32 Berita

5.6K 327 6
                                    

Hey Guys...!!! Welcome back to my story...!!!

Ada yang nungguin Zayn dan Adifa??

Tetap semangat semuanya, cek terus jangan sampe ketinggalan yaa...

Sebelum baca jangan lupa VOTE nya dan siapkan posisi enak. Hope you guys enjoy it, let's check this out.

Enjoy and happy reading...

*
*
*

Jika saat terkena hujan Zayn hanya mengalami demam ringan dan tidak sampai lemah tak berdaya, kali ini suami Adifa itu justru mengalami demam tinggi dan tak berdaya di atas kasur gara-gara bersentuhan dengan Maharani.

"Minum dulu obatnya Sayang," ucap Adifa lembut membawakan semangkuk ramuan obat yang baru diseduhnya.

Zayn tampak membuka matanya dan menatap sayu istrinya. Adifa yang mengerti pun segera mengangkat kepala Zayn dan duduk di belakangnya agar sang suami bisa bersandar padanya. Ia cek suhu tubuh sang suami yang begitu panas malam ini. Lalu dengan perlahan meminumkan ramuan ke mulut Zayn. Bahkan ramuan yang menurut Adifa pahit tidak membuat suaminya mengeluh sedikitpun.

"Kalo sampe besok demam kamu nggak turun juga, aku panggilin Tabib Luo ke sini ya," ujar Adifa lembut.

"Makasih Sayang," lirih Zayn setelah meminum obatnya.

"Kamu tau nggak sih, aku jadi makin benci deh sama Maharani," ucap Adifa setelah meletakkan mangkuk kosong bekas obat Zayn.

"Gara-gara tadi siang?" tanya Zayn menebak dengan lemas.

"Bukan. Tapi gara-gara cewek kayak dia aja bisa bikin kamu sakit kayak gini, padahal waktu kamu kehujanan kemaren nggak separah ini," jawab Adifa cukup kesal yang membuat senyum tipis tersungging di bibir pucat Zayn. Apa istrinya sedang cemburu saat ini?

"Itu berarti aku bener-bener nolak dia sampe badan aku aja nggak terima dipegang-pegang," balas Zayn pelan.

"Dih bisa aja kamu, lagi sakit juga," kesal Adifa.

"Kan emang bener Yang, ngapain juga aku sakit demi dia," balas Zayn membawa tangan Adifa untuk ia cium.

"Sayang, napas kamu makin panas, aku ambilin kompresan ya," ujar Adifa yang merasakan napas panas suaminya.

"Nanti aja," tolak Zayn. Ia masih ingin bersama istrinya.

"Tapi badan kamu ini panas banget, ganti baju dulu deh," ujar Adifa yang tidak mau dibantah.

Tanpa mendengar protesan Zayn, Adifa segera melepaskan baju Zayn yang memang berlengan panjang. Ia menggantinya dengan kaus tipis yang dipakai Zayn saat masuk ke dunia ini. Lalu mengganti celana panjang Zayn dengan celana kolor dalaman yang juga berasal dari dunia mereka. Baju modern memang lebih praktis dari baju di zaman ini.

"Sayang?" panggil Zayn saat Adifa hendak pergi lagi setelah mengganti bajunya.

"Tunggu di situ, nggak usah protes," jawab Adifa yang berlalu keluar dari kamar mereka.

Adifa datang lagi membawa baskom berisi air dan kain kecil. Ia letakkan benda itu di atas kasur tepat di samping kepala Zayn, karena memang tidak ada meja nakas di sini. Adifa segera membasahi kain itu dan memerasnya sebelum meletakkan di atas kening Zayn.

"Demam kamu tu nggak bisa dibiarin terus," ucap Adifa memasang kompresan di kening Zayn.

Sementara sang istri sedang merawatnya dengan telaten, Zayn terus memandanginya dengan tatapan tulus. Adifa begitu memperhatikannya mulai dari hal kecil sampai hal seperti ini. Gadis itu bukan gadis yang tidak bisa melakukan apa-apa seperti yang dikatakan Maharani. Adifa adalah dewi pelindungnya, belahan jiwanya.

"Aku cinta sama kamu," ucap Zayn tulus.

Adifa yang sedang menyiapkan kain lainnya pun menatap Zayn heran. Kenapa di saat seperti ini Zayn justru menyatakan perasaannya seperti itu?

"Kayaknya aku belum pernah ngucapin dengan bener. Meskipun aku mungkin udah pernah bilang sebelumnya, tapi aku tetep mau bilang kalo aku cinta sama kamu. Cinta banget Sayang," lanjut Zayn lagi.

Sang istri beralih menggenggam tangan Zayn yang tergeletak begitu saja. Ia menatap sang suami dengan lembut. Zayn selalu begitu manis membuat rasa cintanya bukannya berkurang justru semakin bertambah setiap harinya. Rasanya Adifa menyesal karena pernah berusaha melupakan Zayn dulu saat masih SMP dan selama di SMA ini.

"Aku juga cinta sama kamu Zayn, dari dulu," jawab Adifa membuat senyuman Zayn merekah.

"Janji nggak akan tinggalin aku?" tanya Zayn kembali menginginkan janji darinya.

"Nggak akan," jawab Adifa mengelus kepala Zayn lembut.

"Sampe Dedek Bayi lahir dan kita pulang?" tanya Zayn lagi.

[Sebagian part telah dihapus untuk kepentingan penerbitan. Silakan baca eBook yang tersedia di Google Play untuk membaca keseluruhan cerita. Link eBook tersedia di bio profil author]

Baby Project (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang