Bab 6

35 18 2
                                    

Dara berjalan mendekati Kaili. "Kai, lo kenapa malah ngelamun di tengah jalan, udah beli cemilannya belum?" tanyanya sembari menepuk pundak Kaili, membuat gadis itu terkejut dan tersadar.

"Belum," sahut Kaili tanpa mengalihkan tatapannya.

"Lo lagi liat apa, sih?" tanya Dara matanya mengamati sekeliling tapi tidak ada apapun di sana, selain orang-orang yang berlalu lalang.

"Kepo," ucap Kaili tertawa kecil  lalu kembali berjalan ke warung dan diikuti Dara di belakangnya dengan raut wajah kesal.

Setelah membeli minuman dan cemilan, Kaili dan Dara kembali ke taman dan duduk di kursi yang sudah tersedia.

Disaat keduanya tengah asik makan dan bercanda. Kaili yang terlihat tertawa, seketika terhenti dan matanya sedikit menajam. Saat ia tidak sengaja menatap laki-laki yang juga menatapnya dari kejauhan.

Spontan Kaili berdiri dan berlari kecil menghampiri, tapi sayang laki-laki itu lebih dulu  beranjak pergi, secepat kilat ia hilang dari penglihatan Kaili.

Pundak Kaili ditepuk pelan membuatnya menoleh. "Eh lo, Dar. Gue kira siapa," ucapnya.

"Loh, emangnya lo pikir siapa? Di sini cuma ada kita berdua," ujar Dara.

"Gak ada."

"Jujur, Kai."

"Iya ini juga jujur."

"Boong ketara banget dari mata lo. Jujur gak lo! Lo tu aneh tau dari pas mau pergi ke warung tadi, melamun di tengah jalan di tanya gak apa-apa, terus sekarang tiba-tiba jalan sendiri kaya ada orang yang lo liatin, siapa?" tanya Dara menatap curiga Kaili.

"Gue gak sengaja nabrak laki-laki, suara dia mirip laki-laki yang dalam mimpi gue, terus dia juga punya gelang yang sama seperti laki-laki dalam mimpi," ungkap Kaili.

Dara yang mendengar itu langsung tertawa terbahak-bahak, tangannya diletakkan di kening Kaili. "Gak panas," ucapnya.

Kaili menurunkan tangan Dara dengan kasar. "Sialan, lo pikir gue sakit! Dasar burung Dara!" kesalnya.

Kaili berjalan kembali ke kursi meninggalkan Dara yang tertawa kecil melihat wajah kesalnya.

"Kai," panggil Dara saat ia sudah duduk di samping Kaili. Namun, Kaili tak menyahut bahkan gadis itu menoleh ke arah lain.

"Seharusnya lo tadi gak usah nanya-nanya kalo cuman buat ngetawain aja," ucap Kaili yang masih terdengar nada kesalnya.

"Uluh-uluh, cup-cup,  Kail pancingan gak boleh marah," tutur Dara.

"Ganteng gak cowok yang lo tabrak itu?" tanya Dara yang mulai mengalihkan pembicaraan.

Kaili menoleh dan membenarkan posisi duduknya seperti semula. "Gak tau, orangnya pake masker tapi dari kulit tangan sih putih terus alisnya tebal dan lensa matanya yang hitam menambah kesan di dalam dirinya kayanya sih ganteng," ucapnya sembari pikiran yang melambung entah kemana.

Dara yang mendengar memutar mata jengah. "Gue cuman nanya ganteng apa nggaknya, bukan harus lo sebutin warna kulit dan apapun itu."

"Pindah tempat aja yuk, merinding gue di sini lo juga aneh takut gue kalo lo kesurupan di sini kan bahaya, mana gue gak bisa ngeruqiyahin lagi," lanjutnya diiringi dengan kekehan kecil.

Kaili mencubit pinggang Dara membuat gadis cantik itu meringis kesakitan. "Lo kali yang kesurupan kalo gue gak mungkin secara gue itu pemberani dan sering lihat makhluk halus jadi gue gak takut apalagi kesurupan," ujar Kaili yang menyombongkan dirinya.

"Emang iya?"

"Iya."

"Kalo gak percaya yaudah," lanjutnya.

Garis Mimpi (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang