37 Melahirkan

11.6K 634 112
                                    

Hey Guys...!!! Welcome back to my story...!!!

Siapa yang nungguin Zayn dan Adifa???

Hari ini Adifa melahirkan ni guyss.. Part ini akan jadi salah satu yang terpanjang jadi pantengin baik-baik ya. Kasih VOTE kalian semua dan komentar terbaiknya juga. Hope you guys enjoy it, let's check this out.

Enjoy and happy reading...

*
*
*

Adifa menatap pak Gana dengan tatapan tidak percaya. Bagaimana mungkin pak Gana bisa mengatakan hal demikian sedangkan dirinya tidak merasakan tanda-tanda apapun pada tubuhnya?

"Melahirkan? Apa Bapak sungguh-sungguh dengan kata-kata tersebut?" tanya Adifa tidak yakin.

"Iya, mungkin sekarang Nak Adifa tidak merasakan apapun, tapi itulah yang leluhur berikan untukmu, kamu tidak akan merasakan sakit berlebihan," jawab pak Gana membuat Adifa terdiam.

"Maksud Pak Gana adalah Adifa akan melahirkan dan kita harus membawanya ke hutan?" tanya Zayn memastikan kembali.

"Iya, di sana adalah tempat kalian datang, maka disanalah juga tempat kalian pulang kembali ke dunia asal kalian," jawab pak Gana yakin.

Mendengar ucapan pak Gana membuat Zayn dan Adifa terdiam. Sudah sangat lama mereka tidak membahas mengenai dunia asal mereka. Apakah sekarang sudah saatnya?

"Catur, panggillah Tabib Luo untuk membantu persalinan, sekaligus cari beberapa orang yang bisa membantu membawa peralatan untuk ke sana," ujar pak Gana memberi instruksi.

"Baik Tetua," jawab pak Catur dan segera pergi meninggalkan kediaman pak Gana.

"Kalian sebaiknya bersiap, apapun yang terjadi itu adalah yang terbaik untuk kalian," ujar pak Gana kepada Zayn dan Adifa yang masih saling terdiam.

Zayn segera mendekap Adifa dan menyentuh perut besar istrinya. Ia sangat menanti kehadiran bayinya di dalam sana untuk lahir ke dunia. Jika ini waktu untuk bayinya lahir, maka ia akan sangat senang. Hanya saja mendengar ucapak pak Gana membuat perasaannya campur aduk. Kenapa pak Gana harus mengatakan hal seperti itu? Apa ada sesuatu yang akan terjadi tidak sesuai dengan keinginannya? Seketika dekapannya pada sang istri semakin erat. Ia tidak ingin kehilangan mereka, sama sekali tidak ingin.

"Zayn," bisik Adifa yang mulai merasa takut. Takut akan melahirkan, juga takut akan sesuatu yang terjadi kepada mereka setelahnya.

Cup.

Zayn memberikan kecupan sayang di dahi Adifa untuk menenangkannya. Meskipun sebenarnya ia sedang berusaha keras menenangkan diri sendiri.

***

Setelah memanggil tabib dan mengambil beberapa peralatan, rombongan mereka segera berangkat ke hutan di seberang sungai. Saat di perjalanan tiba-tiba Adifa memang merasa mulas di perutnya. Ia menatap Zayn dengan tatapan memelas seakan meminta pertolongan. Jangan tanya bagaimana perasaan Zayn saat itu karena pemuda itu benar-benar takut. Zayn segera menggendong sang istri di depan untuk memperlancar perjalanan mereka.

Begitu sampai di sungai, dengan hati-hati Zayn menurunkan Adifa karena tidak mungkin melewati sungai ini sambil menggendongnya, bisa-bisa ia terpleset dan hal yang tidak diinginkan akan terjadi.

"Hati-hati Sayang," ucap Zayn lembut sambil menggiring Adifa berjalan di atas bebatuan yang memanjang di permukaan sungai.

Pak Catur tentu mengamankan jalur penyebrangan mereka dengan membuat 2 orang di depan sebagai pembuka jalan dan 2 orang di samping kanan kiri untuk menjaga kalau-kalau ada yang terpleset. Para warga kampung tentu sudah sangat hafal bagaimana cara untuk menyebrang dengan aman sehingga memudahkan bagi Zayn dan Adifa.

Baby Project (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang