aryan⁸

364 15 1
                                    

Raa
.
.

"Mau kemana? Pulang sama gua" Rafa menghentikan langkah nya kemudian berbalik melihat Aryan yang berdiri menatap dirinya tajam

Rafa cengengesan, ia mendekat ke arah Aryan. Aryan menatap heran kekasihnya ini, pikirnya Rafa kemasukan arwah sekolah mereka

"Aku mau kerkom, pleasee izinin ya?" Aryan menaikkan alisnya, tumben banget Rafa menggunakan 'aku'

Aryan menghela nafas, ia menatap manik Rafa. Dia tahu jika pemuda dihadapan nya ini sedang menyembunyikan sesuatu dari dirinya

Aryan mengangguk membuat senyum Rafa melebar, ia memeluk Aryan tanda jika ia sangat senang. Aryan hanya diam, ia membalas pelukan itu sambil mendekat ke wajah Rafa

"Tapi inget gua ga bakal segan hukum lu kalo sekali aja lu bohong sama gua sayang"

Rafa diam kemudian ia mengangguk kaku, tatapan Aryan sangat menyeramkan. Apakah ia harus memberitahu kan hal yang sebenarnya terjadi tetapi nanti akan jadi masalah baru lagi

"Iya iya paham, dah sana. Hati-hati ya pulangnya"

Rafa mendorong pelan punggung Aryan menyuruh lelaki itu cepat pulang, kekasihnya itu tampak capek karena urusan osis yang sibuk akhir-akhir ini

Aryan menatap sekilas Rafa sebelum akhirnya benar-benar pergi dari sana meninggalkan Rafa yang kini mengecek ponsel nya yang baru saja berbunyi

Rendi
gua tunggu di halte seberang sekolah, cepet

Rafa menghembus kan napas nya, sebelum menghampiri Rendi ia mengetik kan sesuatu di ponsel nya, mengatur waktu yang tepat disana

"Gua harus bawa apa ya?"

Rafa sebenarnya ingin membawa sesuatu untuk perlindungan namun ia urungkan, dia percaya dengan kemampuan bela dirinya, jangan salah. Gini-gini Rafa mantan berandalan, pernah ikut tawuran beberapa kali bersama Juan dan Agam

"Sebenarnya apa yang direncanain tuh bocah?" Rafa berdecak, ia memilih menghampiri Rendi yang menunggunya di halte

Rafa berhenti tak jauh dari halte, kening nya mengernyit saat melihat Rendi tidak sendiri, sialan, harusnya dia juga membawa teman

Rendi sadar akan kehadiran Rafa pun tersenyum, ia tak menyangka jika Rafa akan datang sendiri. Ini akan membuat rencana nya mulus tanpa halangan

"Apa tujuan lu?" Rendi terkekeh saat Rafa benar-benar tak terlihat ingin basa-basi dengan dirinya

Rendi mendekat kearah Rafa, ia menatap bola mata cantik itu. Aish, kenapa mata indah itu menatapnya sangat datar, itu membuat dirinya ingin menghancurkan pemiliknya

"Ikut gua"

"Ogah, gua ga ada dapet apapun dengan ngikutin lu"

Rendi tersenyum, seperti dugaannya. Rendi melirik teman-teman nya untuk melancarkan aksi mereka.

"Lawan gua, by one" belum sempat teman nya Rendi bergerak, Rafa lebih dulu menyela mereka

"Lu cupu mainnya keroyokan ren"

Rendi terkekeh, ia memperkikis jarak antara dirinya dan Rafa. Menunduk menyamakan tingginya dan Rafa

"Lu mau temen lu kenapa"? Atau ikut gua?"

Rafa membalas tatapan itu, brengsek. Kenapa dia harus mengikuti badjingan ini. Tetapi ini demi sahabat nya Agam, lelaki itu sudah dia anggap sebagai kakaknya

"Pengecut lu ren" Rafa memilih mengikuti Rendi, ia masuk ke mobil yang ada disana, dia yakin ini milik pria itu

Rendi menatap dua temannya kemudian tersenyum senang, "See? Mudah banget kan"

DOSA! (BXB) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang