Raa
.Aryan menutup matanya saat tangan nakal Rafa mengelus kejantanan nya, benar- benar menguji keimanan nya saja. Tahan Aryan, tetap waras walau pria manis itu sangat ingin diterkam sekarang
"Aryan...
"Ya bunny?"
"Jangan benci aku"
"Kenapa harus jangan?"
"Kamu udah disentuh sana sini sama si brengsek itu, dan aku berhak benci bukan?"
Aryan menaikkan satu alisnya menanti jawaban dari mulut Rafa yang menatapnya melas, ia menggigit bibirnya berusaha untuk tidak mengeluarkan air matanya
Tangan Aryan mengusap surai lembut milik kekasih nya itu kemudian mengangkat Rafa agar duduk diatas nya, memandang wajah memerah milik Rafa dari bawah membuat libido nya naik
"Jelasin" Rafa menatap Aryan kemudian mengangguk, ia membuka mulutnya mulai menjelaskan apa yang terjadi
"Rendi ngancam aku dengan bawa" Agam, aku ga bisa biarin itu jadi aku turutin dia buat ketemu"
"Tapi Aryan..
Nada Rafa merengek, ia mengelus dada bidang milik pria itu dan memeluk nya cepat
"Aku ga menduga kalo mereka lakuin itu di mobil"
"Jadi kamu udah tau kalo mereka bakal lakuin hal itu?"
Rafa menggeleng ribut, ia menengadahkan kepalanya menatap Aryan. Ia menangkup pipi Aryan
"Nggak gituuu"
"Hm?"
Rafa duduk tegak di atas perut Aryan sambil menatap mata Aryan yang juga menatapnya
"Aku tau pas Rendi mulai cium aku, maaf Aryann" nada bicara pemuda manis itu bergetar, takut jika Aryan benar-benar membencinya
"HUWAA!" Rafa berteriak saat tiba-tiba saja Aryan membalikkan posisi mereka, jadi saat ini dia dibawah Aryan dengan posisi mengukung dirinya
"Masih panas sayang?" Rafa menggeleng namun tubuh nya mengatakan sebaliknya saat tangan Aryan mengelus puting nya yang tak terbalut apapun
"Mau aku bantu?" Rafa memejamkan matanya namun sesaat ia juga mengangguk membuat senyum kemenangan terbit di wajah Aryan
Ia menantikan hal ini, katakan lah jika Aryan mesum atau apalah tetapi dia tak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Rafa akan ia buat teriak dan memohon lebih
Aryan mengecup bibir mungil itu kemudian menatap bola mata hazel yang bergetar milik kesayangan nya, ia terkekeh membuat Rafa yang dibawah Aryan tersipu. ARYAN NYA GANTENGG++++
Tangan Aryan mengelus leher hingga dada Rafa, berhenti di dua tonjolan didada pemuda itu membuat tubuh bagian atas Rafa membusung meminta lebih
Sedangkan yang disentuh menggeleng namun ia tampak menikmati, ya salah siapa yang menaruh obat perangsang di minuman nya
Rafa menutup mulut nya saat Aryan menjilat kemudian menghisap kuat puting miliknya, kenapa pria ini sangat handal??? Rafa jadi curigay
Aryan yang mendengar erangan tertahan dari Rafa mendongak melihat wajah memerah yang tambah menggoda nya, tangannya yang bebas Aryan gunakan untuk memerangkap kan kedua tangan Rafa di atas kepala pemuda itu
"Yanhh..
Rafa menggeleng ribut, jika begini ia tak bisa menghentikan suara yang ingin keluar dari mulut nya. Rafa yakin ini tak akan cepet selesai pasalnya tadi sekilas Rafa melihat mata Aryan yang penuh kabut nafsu, KOK RAFA JADI TAKUT YAA
Pengaruh obat pada Rafa perlahan memudar tampaknya, itu membuat akal sehat dan malu pemuda manis itu kembali seperti semula
"Sayang" Rafa menunduk balas menatap Aryan yang juga menatapnya, ia mengerjapkan matanya saat Aryan memandang sayu
"Aku minta maaf"
"Kenapa? Seharusnya aku yang minta maaf sama kamu yan"
Rafa bingung kenapa kekasih nya itu meminta maaf, pasalnya disini yang salah adalah dirinya bukan Aryan
"Maaf maaf"
Belum sempat Rafa meminta kejelasan, Aryan menyuntik pemuda manis itu dengan obat bius yang sejak tadi ada di kantong nya
Jujur Aryan memang ingin melakukan hal itu dengan Rafa namun ia ingat janjinya dengan sang Ayah, jangan menyentuh Rafa jika mereka belum sah
Aryan tak ingin jika suatu saat nanti mereka berpisah Rafa merasa dia kotor karena pernah melakukan hal itu dengannya, Aryan ingin permatanya itu bahagia
Tetapi Aryan tak sebaik itu, dia tak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Dia juga manusia, punya hasrat dan nafsu akan sesuatu yang ia miliki
Setelah Aryan menyuntik pemuda manis itu dengan obat bius, perlahan mata Rafa mulai memejam membuat pemuda itu tak sadar kan diri
Aryan tersenyum, ia duduk di samping tubuh Rafa, memandang bagaimana eloknya tubuh pemuda itu. Melihat bercak merah di dada Rafa membuat dirinya marah lagi
"Aku harus bersihin ini bukan?"
Aryan memulai tindakan nya, menghisap dan menggigit tiap bagian untuk menghilangkan semua bekas si badjingan itu menggantikan nya dengan kepemilikan nya
Selesai di dada Rafa, Aryan pindah ke leher pemuda manis itu. Menggigitnya hingga darah mengalir dari sana, Aryan melirik sekilas wajah tenang Rafa. Jika pemuda itu sadar pasti lebih seru karena teriakan dari si manis
Untungnya Rafa tidak sadar, jika sadar Aryan tak akan sanggup menahan monster di dirinya. Beruntung lah Rafa hari ini, gatau di hari lain
Tangan Aryan mengelus dahi turun ke pipi Rafa, mencubitnya gemas kemudian beralih ke bibir yang bengkak Rafa. Memasukkan jarinya main-main disana, hingga puas. Aryan gila
Tangan Aryan turun ke leher Rafa, mencekik nya namun tak terlalu kuat. Hanya tes saja, ingatkan jika dia harus menjaga pemuda manis ini, semoga saja Rafa tidak takut
Aryan menghela napas kemudian mengangkat tubuh Rafa untuk ia mandikan, supaya nanti jika kekasih nya itu bangun. Rafa langsung ia ajak makan, btw sekarang sudah jam 11 malam
Obat bius nya tak terlalu tinggi dosisnya, Aryan takut akan efek sampingnya. Jadi dia mengurangi dosis dari yang diberikan oleh sang Ayah
Selesai memandikan Rafa dan mengenakan pakaian nya, Aryan kembali menaruh Rafa di ranjang. Ia menyisir rambut Rafa agar tak menutupi wajah manis itu
Menatap dalam pemuda itu, ia mendekat kemudian mengecup kening Rafa "Mine, only mine"
Aryan beranjak pergi untuk memasakkan makanan untuk Rafa, agar pemuda itu bertenaga dan ingin pemuda itu tak menyalahkan dirinya sendiri atas semua yang terjadi
Aryan menghela napas sebelum menutup pintu kamar, sorot matanya masih memandang dalam Rafa "Aku gila sayang" lirih nya sebelum akhirnya benar-benar pergi ke dapur
-
TBCVote dan komen nya sayang ku, kalo kalian follow aku juga ngerasa tersanjung 😽
KAMU SEDANG MEMBACA
DOSA! (BXB)
Random"Yan, jadi pacar gua ya? gua maksa nih" "Yan ih! jangan diem doang" "Yan, temenin gua jalan ya" "Yan, tau gak sih tadi gua ketemu ojol nyebelin" "Yan mending biru atau hitam? " Dan banyak Yan, Yan yang lain lagi. Pelaku nya cuma satu yaitu Rafa Angg...