10/ Menjaga Bocah

94 7 0
                                    

H A P P Y   R E A D I N G!

★ ✮ ★


Biasanya kalian melakukan apa di hari minggu? Kalau Amber, dia akan menjawab berolahraga, belajar, melukis, memasak, dan melakukan kegiatan bermanfaat lainnya. Kalian tidak perlu Insecure, memang Amber ini beda sendiri.

Sedari kecil gadis itu telah di latih disiplin. Ralat, bahkan sejak lahir kedisiplinan sudah tertanam dalam DNA gadis itu. Lahir dari orang-tua hebat membuatnya memperoleh didikan yang hebat pula.

Macam saat ini, di siang hari biasanya orang tidak punya kerjaan akan beristirahat. Namun Amber dalam tubuh Christina malah menyempatkan waktu itu untuk melukis di sebuah ruangan yang resmi dia jadikan ruang lukis-nya. Di tengah-tengah kegiatan menghiasi kanvas, tiba-tiba ponsel-nya berdering.

Gadis itu melirik nama sang pemanggil, 'Ibu'. Ya, itu adalah Ibu Christina. Ia mengangkat teleponnya. Perlu diketahui, ini menjadi kala pertama Amber akan berbincang dengan sang Ibu dari pemilik tubuh ini.

"Halo?"

Christina sempat tertegun. Suara itu terdengar lembut dan halus. "Iya, halo?"

"Anna, kamu di mana sayang?"

"Lagi di rumah," Jawab Christina kembali menghiasi kanvas.

"Ibu boleh minta tolong jagain si kembar gak? Soalnya Ibu bakal ke arisan."

Christina terdiam cukup lama hingga yang di sebelah sana kembali bersuara, "Halo?"

"I-iya boleh, Bu!"

"Kalo gitu kamu ke rumah ya!"

Apa Christina senang? TIDAK. Runtuh sudah jadwal yang Ia susun. Namun tak urung Gadis itu segera bersiap-siap. Dia memakai dress selutut, menyambar tas kemudian menyuruh Pak Anton-Sang supir mengantarnya.

Butuh waktu lima belas menit untuk tiba di kediaman sang Ibu. Sebelum turun dari mobil, gadis itu berpamitan ke Pak Anton.

"Eh, nona, masuk non!"

Setibanya di halaman rumah, Christina langsung di sambut oleh seorang pelayan. Christina tersenyum, kemudian sang pelayan menuntunnya ke dalam.

"Anna!"

Seorang wanita paruh baya menghampiri Christina lalu bercipika-cipiki. Christina tertegun. Dia adalah Ibu dari Christina. Walau telah menginjak usia kepala empat, wanita itu masih terlihat jelita serta elegan. Di belakang sang Ibu berdiri dua bocah kembar menatapnya garang. Sebagai seorang Amber dia cukup canggung menerima situasi ini.

"Justin gak mau sama Kak Anna, Bu. Kenapa sih Justin gak ikut aja?" Rengek bocah di sebelah kanan sambil menarik dress sang Ibu.

"Austin juga gak mau. Austin mau ikut Ibu aja!" Bocah di sebelah kiri ikut melakukan hal yang sama.

"Sayang, Ibu gak lama kok. Pulang ntar Ibu beliin mainan deh. Sekarang main sama Kak Anna dulu, ya?!" Tawar sang Ibu.

Namun kedua bocah tetap menolak hingga setelah segala perdebatan akhrinya mereka mau di jaga oleh Christina.

Dia segera membawa kedua bocah ke ruang keluarga. Kemudian mendudukkan bokong ke sofa lalu membuka aplikasi penayang video pada ponsel. Bahkan di saat-saat begini dia masih sempat menonton 'Tips menghitung pecahan'. Proud of Christina.

Sementara kedua bocah itu ikut duduk di sebelah-nya sembari menonton tayangan kartun di televisi.

"Ngapain sih Kakak ke sini? Kita kan jadi gak bisa ikut Ibu." Si Austin mendumel.

Christina's WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang