyum nya
"Kalo gitu bersihin buat gua" Aryan mendekat kearah Rafa, ia tersenyum tipis
"Bersihin sendiri, gua masih marah ya" Rafa menatap tajam Aryan membuat pria itu terkekeh dengan tingkah kekasih gemas nya ini
"Sayang"
"Enggak!"
Rafa berdiri dari duduk nya berniat untuk keluar dari ruang OSIS tersebut karena bel pertanda masuk sudah berbunyi
"Hey, gua belum izinin lu pergi"
Aryan menahan tangan Rafa dan langsung menarik pemuda tersebut ke dekapannya. Menghirup aroma shampo dari rambut halus milik Rafa
"Aryan! Lepasin" pekik Rafa, ia deg-degan sekarang. Nyali dia yang menyala tadi seketika ciut melihat tatapan intimidasi dari Aryan
"Lepas? Kalo gua gak mau?" Aryan menelusup kan kepalanya ke ceruk leher milik Rafa, mengendus dalam-dalam leher putih itu
Rafa meremang merasakan hembusan napas hangat milik Aryan, ada gelitik aneh di perut nya. Ia mencengkram seragam milik Aryan dan refleks mendongak
Aryan yang merasakan Rafa memberikan akses kepadanya langsung saja menerkam leher mulus sang kekasih, hal itu membuat Rafa tersentak
Rafa melenguh tertahan saat Aryan menggigit leher nya, rasa perih sekaligus nikmat ia rasakan. Cengkraman nya pada seragam Aryan mengerat
"Yanghh.."
Aryan menjauhkan wajahnya dari leher Rafa dan menatap wajah pemuda didepan nya saat ini, mata berkaca-kaca, mulut yang masih terbuka kecil. Hal itu mampu meningkatkan libido nya
"Ssttt aku tak akan melepaskan mu sayang" bisik Aryan ditelinga Rafa, Rafa yang masih terengah-engah hanya diam. Ia masih belum mencerna yang dikatakan Aryan
Kilatan mata Aryan tampak berbeda dari biasanya saat ia menatap Rafa, kini mata itu penuh dengan kilatan obsesi dan posesif. Pesona Rafa yang tak mampu Aryan tolak, membuat nya bersimpuh didepan pemuda manis itu, dia kalah.
Aryan akan dan pasti menjadikan Rafa sebagai miliknya, sekarang, esok ataupun selamanya
..-
TBCjangan lupa vote dan komen nya sayang sayang ku, babay 🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
DOSA! (BXB)
Random"Yan, jadi pacar gua ya? gua maksa nih" "Yan ih! jangan diem doang" "Yan, temenin gua jalan ya" "Yan, tau gak sih tadi gua ketemu ojol nyebelin" "Yan mending biru atau hitam? " Dan banyak Yan, Yan yang lain lagi. Pelaku nya cuma satu yaitu Rafa Angg...