04/ Teman Sebangku

97 10 0
                                    

HAPPY READING!
💐❤️

***

Ibu Emely memijit pelipis dengan mata yang terpejam menahan amarah. Jelas sekali raut kesal di wajahnya. Lagipula guru siapa yang tidak kesal melihat murid yang berbuat onar.

Dia sekarang berada di ruang BK bersama dua biang onarnya.

"Kamu ini kenapa Daran? Ibu sudah memperingatkan kalian, berhenti mengusik Christina. Kenapa kamu berbuat seperti ini?" Ibu Emely kembali duduk ke bangku-nya.

Daran menatap wali kelasnya tidak terima, "Dia duluan yang mukul saya." Sambil menunjukkan pipi-nya yang memerah.

"Tapi saya gak akan mukul dia kalau dia gak nyiram minuman ke saya, Bu." Christina membela diri.

"Masih bisa jawab Lo?!" Delik Daran. Makin melunjak ini cewek.

"Daran, tolong hargai Ibu!" Ibu Emely mengingatkan.

Wanita paruh baya itu meringis menatap wajah Christina yang babak belur. Dia merasa iba pada gadis itu. Bukan rahasia lagi bahwa Christina menjadi bahan bully di sekolah ini.

Para guru pun sudah mengerahkan kemampuan mereka untuk menangani kasus tersebut. Namun karena yang membully hampir setengah dari angkatan, mereka tidak bisa menangani secara maksimal. Apalagi kasta anak-anak sekolah itu cukup tinggi.

"Ibu harap kalian sadar. Kalian sudah besar, pakai hati nurani kalian. Coba kalian bayangkan kalau posisi kalian ada di Christina!" Nasehat Ibu Emely.

Daran berdecak sebal.

Memang kurang ajar ini anak!

"Mulai hari ini kalian jadi teman sebangku. Christina tukaran sama Liam yang di sebelah Daran!"

Daran dan Christina hendak protes,

"Gak usah protes! Mulai hari ini Christina jadi tanggung jawab Daran. Kalo ada apa-apa sama Christina di kelas atau di sekolah ini, kamu yang Ibu cari!" Ucap sang wali kelas menunjuk Daran.

Tapi bukan Daran nama-nya kalau terima-terima saja, "Loh, Bu, itu sama aja Ibu suruh saya jagain dia, bukan tanggung jawab saya buat jagain dia!"

"Saya juga gak setuju Bu!" Christina mencetus.

"Cuma sebulan. Itu hukuman kamu Daran. Kamu gak liat kondisi Christina sekarang seperti apa? Lagipula Ibu tau anak sekolah segan sama kamu. Gunakan itu untuk melindungi Christina!"

Shit, Daran dimanfaatkan. Karena tak bisa turun tangan langsung, wali kelas Daran ini malah menggunakan diri-nya.

"Saya gak mau! Menangani perundungan itu tugas para guru, bukan tugas saya!" Tegas Daran, berjalan keluar.

"Kalau kamu gak mau, kasus ini akan sampai ke orang tua kalian, dengan cerita Daran yang salah!" Ibu Emely mengancam.

Daran kembali, menatap wali kelasnya datar, "Ibu ngancam saya?"

"Cuma sebulan, Ibu mohon!" Wanita itu menatap Daran dengan tatapan memohon.

Daran terdiam cukup lama.

"Ya?"

"Fine, Sebagai imbalannya saya mau nilai semester saya tahun ini lebih memuaskan." Putusnya.

Mereka bersitatap cukup lama hingga Ibu Emely membuang nafas.

"deal!"

Manik kedua remaja itu bertemu, "Dasar parasit. Senang kan lo sekarang?!" Daran mengejek kemudain beranjak dari sana.

Christina hanya diam. Awalnya dia hendak protes akan jadi teman sebangku cowok itu. Namun persyaratan yang diberikan wali kelasnya tidaklah buruk. Setidaknya Christina akan aman jika di samping Daran.

"Christina, ada yang mau Ibu omongin sama kamu!" Ibu Emely kembali serius.

"Ibu dengar kamu lagi-lagi keluar dari kegiatan ekstrakurikuler ya? Apa alasannya? Kalau kamu di usik, Ibu mau kamu bilang siapa orangnya, jangan disembunyikan!" Ibu Emely menangkup tangan Christina yang di atas meja.

"Gak Bu, saya cuma rasa berkuda itu bukan passion saya."

Tapi alasan utama-nya ya karena di rundung. Memang ada alasan lain sehingga 'Christina' harus berpindah kegiatan berkali-kali?

"Lalu passion kamu yang mana? Kamu tau kan mengambil program ekskul itu wajib di sekolah ini?"

Christina mengangguk, "Kayaknya kali ini saya bakal ngambil ekskul seni visual, Bu."

Bu Emely menggenggam tangan Christina, "Kamu yakin kan? Ibu harap itu jadi ekskul terakhir kamu. Dan Ibu tekankan kamu harus lapor ke Ibu kalau ada yang ngusilin kamu disana!"

"Yakin Bu, saya udah pertimbangkan selama beberapa hari ini. Makasih ya, Bu!" Sudut bibir Christina terangkat.

Bu Emely mengangguk pelan, membalas senyum Christina. Wanita paruh baya itu tak habis pikir, bisa-bisanya mereka membully gadis sebaik ini.

Tbc.
________________________

Bab kali ini gimana? Menarik ga? Atau biasa aja?

Maaf guys kalau tanda baca atau penggunaan kata-nya masih ada yang salah atau belibetan. Masih belajar, hehe.. maafkeunn 🙏😁

Seperti biasa, kalau kalian suka, jangan lupa vote dan komen ya💐❤️

Makasihh 💐💐

Christina's WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang