Prolog

259 52 112
                                    

Telepon Kaizo berdering dan tertera disana nama 'Ibu Jupi'. ketika diangkat terdengar deru napas tidak beraturan dari seberang sambungan.

"Hallo, Bu. Ada apa?" tanya Kaizo

"Hah ... hah ... Nak, Kaili!" ucap Ibu Jupi dengan nafas yang terengah dari seberang sana.

"Ada apa, Bu? Kaili baik-baik saja, kan? Bayi kami juga kan, Bu?"  tanya Kaizo khawatir.

"Alhamdulillah, bayi kalian lahir selamat," tutur Ibu Jupi.

"Alhamdulillah ...."

Seketika rasa cemas Kaizo berganti dengan rasa bahagia, buah hati yang selama ini dinanti telah lahir ke dunia.

"Tapi ...."

"Tapi apa, Bu?" desak Kaizo pada Ibu mertuanya.

"Ka-kaili ... kaili, Nak. Kaili ..."  Terdengar suara isakan tangis dari seberang sana.

Kaizo mendengar suara tangis Ibu Jupi, hatinya bergetar seketika, jantungnya kembali memompa kencang.

"Kaili kenapa, Bu? Kaili juga selamat, kan?" tanyanya.

"Bu, Kaili baik-baik aja, kan? Bu, jawab!" bentak Kaizo.

"Kaili ... Kaili meninggal saat melahirkan anak kalian," ungkap ibu Jupi seraya menundukkan kepalanya dengan air mata yang kembali jatuh.

Tubuh Kaizo terjatuh ke lantai, badannya terasa lemas,  air matanya luruh begitu saja.
"Enggak! Gak mungkin, Bu! Ini semua mimpi kan? Ibu, bohongkan, Bu?"

"Ibu, gak bohong, Nak. Kamu cepat ke sini," ujar Ibu Jupi.

Kaizo mematikan panggilannya, ia mengambil kunci mobilnya dan bergegas menuju rumah sakit.

"Kaili, kenapa kamu meninggalkan aku dan anak kita!" racau Kaizo di perjalanan seraya terus memandangi fotonya dengan sang istri.

Drrrttt ....

Ponsel Kaizo kembali berdering. Ia menerima panggilan itu.

"Nak, istrimu sudah dibawa ke kamar jenazah."

Belum sempat menjawab, ponsel Kaizo malah terjatuh. Ia mencari keberadaan ponselnya sembari menyetir. Ia tidak melihat ada sebuah truk yang melintas di depannya dengan  begitu laju dan akhirnya ....

Brukk!!

"Arrrhhh!"

Panggilan Bu Jupi belum terputus, ia mendengar suara hantaman hebat dan teriakan dari seberang sana.

Ibu Jupi berteriak histeris, ia berlari keluar dengan perasaan takut dan khawatir meminta pertolongan pada orang yang ada di rumah sakit untuk mencari putranya.

"Kaizo!" lirihnya.

~°~

Maaf kalo prolognya kurang menarik 😁🙏

Terimakasih sudah berkenan mampir, dan jangan lupa untuk kembali membaca cerita ini ya.

Garis Mimpi (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang