H A P P Y R E A D I N G!
★ ✮ ★
Brak..
"AAAAA..."
"ASTAGA, DARAN!"
Daran membenturkan wajah Yota ke meja. Anak-anak kelas memekik kaget dan beberapa siswi lari berhamburan.
Tak terkecuali Christina yang sedang duduk di bangku-nya. Gadis itu cukup terkesiap. Ia menoleh ke wajah Yota yang sudah menempel di sisi meja Daran.
"Keparat." Suara bariton itu menyapa telinga Christina. Daran tambah menekan wajah Yota ke meja.
"Shh..lepas, Dar!" Yota meringis. Pipi kiri-nya yang terbentur terasa sangat ngilu. Cengkeraman Daran sangat kuat pada lehernya.
"Oi, bro!" Dengan panik, Leon menghampiri Daran.
Satu-persatu anak kelas mengerubungi meja Daran dan Christina. Mereka berusaha menghentikan Daran. Sayangnya seperti ada keraguan dalam tindakan mereka.
Beberapa siswi hanya melihat dari jauh. Mereka tak berani mendekat. Begitu pula dengan Liska beserta geng-nya.
"Khh...Dar, lepas, gu-gue gak bisa n-nafas, uhukk..." Rintih Yota kehabisan oksigen.
Manik Christina dan Yota beremu. Yota terlihat sengsara. Christina juga bingung dengan situasi yang sedang terjadi. Namun gadis itu memilih balik membaca buku. Tentu dia terusik, tapi sedikit pun dia malas untuk terlibat. Mengikut-campuri urusan Daran adalah simulasi merepotkan hidup.
"Lo buang sampah ke meja gue, lo pikir meja gue tempat sampah, hah?!" Intonasi Daran merendah. Wajah itu tidak menampilkan emosi. Namun siapa pun dapat menebak bahwa saat ini Daran dalam mode berbahaya.
"I-itu di meja..Ch-Christina, b-bhukan di meja lo, Akhh-"
"Sekarang perhatiin baik-baik, ini meja siapa?" Pipi kiri Yota bergeser ke tengah meja, hampir mendekati buku christina.
Gadis itu menoleh ke Daran. Maksudnya apa sih? Dia tidak lihat ada Christina yang sedang membaca buku disitu?
Daran mengangkat sebelah alis. Wajah datar mereka saling beradu.
Glek. Yang lain meneguk ludah. Suasana makin mencekam. kelas ini di ambang batas kehancuran. Semuanya terdiam merasakan ada mangsa baru.
"Dar, stop!"
Akhirnya teman-teman Daran tiba di kelas. Bondan langsung menggenggam lengan Daran yang mencengkeram tenguk Yota.
"Udah, bubar lu semua!" Yeon mengusir anak-anak yang berkerumun. Mereka pun bergeser sedikit jauh.
Daran menepis tangan Bondan, "Dia harus di beri pelajaran!"
"Dar, ingat Bokap Yota!" Peringat Bondan.
Orang tua Yota merupakan pengacara terkenal. Keluarga Daran senantiasa menggunakan jasa Ayah Yota untuk menangani kasus-kasus mereka. Daran juga kenal dekat dengan orang-tua Yota
"Terus kenapa?" Daran tidak peduli.
"Lepasin aja, Dar. Lagipula meja lo juga udah bersih. Lo mau terlibat masalah lagi?" Nasihat sekaligus peringat Liam di belakang Daran.
"Sial."
Daran menghempaskan tubuh Yota. Punggung pria itu terbentur ke lemari locker. Dia terkulai di lantai, berusaha meraup oksigen sebanyak-banyaknya serta memegang pipi-nya yang ngilu.
"Ganti meja-nya sekarang. Gak sudi gue pake bekas sampah!"
Pria itu membanting meja tersebut ke depan tanpa memedulikan buku serta barang-barang Christina yang terjatuh dari sana.
Refleks Christina berdiri, "Apaan sih?!" Gadis itu melayangkan tatapan tidak suka.
"Apa?" Daran mengangkat sebelah alis.
"Gak sopan! Gak liat gue baca buku?" Berang Gadis itu setengah berteriak di hadapan Daran.
"Terus kenapa?" Daran masih dengan wajah datarnya.
Sudah cukup. Kesabarannya terkikis habis.
Brak..
Christina membentur punggung Daran ke lemari locker. Gadis itu mencengkeram erat kerah seragamnya. Amarah terpancar jelas pada mata kristal itu.
Sedangkan Daran cukup terkejut dengan penyerangan Christina yang tiba-tiba. Namun wajah tampan itu malah menampilkan sebuah smirk.
Christina makin tersulut emosi. Apa dia pikir ini lelucon? Apa Christina terlihat seperti candaan? Tapi Christina tidak tau, dalam hati, Daran tersenyum puas. Amarah di mata gadis itu, Daran puas melihatnya.
"Gue bunuh lo!" Christina mencekik leher Daran. Dia tidak main-main. Kalau di pikir-pikir, sudah hidup dua kali, apa yang harus dia takutkan?
Jangan pikir cuma Daran yang gila. Christina juga bisa lebih gila.
"Cih, in your dream." Daran juga mencekik leher Christina.
Kedua-nya saling mencekik dengan tenaga tak main-main. Tak ada tanda-tanda yang akan mengalah walau kedua-nya sudah kesusahan mengambil pasokan udara. Bola mata Christina memancarkan kebencian serta amarah yang meluap-luap. Bahkan di saat seperti ini pria itu masih tersenyum miring? Christina benci melihatnya.
'Leher ini... kalo gue kuat-in, dia masih hidup ga, ya?' Batin Daran penasaran sambil mengamati leher jenjang Christina yang diselimuti kedua tangannya.
Liam langsung menarik Christina serta Bondan menarik Daran dari samping. Dua psikopat ini, jika dibiarkan akan berakhir dengan salah satu nyawa yang melayang.
"Lo berdua gila? Anjing, gak habis pikir. Apa sih yang ada dalam otak lo berdua?" Maki Liam sambil menahan lengan Christina.
Christina tak menghiraukan ucapan Liam. Dada-nya naik turun menatap Daran murka. Dia tidak pernah se-marah ini, tidak bahkan saat kalah dalam kompetisi.
"Hihihi..." Daran terkekeh geli, memegang perutnya.
Semua terdiam, menatap Daran horor. Ada apa dengan pria itu?
"Bahkan saat lo hampir mati, bukan pacar lo yang ada di hadapan lo!" Ujar Daran setelah menghentikan tawa. Pandangannya lurus menusuk Christina.
"Dasar sinting! Maksud lo apa?!" Tanya Christina heran. Apa otaknya sudah miring hingga melantur kemana-mana?
Daran tak menanggapi. Ia beralih menatap Yota yang baru saja masuk dengan mengangkat sebuah meja baru.
Pria itu mengatur tempat Daran. "Maaf, Dar. Gua janji gak bakal lakuin hal-hal kaya gitu lagi."
Daran tersenyum ramah, "Gak apa-apa. Lain kali jangan di ulang-in lagi, ya!"
Yota mengangguk cepat. Dengan kilat kembali ke tempatnya.
Christina tersenyum remeh.
Iya, Di novel, Daran memang orang seperti itu. Keramahannya itu berbisa. Senyum itu bisa berarti bunga yang indah atau bunga mawar yang berduri. Bahkan Daran bisa tersenyum ramah kepada orang yang baru saja dia pukul hingga babak belur, dan hal itu sudah terbukti kebenarannya.
Tapi sebaiknya Daran tidak mempraktikkan itu pada Christina. Dia juga tidak manusiawi kepada orang yang mengusiknya. Harusnya Christina mengingatkan agar Daran lebih berhati-hati. Bisa saja dia datang menusuknya saat pria itu sedang terlelap.
Tbc.
__________________________Hai semuaa, balik lagi.
Kemukakan suara hati kalian setelah membaca chapter kali ini!!!
See you next chapter, yaa!!
Makasih💐♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
Christina's World
Teen FictionHarusnya dia sudah mati, harusnya Amber sudah mati pasca tabrakan itu. Namun mengapa dia harus terbangun menjadi Anna Christina Olson?! Seorang gadis lemah dalam novel yang pernah dibacanya. Gadis yang menjadi bahan pembullyan. Karakter yang tidak p...