H A P P Y R E A D I N G.
★ ✮ ★
(Kelas ekskul seni visual)
Seorang gadis nampak fokus dengan kegiatannya. Kuas di tangannya begitu lihai menyusuri kanvas menyerupai seorang ahli.
Dia adalah Christina. Ya, hari ini Christina resmi anggota seni lukis. Sekarang dia berada di kelas seni visual. Christina sedikit senang. Perasaannya jadi lebih baik setelah beberapa hari terus terjadi masalah.
Di hari pertamanya mereka dapat tugas melukis imajinatif. Beberapa murid lain telah beranjak meninggalkan kelas seni, memutuskan melanjutkan tugas di rumah masing-masing. Setelah dua jam berkutat pada project-nya Christina juga memutuskan kembali ke kelas. Dia mulai mengemasi peralatan lukis yang digunakan.
"Hey!"
Christina merasakan tepukan di pundaknya. Gadis itu berbalik, mengangkat sebelah alis.
Seorang murid perempuan berdiri di hadapan Christina dengan tangan kiri yang menenteng kanvas dan tangan kanannya bertolak pinggang.
Gadis itu menyelipkan rambut ke belakang telinga, "Lo anak baru ya?"
Christina hanya mengangguk, kembali mengemasi barang-barangnya.
"Ah, pas banget!" Gadis itu mengangkat kanvas-nya, Memamerkan karya pada Christina.
"Me-menurut lo gimana?" Tanya gadis itu seraya memalingkan wajah ke samping.
Christina melirik gadis tersebut, kemudian pandangannya jatuh pada lukisannya. Dia terdiam.
Tak kunjung mendapat jawaban, dia kembali menatap Christina. "Kenapa diem?" Tanya-nya mengertukan alis.
"Gue bukan ahli." Christina kembali berkemas.
"Menurut penilaian lo aja, buruan!" Titah Gadis itu kembali memalingkan wajah.
"Payah."
Sontak dia menoleh ke Christina. Tatapannya tidak menyangka. Satu kata itu mampu mengundang emosi sang gadis.
"Payah? Keterlaluan, belagu banget lo. Emang sebagus apa si punya lo?!"
Christina mengangkat kanvas-nya, memperlihatkan sebuah gambar lukisan yang di atas rata-rata.
Gadis itu menganga. Sial. Harga dirinya jatuh. Jika dibandingkan dengan punya gadis didepannya, lukisannya lebih mirip kotoran sapi yang tidak enak di pandang.
Dia menurunkan kanvas-nya, "Gak usah sombong lo. Gue baru belajar, wajar kalo gini. Awas aja lo nanti!" Kecam gadis itu.
Dia mengibaskan rambut di depan Christina. Dengan meledak-ledak gadis itu berlalu dari sana.
Here we go again. Musuh baru terlihat. Tapi terserah, Christina sebagai orang jujur akan seni hanya mengatakan yang sebenarnya, bahwa gambar gadis itu memang sangat payah.
★ ✮ ★
"Kerjain tugas gue!"
Daran menggeser buku-nya ke sisi meja Christina.
Christina yang awalnya sedang menyalin otomatis terhenti sebab buku Daran menutupi buku-nya.
Gadis itu melempar buku tersebut ke asalnya, "Gak!" Tegas-nya kembali menyalin.
Namun Daran kembali menggeser buku-nya. "Kerjain! Jagain lo juga butuh tenaga!"
Kini atensi Christina beralih ke Daran. Gadis itu membenarkan posisi kacamata-nya, kacamata yang dia gunakan saat sedang belajar atau bermain komputer.
"Jagain gimana? Lo gak ada beda-nya sama mereka. Udah, jangan ganggu gue!" Gadis itu menggeser buku Daran, kembali menyalin disertai sedikit guratan kesal di wajahnya.
"Jangan banyak tingkah. Yeon yang ngambil tugas lo kemarin!" Peringat Daran.
Yang di sebut hanya mendengus. Yeon cukup malas turut andil pertengkaran dua sejoli dibelakangnya.
Iya, Yeon yang ngambil, tapi inisiatif dari mana kalau bukan dari Daran? Pagi tadi Christina mendapati buku tugas kimia-nya di laci. Tentu saja kemarin tidak ada. Kemudian Yeon datang meminta maaf kepadanya dengan alibi bahwa dia mengira Christina tidak masuk kelas usai pertengkarannya dengan Daran jadilah dia mengambil tugas Christina.
Mau dipikir bagaimanapun sudah jelas itu akal-akalan mereka.
"Sekarang kerjain!" Daran kembali menggeser buku-nya ke wilayah Christina.
"Gak mau, ngapain nyuruh-nyuruh gue?!"
Kepalang kesal, Daran merebut ransel Christina. Tanpa aba-aba cowok itu melempar ransel tersebut ke luar jendela. Sungguh gila.
"DARAN!"
Si empunya syok. Gadis itu bangkit ke arah jendela tepat di samping Daran, menyembulkan kepala keluar sembari menapat tas-nya yang terjun bebas dari lantai tiga.
"Lo gila ya? Ambil!" Titah Christina.
Dia tersenyum remeh. "Gak, ngapain nyuruh-nyuruh gue?!"
Tanpa sadar mereka telah menjadi pusat perhatian kelas, sekiranya dari saat Daran melempar tas Christina.
Christina ini kurang ajar. Itulah pandangan mereka. Pandangan terhadap korban rundung yang sekarang berani melawan dan bertingkah.
Beberapa hari ini mereka hanya mendiamkan Christina. Bukan karena takut dengan perubahan gadis itu, hanya saja dia selalu di dekat Daran. walau hubungan mereka berdua tidak baik namun cukup canggung untuk mem-bully Christina di sekitar Daran.
"Brengsek!" Umpat Christina.
Daripada berdebat sama cowok arogan macam Daran lebih baik dia segera mengambil ranselnya. Dengan langkah panjang gadis itu beranjak dari sana mengabaikan tatapan anak-anak kelas.
Daran menatap tak percaya. Lagi-lagi cewek itu mengabaikannya. Dia kembali duduk. Sial, cuma Christina yang seperti itu. Mengapa dia sangat keras kepala? Mengapa dia selalu melawan Daran?
Tbc.
___________________________Hai, hai, am kambekk!!
Gimana keadaannya semua? Sehat kan?
Teman-teman jangan lupa vote dan komen ya! See you next part!!
Makasihh💐❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Christina's World
Teen FictionHarusnya dia sudah mati, harusnya Amber sudah mati pasca tabrakan itu. Namun mengapa dia harus terbangun menjadi Anna Christina Olson?! Seorang gadis lemah dalam novel yang pernah dibacanya. Gadis yang menjadi bahan pembullyan. Karakter yang tidak p...