35 Manja (21+)

17.8K 300 13
                                    

Hey Guys...!!! Welcome back to my story...!!!!

Siapa yang nungguin Adifa & Zayn??? Author datang khusus malam ini buat kalian semua yayyy...

Sesuai judulnya, part kali ini bakal ada adegan hot untuk menemani malam minggu kalian nih. Yuk siapkan posisi enak. Jangan lupa VOTE nya semua. Hope you guys enjoy it, let's check this out.

Enjoy and happy reading.

*
*
*

Semenjak sempat berpisah dengan Adifa selama beberapa hari, Zayn jadi lebih lengket dengan istrinya. Ia tidak akan menyentuh pekerjaan yang akan membuatnya jauh dari sang istri kecuali jika benar-benar penting.

Bagi Adifa, sifat Zayn yang ini memang sangat menggemaskan, karena meskipun Zayn manja padanya, namun pria itu sama sekali tidak menyulitkannya. Zayn tetap mengutamakan kenyamanan Adifa untuk semua hal. Namun hal yang membuat Adifa khawatir adalah bagaimana kalau hal ini terus berlanjut?

Bukannya Adifa tidak menyukai sifat Zayn yang manja, hanya saja kalau nanti anak mereka lahir sementara Zayn masih seperti itu bukankah akan sulit bagi mereka sendiri nantinya?

"Yang, minum susu dulu," ujar Zayn yang datang membawa segelas susu untuk Adifa. Ia langsung duduk di samping sang istri dan mencium perut besar Adifa. Saat ini kandungan Adifa sudah memasuki usia 9 bulan yang berarti sudah 2 bulan berlalu semenjak Zayn melakukan perjalanan.

Perjalanan yang merubah sifat Zayn itu ternyata tidak hanya merubah sifat Zayn yang semakin manja, tapi juga merubah perekonomian mereka yang semakin pesat. Berkat kemampuan analisa Zayn yang bagus, roda bisnis yang dijalaninya sukses meluncur tanpa hambatan di daerah ini. Salah satu hasilnya adalah susu yang diminum oleh Adifa ini. Sampai detik ini hanya Adifa saja yang bisa minum susu sapi karena Zayn yang membelinya langsung dari peternak sapi dengan harga tinggi. Ia juga mensterilkan susu tersebut sebelum bisa dikonsumsi oleh sang istri.

"Makasih Sayang, baik banget deh," ucap Adifa sambil meminum susunya. Membuat Zayn hanya tersenyum dan memeluk tubuh sang istri erat.

"Kamu beneran mau buka pabrik susu abis ini?" tanya Adifa setelah menghabiskan susunya.

"Liat nanti lah, aku males pergi-pergi ninggalin kamu," jawab Zayn masih memeluk Adifa.

"Aku nggak papa kok ditinggal," ujar Adifa berniat menggoda sang suami.

"Nggak boleh. Kamu kan bentar lagi mau lahiran, nggak boleh ditinggal," bantah Zayn cemberut.

"Aku yang nggak boleh ditinggal apa kamunya aja yang nggak mau jauh dari aku?" goda Adifa lagi.

"Itu kamu tau, seneng banget sih ngejekin aku," keluh Zayn.

"Hahaha, abisnya kamu gemesin banget tau nggak. Bikin aku pengen godain terus," balas Adifa menciumi wajah Zayn.

"Yang," panggil Zayn lembut.

"Hm?" tanya Adifa menggumam kecil.

"Kamu bilang kalo hamil tua bagus buat berhubungan intim," ujar Zayn kecil.

"Iya, terus?" tanya Adifa.

"Sekarang kan kamu lagi hamil tua," ujar Zayn lagi mengusap perut besar istrinya.

"Iya?" balas Adifa mulai tersenyum mengetahui maksud Zayn.

"Berati boleh dong main sama kamu," ujar Zayn lembut. Adifa benar-benar tertawa mendengar ucapan Zayn.

"Emang selama ini nggak boleh?" tanya Adifa menggoda.

"Boleh," jawab Zayn singkat.

"Terus kenapa masih nanya?" tanya Adifa lagi tersenyum geli.

"Manatau kamu males, nggak mood apa gimana," jawab Zayn melengkungkan bibir ke bawah.

"Hahaha, aduh suami siapa sih ini? Gemesin banget. Takut deh kalo dibawa cewek lain," ucap Adifa memeluk Zayn erat.

"Jadi boleh kan Yang?" tanya Zayn lagi membiarkan tubuhnya dipeluk erat oleh sang istri.

"Boleh dong Sayangku, mau main kapan emangnya?" tanya Adifa gemas.

"Sekarang," jawab Zayn antusias.

Dengan geli Adifa justru meraba ke bawah perut suaminya, meremas sesuatu yang menggantung di sana hanya untuk menemukan sesuatu itu sudah sangat keras di sangkarnya.

"Yaampun, ini udah keras gini sejak kapan coba?" ejek Adifa lagi.

"Sejak tadi Yang," jawab Zayn memelas.

"Aduh kasian, udah kangen sama Dedek Bayi ya?" tanya Adifa lagi yang kini memasukkan tangannya ke dalam kain yang dipakai Zayn, meremas benda milik sang suami secara langsung.

"Ahh Yang," desah Zayn merasakan langsung tangan lembut sang istri.

"Mau main dimana Zayn?" tawar Adifa meneliti ruangan yang mereka gunakan saat ini adalah ruang tamu.

"Di mana aja Sayang, suka-suka kamu," jawab Zayn pasrah.

"Beneran?" tanya Adifa tersenyum genit.

"Asal jangan sampe diliat orang Yang, aku gakmau badan kamu diliat orang lain," jawab Zayn lagi.

"Aku juga nggak mau badan kamu diliat orang lain," ujar Adifa tersenyum. Tentu ia tidak rela kalau tubuh atletis milik suaminya akan dilihat oleh orang lain, terlebih lagi kalau orang itu spesies wanita.

"Yaudah di kamar aja Yang, aku udah gak tahan," ucap Zayn yang bangkit dan mengangkat tubuh istrinya untuk dibawa ke kamar mereka.

"Aku juga gak tahan mau godain kamu nanti," balas Adifa tersenyum kecil.

Zayn hanya tersenyum kecil dan meletakkan tubuh Adifa ke atas kasur mereka dengan hati-hati. Ia memberikan ciuman lembut di dahi sang istri dan menatapnya penuh cinta. Sebelum beralih turun dan menciumi daerah leher dan rahang Adifa, sembari tangannya bergerak membuka pakaian atas sang istri.

"Sshh Ayang," desah Adifa saat payudaranya sudah ditangkup dan diremas oleh sang suami.

"Suka nggak?" tanya Zayn sambil menjilat leher Adifa.

"Suka, terusin Yang," pinta Adifa parau.

Gerakan Zayn semakin turun hingga berakhir di kedua buah dada istrinya. Pemuda itu langsung mengecup dan memasukkan puncak dada Adifa ke dalam mulutnya, mengulum serta menghisapnya lembut.

"Ahh," desah Adifa menyisir rambut Zayn dengan jari tangannya sendiri. Hisapan suaminya di dadanya membuat dirinya melayang.

Hisapan Zayn masih terus berlanjut seiring dengan tangannya yang lincah membuka pakaian bawah Adifa. Ia buka kedua kaki Adifa dan memposisikan dirinya di tengah-tengah. Menggesekkan miliknya yang sudah menegang itu ke permukaan pintu Adifa yang sudah basah.

"Ahh, Sayangh," desah Adifa merasakan gesekan lembut di bawah sana.

"Aku masukin ya," ucap Zayn lembut sambil membuka pintu masuk Adifa dengan jarinya dan mendorong dirinya masuk pelan-pelan.

"Uhh," Adifa menahan napasnya saat kejantanan suaminya memasuki tubuhnya. Ia tidak pernah bisa menyiapkan dirinya untuk benda besar itu setiap kali masuk ke dalam dirinya.

"Sshtt, Sayang kamu gigit banget," desis Zayn melepaskan sedikit kulumannya di puncak dada Adifa.

Mereka diam sejenak untuk menikmati penyatuan keduanya yang baru saja terjadi. Membiasakan masing-masing untuk mulai bergerak menjemput kenikmatan.

"Gerak Zayn," pinta Adifa setelah merasa dirinya siap menerima hentakan-hentakan kuat yang ia idamkan.

[Sebagian part telah dihapus untuk kepentingan penerbitan. Silakan baca eBook yang tersedia di Google Play untuk membaca keseluruhan cerita. Link eBook tersedia di bio profil author]

Baby Project (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang