HAPPY READING..
***
Mengawali hari dengan terstruktur adalah salah satu bentuk disiplin Amber sebagai manusia.
Jam masih menunjukkan pukul 05.37 a.m. Namun, gadis itu telah rapi dengan setelan jogging-nya. Menuruni anak tangga satu-persatu.
"Jogging-nya bakal lama?" Ibu Amber berceletuk tanpa menghentikan aktivitasnya membersihkan pajangan lukisan yang akan dia pajang ke dinding.
"Lumayan. Kenapa emang?!" Sahut Amber, berjongkok mengikat tali sepatu.
"Mama mau minta temenin ke rumah Tante Grita!" Pinta Ibu Amber.
Ah, Amber tau, pasti Ibu-nya yang tergila-gila dengan lukisan itu hendak menambah pajangan lukisan lagi di rumah mereka. Tante Grita adalah seorang pemasok lukisan impor langganan Ibu Amber. Kali ini Ibu-nya pasti hendak mengambil pesanan-nya yang baru tiba.
"Ajak Abang tuh, dia ga ngapa-ngapain juga!" Amber menolak. Dia bisa membayangkan saat dua wanita itu berjumpa. Akan panjang.
"Abang baru balik jam dua pagi tadi, gak akan bangun dia walau dibangunin," Jelas Ibu Amber.
Amber menghela napas, "Bisa gak Amber aja yang ambilin? Kebetulan hari ini Amber jogging bareng Adriana." Ya, kebetulan hari ini Amber ke rumah teman SMA-nya itu untuk lari pagi bersama. Jadi bisa sekalian singgah.
"Boleh, jangan lupa bilang makasih dari Mama ke Tante Grita ya!"
Amber mengangguk. Menuju ke tempat mobil-nya terparkir. Kemudian melaju meninggalkan rumah.
***
"Loh, Amber?!"
Amber terperanjat. Sebelum kehadiran Grita dibelakangnya, Gadis itu terlihat serius mengamati lukisan-lukisan yang tertata rapi dalam museum kecil milik Grita.
"Eh, Tante." Amber berbalik.
"Kok gak bilang kalau udah tiba?!" Grita berjalan ke sebuah ruangan, diikuti Amber dibelakang-nya.
"Habis tadi aku liat Tante lagi ada tamu." Amber ikut berhenti ketika Grita menghentikan langkah-nya.
Grita mengambil sebuah lukisan yang masih terbungkus, bersandar rapi pada dinding, "Ini lukisan yang Mama kamu pesan."
Karena penasaran, Amber pun membuka bungkusan lukisan tersebut dengan hati-hati.
"Christina's World?"
Grita mengangguk, "Itu susah tau dapatnya Am, mama kamu tuh mintanya sebulan yang lalu, tapi Tante baru dapat minggu kemarin."
"Wajar sih Tan, malah Tante hebat banget bisa dapat lukisan ini cuma dalam waktu sebulan lebih."
Bagai kera mendapat bunga, Grita tersenyum bangga. Senang sekali dapat pujian Amber.
Jika Ibu Amber adalah Seorang pencinta lukisan, maka Amber adalah seorang pencipta lukisan. Bagi yang tidak tau, mereka hanya melihat Amber sebagai gadis biasa pada umumnya. Namun untuk sebagian pencinta seni atau orang terdekat Amber, mereka pasti tahu bahwa gadis itu merupakan seorang pelukis yang banyak meraih prestasi. Bahkan gadis itu pernah meraih prestasi sebagai pemenang lomba lukis internasional di Italia.
Setelah sedikit berbincang dengan Grita, Amber pamit pulang. Amber mengendarai mobil mini jcw-gp nya dalam keheningan.
Sial, tiba-tiba Amber teringat, pekan depan dia akan mengikuti kontes melukis di Paris. Tapi sampai saat ini gadis itu belum juga mendapatkan ide tentang yang akan dilukisnya nanti.
PIPPPPPP...
Amber melotot! Sebuah mobil dari arah kiri melaju kearah mobil gadis itu dengan kecepatan tinggi.
Brak.
Sial, Amber merasakan sakit yang teramat sangat pada tubuh-nya. Bahkan untuk berteriak gadis itu sudah tidak mampu. Dia terbaring dengan posisi menghadap jok belakang. Meraba kepala-nya yang mengeluarkan banyak cairan merah.
"Christina's world."
Gadis itu menatap lukisan pesanan Mama-nya. Bingkai kaca-nya telah hancur. Ah iya, Ibu-nya, Ayah-nya, Kakak-nya. Mereka pasti akan sedih.
Samar-samar dia dapat mendengar suara panik orang-orang dari luar mobil, sebelum kesadaran gadis itu hilang sepenuhnya.
Tbc.
___________
Hai teman-teman, jangan lupa vote & komennya yaww.
Thanks..
KAMU SEDANG MEMBACA
Christina's World
Teen FictionHarusnya dia sudah mati, harusnya Amber sudah mati pasca tabrakan itu. Namun mengapa dia harus terbangun menjadi Anna Christina Olson?! Seorang gadis lemah dalam novel yang pernah dibacanya. Gadis yang menjadi bahan pembullyan. Karakter yang tidak p...