"Jangan ren, ga gua mohon jangan itu"
Akhirnya pertahanan Rafa runtuh, ia menangis tak sanggup. Rendi smirk, sangat menyenangkan melihat Rafa memohon seperti ini.
Ia dengan pelan menarik kain terakhir yang ada ditubuh Rafa memperlihatkan tubuh polos itu, sangat indah
Tangan Rendi mendekat sebelum tiba-tiba Rafa berteriak
_______________________________
Kepala Rendi tertoleh saat Rafa menghantam kepala nya dengan kepala milik Rafa, ia mendesis merasakan rasa sakit yang mendera
Rafa tersenyum sinis, ia berusaha melepaskan ikatan pada tubuhnya, namun kenapa ikatan ini sangat kuat
Theo dan Banyu tertawa melihat pemberontakan pria manis itu, semua nya sia-sia
"Ren, aman?" Tanya Theo, ia mengecek keadaan temannya itu, syukurlah pria itu tak apa
"LU-
Ucapan Rendi tak sampai saat pintu mobil mereka di buka oleh seseorang, tampak sekali raut wajah pria itu tak bersahabat. Ia melirik Rafa kemudian beralih ke arah Rendi dan teman-teman nya
"Keluar lu lawan gua"
Rendi terkekeh sinis, ia keluar dengan kedua temannya sebelum itu ia sempat melirik Rafa yang memandang remeh dirinya
"Sok pahlawan banget lu Ju"
Pria itu Juan, Rafa sempat menyuruh pria itu untuk mengawasi dirinya. Jika dalam waktu 20 menit dia tak ada kabar maka tolong hampiri dirinya
"Bacot lu pengecut"
Juan tanpa basa-basi langsung melayang tendangan nya kearah Rendi, perkelahian tak bisa dielak. Juan melawan ketiga orang itu sekaligus
Suara pukulan dan ringisan terdengar kala Juan menendang perut Theo, pria itu terbatuk. Juan mengalihkan pandanganya kearah Banyu yang ingin memukulnya
Tinjuan Juan mendarat sempurna diwajah Banyu, memukul brutal pria itu. Ia sangat emosi sekarang apalagi tadi sempat melihat bagaimana kondisi kesayangan nya
Rendi yang melihat temannya dipukul segera menarik baju Juan dan melayangkan tinjuan nya, Juan tak sempat mengelak. Ia berdecih sembari meludah, rasanya asin sepertinya bibir Juan berdarah
"Lu ada masalah apa sama Rafa?" Juan menatap benci ke-tiga nya, ia melirik Banyu yang sudah babak belur. Ia tersenyum sinis, Juan masih belum puas
Rendi menatap Juan tajam "Sok jago banget Lu Ju, Rafa aja kaga nolak tuh"
Juan menggeram, ia kembali menghantam ke-tiga nya, kali ini lebih brutal. Amarah menguasai dirinya, kesayangan nya di kotori oleh tangan badjingan seperti mereka
"Rendi"
Perkelahian mereka terhenti saat Aryan tiba-tiba muncul disana, tak diduga pria itu tau keberadaan Rafa. Mata Aryan melirik mobil milik Rendi, kemudian beralih menatap pemuda itu
Aryan menghela napas, tangan nya mengambil ponsel milik nya kemudian menelepon seseorang untuk segera menghampiri nya
"Lu salah berurusan sama gua Rendi Wijaya"
"Ketos sok keras lu Yan" Rendi tertawa, ia memandang remeh Aryan, setau nya pemuda dihadapan nya ini tak pernah terlibat perkelahian
Alis Aryan terangkat sebelah, ia terkekeh pelan. Mata hitam itu menatap manik Rendi, perlahan kakinya mendekat kearah pemuda itu
"Oke jagoan"
Tangan Aryan bergerak kearah perut Rendi dan tersenyum senang, tangan nya semakin menekan benda yang dipegang nya hingga Rendi terbatuk darah
"Lu?" Aryan tersenyum, ia mencabut pisau kecil itu kemudian dengan kakinya menendang Rendi hingga tersungkur ke tanah
Banyu, Theo, dan Juan yang melihat itu terdiam, tak menyangka jika Aryan akan melakukan hal itu. Kenapa pria itu sangat nekat? YA JELAS KARENA RAFA, pake nanya
Suara deru motor diikuti sebuah mobil hitam berhenti didepan mereka, Aryan yang melihat itu tersenyum tipis. Mereka datang tepat waktu
"Seret mereka kecuali pria itu" perintah Aryan menunjuk Juan yang masih diam diposisi nya
"Dan..
Mereka menunggu ucapan Aryan yang menggantung, mata Aryan melirik mobil Rendi untuk melihat kondisi Rafa didalam sana. Seperti nya kelinci kecilnya itu pingsan
Aryan kembali menatap para bawahan nya "kalian bisa gunakan mereka sepuasnya"
Banyu, Theo dan Rendi melotot mendengar perkataan yang di lontarkan oleh Aryan. Rendi sendiri meringis, kesadaran mulai menipis karena kekurangan banyak darah
"Obati brengsek itu, saya bakal kesana untuk memeriksa nya nanti"
"Baik tuan muda, saya mengerti"
Para bawahan Aryan segera menyeret Rendi dkk untuk masuk ke mobil, setelah pergi dari sana sesuai perintah dari sang tuan muda. Doakan saja mereka selamat, Aryan tak sejahat itu
"Juan" Juan menoleh saat Aryan memanggil nya, ia menunggu Aryan berkata
"Rahasiain ini sama semua orang terutama Rafa, kalo hal ini terbongkar orang yang gua cari pertama itu Lu" Juan menelan saliva nya susah payah, ia mengangguk mengiyakan perkataan Aryan
"Thanks, Lu boleh pergi biar gua yang urus Rafa"
"Jangan lu apa-apain Yan" ingat Juan, pasalnya raut wajah pria itu sangat menyeramkan sekarang
"Hmm, oh ya Geo ada di kosan Lu. Ucapan terima kasih gua"
"Eh?" Juan diam, dia bantu apa ya. Kok dia lupa, perasaan memang tidak ada deh
Juan tersadar ia menoleh ke Aryan yang sudah membuka pintu mobil Rendi "Lu nyogok gua?"
Tanpa menoleh Aryan menimpali "Lu yang bilang bukan gua"
Juan tertawa sinis, ia tanpa berlama-lama pergi dari sana untuk pulang ke kos miliknya. Btw dia anak rantau makanya ngekos disini
Aryan menghela napas saat melihat keadaan Rafa yang berantakan, dengan hati-hati pria itu melepaskan ikatan kekasih nya itu kemudian menggendong nya untuk kembali ke apart miliknya
Aryan menatap Rafa dalam diam, ia menelisik dari kepala hingga ujung kaki Rafa. Geraman terdengar didalam mobil itu, ingin rasanya Aryan menghajar habis-habisan Rendi dkk karena telah menyentuh miliknya
"Rafa, kamu bikin aku harus ngelakuin ini"
Aryan mengelus lembut surai halus milik Rafa, kemudian mengemudi kan mobil nya menuju apartemen milik nya. Ah dia tak sabar menunggu Rafa bangun
_
TBCJeng jeng jeng
Cie cie digantung ya?? 🤭
KAMU SEDANG MEMBACA
DOSA! (BXB)
Random"Yan, jadi pacar gua ya? gua maksa nih" "Yan ih! jangan diem doang" "Yan, temenin gua jalan ya" "Yan, tau gak sih tadi gua ketemu ojol nyebelin" "Yan mending biru atau hitam? " Dan banyak Yan, Yan yang lain lagi. Pelaku nya cuma satu yaitu Rafa Angg...