empat

140 35 1
                                    

Cirebon, Agustus 2014

Puji tersenyum senang melihat hasil tangkapan kameranya, siapa sangka dia akan mendapatkan foto bagus yang akan mendukung berita besarnya. Jemari Puji begitu gatal ingin mengetik berita dan segera mengirimkannya ke salah satu stasiun televisi yang selama ini menjadi mitranya.

Ahh dia sungguh tidak sabar, bahkan dia sudah berimajinasi membayangkan bagaimana masyarakat akan heboh karena berita miliknya.

Puji segera meninggalkan hotel, bahaya kalau tim manajemen Mahaka melihatnya. Bisa-bisa kameranya ini direbut dan foto-foto itu dihapus, gagal nanti berita besarnya beredar.

--

"Kebohongan Aryan Terkuak! Aryan Bersama Perempuan 'The Pallas' di Cirebon"

Judul tersebut menjadi berita utama acara gosip di salah stasiun televisi pagi ini, pembawa acara dengan lantang mengucapkan Aryan telah berbohong. Bukan hanya kepada publik tapi juga kepada penggemar yang sangat menyayanginya.

"Aryan gitaris Mahaka yang tengah mengadakan road tour, dan sedang berada di Cirebon bersama timnya ternyata tidak sendirian. Setelah konser selesai ia tertangkap kamera kembali ke hotel bersama perempuan yang selama ini di duga sebagai ibu dari anaknya."

"Aryan terlihat masuk ke dalam lift yang sama dengan perempuan tersebut sekitar pukul 22.20 , setelah dicek mereka turun di lantai yang sama."

"Kenapa Aryan berbohong saat jumpa pers kemarin pagi? Siapakah perempuan itu sesugguhnya?"

Pembawa acara menyelesaikan beritanya dengan kalimat penuh tanya.

--

Ponsel berwarna hitam yang tergeletak di meja kecil di samping tempat tidur terus menerus menerima panggilan, namun sayangnya sang pemilik ponsel tidak mengetahuinya karena ponsel tersebut dalam keadaan silent.

"Ting nong...Ting nong..." Suara bel berbunyi.

Mata Aryan terbuka setelah bel berhenti berbunyi namun ia tidak langsung beranjak dari tempat tidur.

"Ting nong...Ting nong..." Suara bel kembali berbunyi.

Aryan memijit keningnya, ia berharap siapapun yang mencoba masuk ke dalam kamarnya segera pergi.

"Ting nong...Ting nong...Ting nong...Ting nong..." Jelas kalau orang yang ada di depan pintu kamar Aryan sudah habis kesabarannya.

Dengan malas Aryan bangun dari tidur, ia turun dari tempat tidur melangkah perlahan menuju pintu kamar. Aryan mendekatkan matanya ke lubang kecil yang ada di pintu, dilihatnya Pak Bowo sedang berdiri dengan wajah gusar.

"Ceklek!" Pintu kamar terbuka.

Pak Bowo bergegas masuk ke dalam kamar, ia melihat ke sekeliling kamar seolah sedang mencari sesuatu, ia juga masuk ke dalam kamar mandi lalu keluar lagi.

"Kamu jujur deh sama saya." Pak Bowo menatap Aryan dengan serius, sembari menghempaskan pantatnya ke sofa abu-abu yang ada di ujung  kamar persis di sebelah jendela.

Aryan yang sedang menenggak air minum dari botol hanya diam. Ia tidak paham maksud pembicaraan ini.

"Kamu ada hubungan apa sama perempuan itu?" Pertanyaan Pak Bowo membuat Aryan tersedak air minum.

"Uhuk..uhuk..."

"Perempuan apa?" Tanya balik Aryan.

"Ini.. lihat ini!" Pak Bowo menyerahkan tab yang ada ditangannya kepada Aryan.

Aryan terkejut saat melihat artikel tentang dirinya.

"Aduh apalagi sih ini, gak bener ini! Kita nggak masuk bareng ke lift, lagian juga...Aaarggh!!" Aryan melempar tab tersebut ke atas tempat tidur.

KETIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang