29 Jengukin Dedek Bayi (21+)

23.5K 326 28
                                    

Hey Guys...!!! Welcome back to my story...!!!

Siapa yang udah kangen sama Zayn dan Adifa???

Hari ini author balik lagi membawa kelanjutan kisah mereka yang udah kalian tunggu-tunggu nih.

Siap-siap karena chapter ini akan mengandung 🔥

Jangan lupa VOTE dan komen dulu. Pilih posisi nyaman biar bacanya makin asyik. Hope you guys enjoy it, let's check this out.

Enjoy and happy reading...

*
*
*

Zayn mendekap tubuh istrinya lembut. Kedua matanya memejam merasakan bagaimana suhu tubuhnya mulai naik karena gairah. Kedua tangannya masih menempel dengan tubuh Adifa dimana tangan kirinya digunakan untuk mengusap pelan perut hamil istrinya.

Adifa juga tak kalah bergairah. Selama seminggu tak disentuh oleh sang suami membuat kini setiap inchi kulitnya merasa begitu sensitif. Sedikit saja sentuhan dari Zayn sudah membuat basah bagian bawah tubuhnya. Mungkin karena melihat sendiri bagaimana Zayn bekerja siang malam tanpa kenal lelah untuknya.

Adifa menggeliat di atas kasur dari kapuk yang dibeli oleh Zayn. Ya setelah cukup mendapat keuntungan, Zayn membeli kain dan kapuk untuk kemudian dijahitkan oleh pengrajin dan jadilah kasur yang layak untuk ditiduri. Semua pengetahuan ini perlahan memperluas jaringan bisnis Zayn. Juga memperbarui peradaban di kampung yang mereka tinggali saat ini.

"Zayn," bisik Adifa saat tangan Zayn terus mengusap perutnya tanpa berkeinginan untuk berpindah dari sana. Tangan Adif mulai menangkup tangan Zayn dan membawanya semakin turun menuju pusat tubuhnya.

"Kenapa? Udah nggak sabar?" tanya Zayn serak.

"Kangen banget," jawab Adifa lirih menekan tangan Zayn ke permukaan intinya yang telah basah.

"Udah basah banget Sayang," ucap Zayn tersenyum merasakan lengketnya permukaan inti Adifa.

Adifa tidak mengatakan apa-apa dan hanya menggerakkan tangan Zayn untuk bermain di sana. Ia mendongak dan menatap Zayn, tepatnya ke arah bibir sang suami yang begitu seksi di matanya.

Zayn yang paham pun segera mendekatkan kepalanya dan mencium istrinya. Ia memberikan lumatan lembut yang dalam disertai dengan besarnya gairah yang masih coba ditahannya sampai sekarang. Tangannya yang berada di bawah tubuh Adifa juga mulai bergerak sendiri menjelajahi lembah hangat nan basah sang istri.

"Mmmh," terdengar erangan Adifa yang teredam akibat ciumannya dengan Zayn.

Sementara sang suami masih terus menjelajahi pusat tubuh sang istri dengan lembut. Meskipun organ itu sudah sangat basah, tapi ia tidak ingin terburu-buru dan lebih memilih memanjakan sang istri yang sudah sangat terangsang.

Adifa memeluk leher Zayn dan menyampingkan tubuhnya agar menghadap sang suami. Ia segera membalas ciuman suaminya dengan bersemangat. Wanita hamil itu meneroboskan lidahnya dan mengajak duel lidah sang suami. Hal ini membuat Zayn yang sedang berusaha menekan gairahnya justru kalah dan mulai kehilangan kendali.

"Masukin sekarang aja Zayn," pinta Adifa saat ciuman mereka terlepas masih dengan napas tersengal-sengal.

Zayn mengerti. Ia dapat melihat bagaimana wajah Adifa yang sudah banjir keringat. Istrinya sudah sangat siap untuk ia setubuhi. Ia segera mencium dahi sang istri untuk memberikan sedikit ketenangan agar istrinya mau sedikit bersabar, karena bagaimanapun perempuan itu sedang hamil.

"Buat aku keras dulu Yang," pinta Zayn kali ini gentian mengambil tangan Adifa dan membawanya ke pangkal pahanya.

Adifa yang mengerti langsung masuk ke balik celana longgar yang dipakai Zayn dan menggenggam benda panjang dibaliknya. Dapat ia rasakan benda itu sudah mengeras dan memenuhi celana sang suami. Akhirnya ia keluarkan sang benda dari sarangnya dan memberi remasan di luar agar semakin memudahkannya.

"Ini udah keras kok," ucap Adifa parau.

"Belum cukup keras buat masukin kamu," bantah Zayn sambil beralih menciumi rahang dan leher Adifa.

"Ahh tapi ini udah gede gini," ujar Adifa setengah mendesah saat dirasakannya tangan Zayn kembali bergerak di pusat tubuhnya.

"Belum cukup keras buat masukin kamu Sayang," balas Zayn menggigit dan menghisap kecil leher Adifa.

"Ahh," desah Adifa lirih merasakan hisapan Zayn. Ia reflek mengocok benda yang sedang dipegangnya.

"Mmh," Zayn pun ikut mengerang karena kocokan tiba-tiba istrinya.

Mereka masih saling merangsang satu sama lain agar lebih siap untuk melakukan penyatuan. Kali ini Zayn melakukannya dengan lembut untuk menyalurkan cinta tulus yang ia miliki untuk anak dan istrinya.

"Zaynhh," lirih Adifa saat dirasakannya miliknya sudah berdenyut.

Sang suami rupanya memahami apa yang dirasakan istrinya. Dengan lembut Zayn mengangkat sebelah kaki Adifa ke atas dan menekuk tungkainya agar menumpu di atas pinggulnya. Ia segera memposisikan diri di depan pusat tubuh sang istri yang sudah basah sedari tadi.

"Udah nggak tahan hm?" tanya Zayn lembut menggesekkan kelamin mereka.

"Ahh, cepet Pa, udah gak kuat," rengek Adifa yang merasa terus dipermainkan.

Mendengar sang istri memanggilnya dengan sapaan Papa membuat gairah Zayn serasa tercambuk kuat. Dimasukkannya miliknya ke dalam tubuh Adifa sambil menekan pantat sang istri agar penyatuan mereka sempurna.

"Sshh Papa masuk Sayang," ucap Zayn sedikit meringis merasakan betapa sempitnya lubang licin yang ia masuki. Belum lagi dengan denyutan kuat yang seakan meremas tubuhnya.

[Sebagian part telah dihapus untuk kepentingan penerbitan. Silakan baca eBook yang tersedia di Google Play untuk membaca keseluruhan cerita. Link eBook tersedia di bio profil author]

Baby Project (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang